-06-

1.3K 99 2
                                    

Jangan lupa follow Kaka
Selamat membaca 🥰
Sorry banyak typo...

Hari ini cukup cerah,bahkan sepertinya terlewat cerah sebab ditengah siang bolong ini sinar matahari terasa menusuk dan membuat seseorang yang berada dibawahnya memilih untuk berdiam diri di rumah,berteduh dari panasnya matahari,lain orang lain maka lain pula haizan,kali ini setelah dirinya pulang dari sekolah haizan memilih untuk mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan nya,haizan tak ingin bergantung pada ayahnya,apalagi setelah kejadian sebelum dirinya keluar dari rumah itu,,cukup faham dan tak ingin lagi berurusan dengan keluarga ayahnya itu,haizan sadar diri akan dirinya yang tak dianggap juga tak diharapkan,menghela nafas lelah lantas dirinya memilih untuk duduk dibangku depan Indomaret,matanya menatap sekelilingnya lelah,sudah beberapa tempat haizan datangi,dan semuanya menolak sebab haizan juga masih dibawah umur dan jelas masih sekolah,

Matanya memanas seketika,entah kenapa,tapi sepertinya mood haizan tengah tak baik,air mata itu terjun begitu saja setelah dirinya mengingat begitu sulit hari nya saat ini,setelah tadi disekolah berurusan dengan jigar lalu sekarang dirinya harus rela panas panasan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,haizan lelah sungguh,

"Bunda,,haizan capek"

Keluhnya,lantas menelungkup kan kepalanya dibalik lipatan tangannya,setelah beberapa saat,haizan kembali mengangkat kepala sembari mengusap air matanya lantas kembali beranjak,dirinya tak boleh menyerah,jika tidak mendapatkan pekerjaan maka dirinya juga tidak akan bisa hidup,dia perlu makan,dia juga perlu tempat tinggal,untuk itu haizan sebisa mungkin mendapatkan pekerjaan nya,Disela langkahnya yang cepat tanpa peduli pula dengan pijakan haizan lalai hingga membuatnya terjatuh dengan posisi lutut yang menahan beban tubuhnya,menatap pada batu yang membuatnya terjatuh mata haizan kembali memanas,lantas dia raih batu itu hanya untuk ia buang,sedikit kesal juga rasa ingin menyumpah serapahi benda mati itu,

"Berdiri!

Suara seseorang juga uluran tangannya berhasil membuat haizan menatapnya,dengan cepat haizan mengusap air matanya lalu berdiri tanpa menerima uluran tangan itu,enggan menatapnya kembali haizan memilih membuang muka lantas berbalik,berniat meninggalkan orang yang berniat menolong nya,

"Haizan"

Tanpa peduli haizan tetap berjalan meski tertatih sebab kini luka pada lututnya semakin terasa perih karna bergesekan dengan kain celananya,

"Haizan berhenti!!

Berhasil,langkahnya terhenti,tubuhnya lantas berbalik menatap sang Abang yang kini juga menatapnya,menatap sekelilingnya haizan baru tersadar saat ini dirinya berada dekat dengan rumah sakit tempat sang Abang bekerja,

"Mau apa?Abang?

Tak ada jawaban sebab kini orang yang haizan panggil abang itu hanya diam sembari memperhatikannya

"Maaf,aku harus pergi,

"Lutut Lo luka,gak mau diobatin?

"Hah?oh ini bisa aku obatin nanti di kos,permisi"

"Ikut gue!!

"Engga!aku mau pulang"

"Gue bilang ikut gue haizan,gue obatin dulu luka Lo,nanti infeksi kalo kelamaan"

Kesal dengan haizan yang tak beranjak,maka devano dengan kasar meraih tangan adiknya untuk dia bawa masuk kedalam rumah sakit,lebih tepatnya kedalam ruangannya,

"Duduk disana!

Menunjuk sofa yang berada di pojok ruangan nya,lantas dirinya segera meraih kotak obat yang pasti selalu tersedia disana, sementara haizan sendiri memilih untuk menurut,kepala anak itu masih setia menunduk enggan untuk menatap sang Abang yang kini tengah mengobati lututnya,celana sobek haizan sedikit kesal sebab dirinya hanya memiliki satu seragam sekolah saja,lantas bagaimana jika sobek seperti ini,

aku?ada?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang