-01-

3.1K 157 4
                                    

Jangan lupa follow Kaka
Selamat membaca 🥰
Sorry banyak typo

Haizan chakrawala nama yang diberikan sang bunda untuknya,bagus begitupun dengan artinya,hidup nya yang tak bisa dikatakan baik baik saja menjadi awal cerita kisah ini,besar dengan keluarga papanya yang sama sekali tidak menganggap kehadirannya,dibenci lantas di acuhkan,nyatanya kehidupannya tidak bisa disandingkan dengan kedua kakanya yang terlihat begitu sempurna,dipaksa untuk bisa memenuhi ekspektasi sang papa lantas menuruti setiap perintah mamanya,haizan lemah jika harus berbicara tentang keluarga,,

Rindu
Haizan rindu bunda Nindy,meski dulu hidupnya penuh dengan kekerasan nyatanya peduli dan kasih sayang Nindy masih melekat pada ingatan haizan,bundanya pergi entah kemana meninggalkannya yang kini memilih untuk hidup dengan aturan juga tekanan,jika saja dulu sang bunda juga papa tidak melakukan kesalahan itu,mungkin kata sesal dalam melahirkan nya tidak akan keluar dari mulut sang bunda,

Anak haram?
Anak anak itu mengatakan jika haizan anak haram,tidak bodoh tapi juga tidak pintar,haizan bukan anak kecil yang jika seseorang mengolok juga menghina nya seperti itu maka dirinya akan diam saja,marah,,tentu saja tapi haizan tak mampu untuk melawan,mulut mulut itu dengan senang hati mencibirnya seolah hal wajib yang akan mereka lontarkan adalah hinaan untuk haizan,mereka tak peduli dengan mental seseorang yang mereka katai,ah~haizan lupa kepedulian mereka bukan lagi hal yang haizan harapkan,

Bugh

Ugh

Meringis menahan sakit pada perutnya,haizan menatap beberapa orang dihadapannya yang kini terlihat bahagia karna berhasil memukulnya, sepulang sekolah tadi haizan memang pulang lebih akhir karna harus mengerjakan piket kelasnya,siapa sangka tepat saat dirinya keluar kelas dua orang yang haizan yakini adalah teman dari jigar menyeretnya ke toilet dan kembali dirinya mendapat perlakuan yang sudah menjadi rutinitas jigar juga ke 3 temannya yang lain,

Pembulyan
Bisa dikatakan seperti itu,sebab perlakuan mereka tidak bisa dikatakan wajar,menghina,mencaci,,lantas memukul,haizan seperti benda mati yang jika disakiti akan tetap diam,tak pernah sekalipun dirinya memberontak apalagi melawan,haizan cukup takut jika harus melakukan itu,mereka jahat juga kejam,,haizan tidak menyukainya,

"Ji,,gar udah,,ini sakit"

Rintihan itu keluar sesaat setelah jigar berhasil menendang keras dadanya bahkan sampai baju bagian dadanya tercetak jelas alas sepatu jigar,sakit sungguh haizan tidak bohong,jigar selalu berhasil membuat luka yang kemarin dibuatnya kembali terasa menyakitkan,

"Sakit?yang mana yang sakit?

Pertanyaan bodoh apa itu?melihat jigar yang berjongkok dihadapannya,haizan sedikit memundurkan tubuhnya,menunduk takut dengan tangan yang masih mengelus pelan dadanya yang sialnya berdetak 2 kali lebih cepat,bahkan kini nafasnya pun terasa berat,

"Buat kali ini sampe sini dulu,gue udah puas"

Dugh

Ugh

Meredam pening dikepalanya haizan menutup rapat matanya,jigar dengan mudah nya membenturkan kepalanya pada tembok,membuat sakit merambat kuat menyisakan ringisan tak tertahan,

"Yah kan mimisan lagi"

Haizan mengeluh saat darah segar berhasil mengotori seragam putihnya,dengan cepat dirinya mendongak guna menahan darah yang semakin banyak keluar,,matanya menatap lurus pada langit langit toilet,fikirannya jauh menerawang pada hal apa yang nanti akan terjadi setelahnya,melihat jam menunjukan pukul 16.47 haizan dengan cepat merapikan pakaiannya, setelah dirasa darah itu tak lagi keluar dengan segera dirinya membersihkan diri lantas segera pergi meninggalkan sekolah yang kini sudah sangat sepi,menaiki sepedanya lantas dengan segera mengayuhnya dengan cepat,haizan harus segera sampai dirumah sebelum sang papa pulang,


Tok tok tok

Ketukan pintu haizan lakukan sebelum akhirnya dirinya masuk kedalam rumah besar itu,rumah yang dulu menjadi awal mula kehidupannya yang sekarang dimulai,rumah yang dulu terakhir bundanya memilih pergi meninggalkan nya dengan sejuta rasa penasaran,rumah yang kini lebih terasa seperti tempat yang sangat amat ingin haizan hindari,

"Aku pulang"

Ucapnya sesaat setelah matanya bersitatap dengan Kaka keduanya Marsel yang kini duduk disofa ruang tengah,berjalan perlahan sembari terus menunduk tanpa peduli dengan tatapan tajam milik kakanya,

"Kenapa pulang sore?

Merasa pertanyaan itu untuknya,haizan segera berhenti lantas menatap sang Kaka yang kini lebih memilih menyibukkan diri dengan laptop dihadapannya

"Tadi ada piket kelas"

"Yaudah sana bersih bersih,,habis itu angkat jemuran dibelakang!bunda pulang malem"

"Iya kak"

Balasnya lantas kembali berjalan menuju kamarnya yang terletak dipojok dekat dapur,ah~sebenarnya itu terlihat seperti kamar tak terpakai,hanya saja mamanya meminta haizan untuk menempati kendati kamar kosong dilantai atas yang lebih layak,

Hups

Menghela nafas lelah,haizan mulai membersihkan diri,sebab tak ingin berlama lama mengerjakan tugas rumahnya,dirinya cukup sadar diri akan keberadaan nya dirumah ini,untuk itu haizan dengan segera pergi kebelakang untuk kemudian mengangkat jemuran yang sudah kering,lalu setelahnya dia mulai menyibukkan diri didapur menyiapkan makanmalam untuk keluarga nya?

"Akhirnya selesai juga"

Menatap beberapa lauk yang tertata rapi diatas meja,haizan tersenyum bangga akan dirinya sendiri,tak sia sia sang bunda dulu memintanya untuk belajar memasak,lihatlah sekarang buktinya selama dirinya tinggal dirumah ini,yang memasak untuk keluarganya tentu dirinya sendiri,

"Oke sekarang tinggal nunggu papa sama mama pulang,Abang Dev pulang gak ya hari ini?

Pertanyaan bodoh itu mengalir terbawa udara,seolah dirinya berbicara dengan seseorang,

"Lo liat jas gue yang lusa Lo cuci?

Mendengar pertanyaan itu,haizan segera berlari menuju kamarnya guna melihat apakah dirinya sudah menyetrikanya atau belum jas milik kakanya itu

"Yah,,aku lupa belum disetrika "

Gumamnya lantas berbalik melihat sang Kaka yang kini berdiri diambang pintu kamarnya

"Kak,,aku lupa belum disetrika,biar aku setrika dulu gak papa kan?

"Goblok!!Lo kayaknya gak bisa ya sehari gak bikin masalah?

"Hah?

"Siniin!!gue udah buru buru gak sempet kalo harus nungguin Lo nyetrika dulu!!

"Maaf,aku lupa"

"Kapan sih Lo gak lupa!coba deh periksa tuh pala Lo,,lupa Mulu kerjaannya!

Hening setelahnya,haizan menghela nafas lelah lantas mendudukkan dirinya diatas kasur lusuh yang kini dia tempati,menatap keseliling kamar kecilnya lantas kembali menatap kerah pintu yang masih terbuka,

"Kak Marsel kalo marah serem"

Gumaman itu terdengar seperti lirihan,haizan memilih menutup matanya perlahan,ngantuk menguasainya,sebentar saja biarkan haizan beristirahat sebelum nanti dia kembali bertempur dengan dunianya,,






Hi hi hi

Sampe disini dulu ya,,

Gimana sejauh ini,,dapat difahami?

Terimakasih

Dan jangan lupa voment ya:)

Bye bye👋

aku?ada?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang