_21_

1.5K 165 11
                                    

Jangan lupa follow Kaka
Selamat membaca 🥰
Sorry banyak typo,,




Marsel menatap tajam lawan disamping nya,sudah kali ketiga mereka bertemu hanya untuk melakukan balap liar yang menjadi hoby Marsel selama 2 tahun belakangan ini,dan kali ini sesuatu yang dijadikan Marsel berhasil membuat lawannya tersenyum remeh,bagaimana bisa seorang Kaka menumbalkan adiknya untuk dijadikan kacung?dalam perjanjian,selama 1 bulan penuh adiknya akan menjadi kacungnya, sementara sang lawan menjadikan motor sebagai taruhannya,

"Lo yakin sama keputusan Lo?

Pertanyaan dari Yuka yang saat ini menjadi lawannya berhasil membuat Marsel menoleh remeh lantas terkekeh lucu

"Lo fikir gue bercanda?

"Lo gak lupa kan,gimana gue memperlakukan kacung gue dulu?

"Sampe bunuh diri kan?kalo bisa yang sekarang juga Lo buat dia stres sampe ngakhirin hidupnya"

"Gue denger dia adek Lo?

"Gue gak punya adek,dan akan pernah mau punya adek"

"Anak haram?

"Menurut Lo?

"Hahaha oke gue faham,gue kalah tanpa bertanding,besok bawa adek Lo ke markas gue"

Kunci motor Yuka lempar yng dengan cepat Marsel tangkap,matanya memicing menatap Yuka yang juga menatapnya,

"Gue lagi butuh kacung,serahin adek Lo besok,motor gue Lo bawa!

Marsel meremas erat kunci ditangannya matanya masih fokus menatap Yuka yang kini berjalan meninggalkan nya,ada sedikit rasa takut saat kini menguasai hatinya, beberapa pertanyaan hadir mengusik fikirannya,dia tau itu salah,tapi yang dilakukannya pun dia rasa benar sebab haizan menjadi salah satu alasannya seperti sekarang,


"Gimana enak gak?

Pertanyaan dari devano berhasil menyita perhatian haizan yang tengah asik menyantap donat dihadapannya,tadi sebelum sampai di apartemen devano sengaja mampir ditoko donat Langganan nya, sejujurnya dirinya pun bingung dengan cara apa membujuk dan mengembalikan mood haizan yang berantakan setidaknya dengan cara ini mungkin devano bisa sedikit membuat haizan merespon nya dengan baik,

"Enak"

"Enak aja nih?

"Emang harus ada kata lain?

"Makasih nya mana?

"Oh,,makasih Abang"

"Peluk gak?

"Enggak dulu,nanti aku nangis"

"Gak papa dong,Abang mau liat adek Abang nangis"

"Gak mau,aku jelek kalo nangis"

"Bagus dong kalo gitu,nanti tinggal Abang foto terus dibuat stiker"

"Abang gak lucu tau"

"Yakan yang lucu kamu"

"Iss,,bang Devan nyebelin"

"Ngerengek kayak cewek"

"Tau ah"

Devano tersenyum sembari terus menatap haizan yang menunduk masih dengan kegiatan memakan donat sementara mulut penuh dengan bibir mengerucut itu masih sibuk mengoceh tak jelas,membuat devano gemas sendiri melihatnya,tangannya terulur guna mengelus lembut kepala sang adik,tangannya dia bawa untuk kemudian dia pegang kedua pundak haizan,tatapan mereka bertemu senyum pada bibir devano masih terlihat membuat haizan mengernyit bingung,

"Kalo mau nangis,dan adek bingung harus kemana,tolong cari Abang ya,jangan takut buat bilang capek dan ngeluh secapek apa adek selama ini,abang disini dan akan selalu disini,gimana kedepannya kita gak tau,untuk itu manfaatkan waktu yang ada ya"

"Abang"

"Iya dek,kenapa?

"Abang makan donat aku ya,kok giginya ada coklat coklatnya!

"Heh!lagi melow begini bisa bisanya ngatain Abang makan donat"

"Iya Abang makan donat aku,gak boleh Abang itu punya aku"

"Siapa yang beliin Abang tanya?

"Abang"

"Pake uang siapa?

"Abang"

"Berarti ini punya siapa?

"AKU!!abang udah kasih ini sama aku jadi ini punya aku,kenapa Abang makan aku tanya?

"Kan Abang mau,lagian itu masih ada 3 loh dek"

"Makanya ngomong kalo mau"

"Eh buset galak amat"

Devano meringis sembari menatap haizan yang melenggang pergi menuju kamarnya dengan box donat ditangan nya,benar devano sengaja menyediakan kamar khusus haizan yang berada disamping kamarnya,tak ada hal pasti tapi devano yakin seiiring berjalannya waktu haizan akan devano bawa untuk menetap tinggal disini bersama nya,

Sementara disisi lain,haizan sendiri hanya mampu duduk dibalik pintu kamarnya,box donat itu disimpan disamping tubuhnya tangannya dia lipat diatas lutut disusul kepalanya,tangisnya mulai mengalun seiring dengan potongan potongan percakapan tadi,demi apapun haizan sejujurnya terharu dan bahagia mendengar bagaimana devano mengatakan hal itu jelas didepan matanya,wajah sayu itu dia angkat bulir bulir air mata masih mengalir tanpa Isak tangis terdengar, tangannya dia bawa untuk meraih ponselnya di kantung celana,membuka aplikasi yang setiap hari dia gunakan untuk bertukar pesan,bibirnya mulai terukir senyum saat melihat beberapa percakapan sahabatnya digruf yang sudah lama dibuat oleh jeno,

"Mereka lucu"

"Aku sayang mereka"

Ucapan dengan tarikan nafas itu haizan lakukan lantas kembali menaruh ponselnya diatas nakas,tubuhnya dia bawa menuju kasur yang jauh lebih empuk dari pada kasur nya di kost, merebahkan dirinya lantas mulai memejamkan matanya menyambut mimpi yang semoga saja berpihak padanya,













Hi hi hi:)

Maaf ya lama up nya✌️gak boong akhir akhir ini lagi sibuk banget sama kerjaan jadi mohon dimaklumi ya sayang sayangnya haizan:)

Sampe sini dulu,

Nanti ketemu lagi ya,,

Jangan lupa voment nya Kaka🥰

Bye 👋

aku?ada?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang