_18_

1.4K 143 7
                                    

Jangan lupa follow Kaka
Selamat membaca 🥰
Sorry banyak typo,,



Siang menjelang sore haizan masih berdiam diri menunggu devano selesai dengan kerjaannya,setelah selesai dengan persoalan biaya inap haizan yang dibayar lunas devano,kini remaja itu masih setia duduk disofa yang berada di ruangan sang Abang?mungkin hehe:)matanya fokus menatap punggung tangannya yang tadi sempat diobati devano,salah nya sendiri yang dengan leluasa melepas jarum infus itu dan menyebabkan tangannya terluka,

Kruuukk

Menatap sekelilingnya haizan dibuat senyum sendiri sebab bunyi dari perutnya yang minta diisi berhasil membuatnya malu,syukurnya dia ditinggal sendiri didalam ruangan ini jadi malu yang dia maksud tetap untuk dirinya sendiri,
Mata sayu itu mulai merasakan lelahnya,kantuk mulai menguasainya,tapi haizan tak ingin sampai tertidur disana,sudah lebih dari 2 jam dirinya menunggu,lelah sejujurnya,bahkan luka yang tadi dirasa baik baik saja kini malah terasa sakit,menatap betisnya yang sudah diperban lantas meraba kepalanya yang juga sudah diobati,haizan mulai berfikir untuk kedepannya dirinya harus berusaha untuk tidak terluka,lagi pula penyebab luka itu sendiri pun sekarang sudah tidak perlu ditakutkan lagi,dirinya sudah dikeluarkan dari sekolah,dan pasti dirinya pun keluar dari bahayanya jigar juga teman temannya,jika mengingat perlakuan jigar dan temannya kemarin haizan berani bersumpah hal paling menakutkan itu benar adanya,lihatlah Bahakan tangannya kini mulai bergetar dan nafasnya mulai tak beraturan,potongan potongan kejadian kemarin benar benar membekas dalam ingatannya,mata yang tak fokus itu mulai mengalirkan lelahnya,

"Pu,,pulang,hah,,hah,"

Dengan nafas yang tak beraturan haizan mulai bangkit,menatap pintu yang tertutup yang sayangnya dirinya malah berfikir jika dirinya sengaja dikunci disana,

Bruk

Tubuh itu ambruk sebelum mencapai pintu matanya masih fokus menatap lulur pintu dihadapannya tangannya terangkat berharap bisa meraih gagang pintu itu,

"Bu,,ka,,Jan,ngan,,kuncii,hah,,hah,,"

Ceklek

Dan ya saat itu juga tangis nya pecah,haizan meraung meminta pertolongan pada orang yang baru saja membuka pintu,

"Hey,,ada apa?

Devano yang baru saja masuk dikagetkan dengan haizan yang tergeletak di Awah meraung meminta pertolongan,dengan segera dirinya bawa tubuh ringkih itu kedalam dekapannya, menenangkan dengan elesan lembut pada kepala juga punggungnya,

"Ta,,kut,,jangn,,kun,,ci,pintu"

"Engga,gak ada yang kunci pintu,Abang disini jangan takut ya"

Devano dapat merasakan anggukan kepala haizan dalam dekapan yang semakin dia eratkan,jujur dirinya sangat amat merindukan haizan,entah sudah berapa kali dirinya membututi adiknya hanya untuk mengetahui kabar juga bagaimana hidup sang adik setelah pergi dari rumah,miris,dan devano akui itu,dirinya tak bisa berbuat lebih karna nyatanya orang tuanya menentang setiap hal yang ingin dirinya lakukan,

"Sudah?

Melihat haizan yang beringsut melepas pelukannya,devano dengan segera meraih botol minum diatas mejanya untuk kemudian dia buka dan dia serahkan pada adiknya,haizan dengan perlahan mengambilnya lantas meminum nya,kepalanya masih menunduk malu jika harus menatap langsung pada devano,

"Sini berdiri,kita pindah ke sofa"

Uluran tangan devano dengan ragu haizan raih,bahkan haizan tak akan mengira jika sang Abang akan menggenggam tangannya membawanya untuk duduk kembali disofa,

"Adek mau makan apa?

Dan ya panggilan itu berhasil membuat haizan menatap lama sang Abang,jujur saja dirinya selalu berharap bisa dipanggil dengan sebutan "adek" oleh kedua abangnya juga papa dan mamanya

"Pulang,aku mau pulang"

"Iya,nanti pulang setelah makan,Abang pesenin HokBen

"Nasi Padang,aku mau nasi Padang"

"Nasi Padang?

"I,,iya,tadi Rendra sama jeno makan itu tapi gak ngasih aku"

Devano terkekeh mendengarnya dengan segera dirinya melepas jas dokter miliknya lantas mulai berganti pakaian,haizan yang melihat itu hanya terdiam sedikit berfikir apa yang akan dilakukan sang Abang

"Ayok!!

"Hah?kemana?

"Katanya mau nasi Padang,ayo kita beli sendiri,nanti Rendra sama jenovan gak usah dikasih"

"Tapi aku gak ada uang"

"Abang yang bayar"

"Dokter yang mau bayar?hutang yang sebelumnya saja belum dibayar,ditambah tadi juga,terus sekarang

"Panggil abang aja,dan untuk hutangnya,Abang tagih nanti setelah makan"

"Gak bisa,aku gak ada uang"

"Bukan uang yang bakal Abang tagih"

Aneh?

"Makanya ayo makan dulu,abis itu Abang kasih tau bayaran hutangnya pakai apa"

"Gak bakal sakit kan?

"Hah?

"Kalo bayaran nya pukulan aku gak mau,

"Siapa bilang bayarnya pakai pukulan?

"Sakit,dipukul itu sakit Abang,aku takut"

Devano menatap lamat sang adik,ada yang disembunyikan haizan dari dirinya,dan devano yakin jika hal itu yang membuat haizan berakhir dengan trauma,

"Abang gak bakal pukul adek,udah ya,yuk makan dulu"

Melihat haizan yang masih berdiam diri membuat devano berfikir kembali guna mayakinkan sang adik

"Okay,bayarannya makan dan temenin Abang kemanapun Abang mau"

Haizan mengangkat kepalanya guna menatap devano yang kini juga menatapnya dengan senyuman

"Deal"

Meraih tangan haizan lantas menggenggam nya,dia bawa sang adik untuk masuk kedalam mobil lantas mulai melajukanya,hingga tiba diwarung nasi Padang devano dengan semangat mengajak haizan keluar lantas mulai memasuki tempat makan tersebut

"Abang"

"Hm?

"Dibungkus saja,aku mau makan dirumah "

"Kenapa?disini lebih enak bisa nambah"

"Dibungkus lebih banyak"

Dan ya fakta itu berhasil membuat devano tertawa,lucu adiknya sangat amat lucu,

"So tau,udah makan disini aja ya,adek mau makan sama apa?

"Ikan,tapi dibungkus"

"Okay dibungkus,sama ikan 1 ayamnya 1 ya mas"

Dan ya itu menjadi akhir dari perbincangan mereka sebelum akhirnya mereka memilih makan dirumah,entah rumah mana yang dituju yang pasti haizan hanya mengikuti sang Abang,dirinya tidak bisa menolak sebab bayaran yang abangnya mau tak sebanding dengan pengeluaran yang dikeluarkan devano untuknya,









Ada yang kangen haizan?

Jangan lupa voment ya

Bye👋

aku?ada?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang