Jangan lupa follow Kaka
Selamat membaca 🥰
Sorry banyak typo,,,Jika harus memilih hidup atau tidak, sepertinya jawaban haizan tetap sama,dan jika saja dia tau hidupnya akan seberantakan ini akan jauh lebih baik jika harus memilih untuk tidak dilahirkan sama sekali,matanya sembab, langkahnya dia bawa keluar dari kantor guru,keputusan yang tidak bisa dibantah,dan haizan hanya bisa mengiakan keputusan itu,matanya menanas seiiring dengan langkahnya yang menjauh,sesekali dirinya melihat kearah kelas yang kini terlihat ramai murid murid belajar,salah satu dari mereka juga adalah sahabatnya,tangan nya gemetar hebat,haizan memilih untuk menjauh dari sana membiarkan tas nya dibawa sahabatnya saja nanti,mungkin.tadi sebelum gurunya memanggil tepat saat jam pertama masuk,haizan sedikitnya merasa lega sebab baru saja dirinya ingin melunaskan SPP yang kemarin sempat tertunda,tapi bahkan sekarang uang itu masih setia berada dikantung celananya,
"YaAllah sakit"
Keluhnya dengan tangan yang setia meremat dadanya saat sesak menghampiri,tangisnya belum juga reda,air mata itu terus berlomba keluar menambah kesan menyakitkan yang nyatanya menimpanya,
"Woy!!
Langkanya terhenti tepat saat seseorang dibelakang menepuk pundaknya,dengan cepat dirinya menghapus jejak air mata lantas beralih menghadap orang dibelakang nya,
Salah
Harusnya itu bukan pilihan haizan,akan jauh lebih baik dirinya tidak berbalik,dan pergi meninggalkan orang itu,benar itu jigar dengan ketiga temannya,sudah lama haizan tidak berhadapan dengan mereka,dan untuk kali ini haizan juga belum siap jika harus kembali berhadapan
"Anjir,kenapa Lo?nangis?cupu amat"
Jigar berucap disusul tawa menggelegar,membuat dadanya kembali sesak
"Ikut gue!gue lagi butuh hiburan,cukup kan seminggunya hilang dari gue"
"Ji,,gar,,jangan ,,se,,karang boleh? aku
"Tarik dia!
Mutlak,ucapan serta tarikan dari kedua teman jigar menjadi akhir dari percakapan haizan, tubuhnya ditarik paksa menuju gudang tempat dimana jigar biasa menghajar haizan,untuk kali ini haizan akan pasrah jika tubuhnya harus dihiasi luka baru,jika harus melawan sepertinya haizan tidak akan sanggup,
Brak
Gebrakan pada pintu gudang yang ditutup rapat membuat haizan menghela nafas pasrah, tubuh nya didorong kencang hingga menabrak meja juga bangku yang rusak yang memang sudah tak terpakai,
"Bangun!
Jigar berucap dengan haizan yang mulai bangkit,menyisakan ringisan kecil saat punggungnya terasa begitu sakit,
"Berdiri disana!
Lagi suara jigar membuat haizan mengangguk dan mulai berdiri diatas bangku yang terlihat sudah rusak,perlahan dengan hati hati haizan menaiki bangku itu,lantas dengan hati hati pula dirinya menyeimbangkan tubuhnya agar tidak ikut jatuh dengan bangku yang sepertinya akan roboh
"Apa kabar?
Untuk pertama kalinya jigar bertanya seperti itu dengan tatapan yang berbeda,hampir saja haizan larut dalam tatapnya jika saja Endro tidak memukul kepalanya dengan buku yang entah dapat dari mana,tubuhnya gemetar saat dimana bangku yang ia pijaki ikut bergerak,matanya beralih pada Hasan juga Rian yang malah asyik menyusun bangku bangku yang lusuh itu di hadapannya
"Loncat!
Jigar tersenyum saat melihat haizan kebingungan dengan perintahnya
"Gue bilang loncat anj!!dari bangku ini ke bangku ini begitu seterusnya faham!
KAMU SEDANG MEMBACA
aku?ada?
Short Storyyang ada saja belum tentu dianggap,, apalagi aku yang hanya orang baru?