_30_

946 130 17
                                    

Jangan lupa follow Kaka
Selamat membaca 🥰
Sorry banyak typo,,,

Pagi haizan dibuat bingung dengan tubuhnya yang dirasa tidak baik,ini tanggal dimana dirinya harus membayar uang kost,tapi uang yang selama ini dikumpulkan nya belum cukup,berbicara tentang uang,haizan jadi ingat uang milik pak Yayu yang waktu itu sempat dia bawa pulang karna hujan,tenang saja uangnya sudah berada ditangan pak Yayu Minggu kemarin,dan haizan juga jujur akan apa yang dialaminya sore itu,syukurnya pak Yayu sama sekali tidak mempermasalahkan,bahkan haizan dibuat bingung dengan pak Yayu yang memberinya uang lebih saat itu,

Hari ini dirinya memilih untuk beristirahat setelah tadi sarapan dan meminum obat,izin pak Yayu pun sudah dia lakukan pagi tadi saat setelah dirinya selesai sholat subuh,tangannya meraih kotak yang berada dibawah meja belajar,membukanya lantas mulai menghitung nominal uang yang selama ini dia kumpulkan untuk membayar kost,sayangnya uangnya masih kurang 150 rb,haizan cukup sadar diri untuk meminta sang papa membiayai hidupnya,terlebih saat ini dirinya lah yang memilih kehidupan sekarang,

Hups

Langkah lemah nya dia bawa keluar kost,berjalan beberapa langkah guna menghampiri rumah sipemilik kost,memencet bel untuk kedua kalinya,haizan tersenyum canggung saat pak Bayu pemilik kost atau ayahnya Nina keluar dengan senyumnya,menyapa haizan dengan sedikit elusan pada rambutnya

"Ada perlu apa nak?

"Aku mau bayar kost pak,tapi untuk bulan ini boleh aku cicil gak ya?soalnya aku baru ada segini"

"Loh?emang belum dikasih tau toh sama abangnya?

"Hah?

"Itu loh,kemarin Abang mu mampir kesini buat lunasin uang kost kamu buat bulan ini sama bulan depan"

"Kok Abang gak ada ngomong ya sama aku?

"Lupa kali nak,ambil lagi gih uangnya,simpen lumayan buat tabungan"

Haizan mengangguk sebelum akhirnya kembali pamit menuju kost,menutup pintu tanpa menguncinya,memasuki kamar lantas kembali meletakan uang itu pada tempat semula,tanganya meraih ponsel miliknya dan mulai mengetikan pesan kepada sang Abang,lama menunggu balasan haizan memilih menidurkan tubuhnya yang dirasa lelah,entah kenapa akhir akhir ini haizan rasa tubuhnya mudah lelah,memejamkan matanya menyambut kantuk,berharap setelahnya tubuhnya bisa jauh lebih baik,

Salah

Belum sempat terlelap tapi tubuhnya sudah kembali dipaksa duduk saat seseorang dengan teganya menarik kasar lenganya,membuat kepalanya yang pusing bertambah pusing,haizan meringis menahan sakit dikepalanya,matanya yang buram mulai melihat sekitar,menatap siapa yang kini berdiri disamping tempat tidurnya haizan dengan segera berdiri tegak tanpa memikirkan pening pada kepalanya,

"Enak ya jadi kamu,tidur,males malesan,ngadelin orang lain buat ngasihanin kamu,emang dasar dari lahirnya aja udah sial,semenjak saya ketemu kamu kenapa hidup saya jadi sial gini!

"Bu,,bunda,kenapa?

Benar itu adalah Windy,ibu dari haizan,kedua tangan haizan saling bertaut,menyisakan luka yang dibuat sendiri dengan menekan kuat kuku pada tangannya,

"Saya heran sama kamu?kamu cuci otak saya biar dia benci sama saya iya?

Haizan menggeleng menatap sang bunda,tapi kepalanya kembali dia bawa menunduk saat menyadari tatapan marah sang bunda,ternyata masih sama,bundanya masih sama melihatnya dengan tatapan itu,tubuhnya bergetar dirasa memory beberapa tahun lalu mampir pada ingatannya,bagaimana sosok didepannya selalu berhasil membuat nya terluka,disetiap kata juga sikapnya

"Bunda,haizan minta maaf kalo hadirnya haizan

PLAKK

Haizan terkesiap saat tamparan begitu kuat mendarat pada pipi sebelah kanannya,wajah nya tertoleh dengan darah disudut bibirnya,

"Maaf,,

Dukg

Sakit sungguh

Meringis menahan sakit saat sang bunda dengan sengaja menendang tulang keringnya,membuat haizan mundur beberapa langkah,

"Saya benci kamu haizan!!kenapa kamu gak mati aja!!akhh sialan"

Bugh

Brakk

Berhasil,sang bunda berhasil membuat haizan terjatuh,setelah memukul  kepala haizan dengan ponselnya,sakit tentu saja,terlebih kepalanya yang memang tengah pening sedari tadi

"Aws,bun,,maaf,,"

"Maaf,,maaf,maaf,,MAAFF!!selalu seperti itu!!kapan kamu pergi dari hidup saya ANAK SIAL!!

Sang bunda meraung sembari terus memukul haizan,menendangnya Bahkan menginjaknya dengan heels yang dipakai nya,tangannya haizan setia melindungi kepalanya agar tidak terlalu banyak terkena pukulan,haizan benci saat melihat bundanya menangis karnanya,tangannya mengepal kuat dengan air mata yang mulai menetes deras,ikut meraung menangis membiarkan tubuhnya terluka karna ulah sang bunda,mulutnya setia merapalkan kata maaf,sampai sebuah suara dengan tarikan kasar pada sang bunda berhasil menghentikan aksi gila'nya,







Pagi ini Marsel berniat mengunjungi haizan,jujur dirinya dilanda rasa bersalah setelah mendengar obrolan Abang juga kedua orang tuanya,tidak Marsel tidak ingin egois dengan mementingkan ketakutan nya,dirinya akan mulai mencoba menerima haizan,motornya dia parkirkan didepan kost sang adik,menatap keliling yang terlihat sepi,langkahnya dia bawa masuk kedalam kost yang pintunya terbuka lebar,suara gaduh dengan raungan tangisan berhasil membuat Marsel dengan segera berlari memasuki kamar sang adik,melihat bagaimana seorang wanita yang sama sekali tidak dikenalnya tengah memukul dan menginjak tubuh ringkih haizan yang tergeletak dengan tangisan menyayat berhasil membuat amarah Marsel memuncak,dia Raih kasar tubuh wanita yang sepantaran dengan mamanya,persetan dengan sopan santun nyatanya Marsel dibuat gelap mata akan kelakuan wanita itu

"Siapa?anda siapa?saya bisa saja laporkan anda Sekarang juga,jika anda tidak segera pergi dari sini!

"Akhh sial,dasar anak gak tau diri!

Setelah itu wanita itu pergi begitu saja,Marsel beralih menatap haizan yang masih meraung dengan tangisan yang Marsel sendiri dibuat sakit,

"Haizan?dek,,adek,"

Dia raih tubuh ringkih itu,dia usap wajah dengan penuh air mata itu,lantas dia dekap dengan erat tubuhnya,

"Maaf maaf Kaka telat,adek maafin Kaka"

"Sakit,,sakitt,,hiks"

"Mana yang sakit,bilang sama Kaka?

Haizan memukul keras dadanya yang sesak,sakit itu yang dia rasakan,ucapan sang bunda masih terus berputar difikirannya,tangis itu mulai berhenti dengan sisa Isak yang masih bisa didengar Marsel

"Adek?

Haizan mengangkat wajahnya menatap Marsel,tangan sang Kaka mengusap lembut pipinya yang memerah karna ulah sang bunda,tubuhnya Marsel bawa guna manaiki kasur miliknya,lantas tangan itu meraih lengan sang Kaka yang baru saja akan beranjak,mata itu kembali memenas,haizan faham betul Marsel pasti tidak bermaksud untuk berada disini tapi bolehkan haizan berharap lebih?

"Ka,,Kaka,,jangan pergi"

Tangan itu Marsel lepas lantas dia genggam erat seolah dirinya meyakinkan haizan bahwa dirinya tidak akan pergi,aneh sungguh?Marsel rasa hal ini baru Marsel rasakan,melihat luka pada tubuh haizan entah kenapa Marsel kesal dan marah, merasa jika dirinya gagal melindunginya,gila, sepertinya Marsel akan mulai menerima haizan,

"Kaka mau cari p3k adek punya?

Mengangguk lantas menunjuk pada lemarinya,Marsel tersenyum lantas mengelus lembut kepala haizan sebelum akhirnya beranjak meraih p3k,

"Sini Kaka obatin dulu lukanya"

"Ini bukan mimpi kan?










Hehe

Gimana gimana puas gak sama part ini?

Puas doang ya, harus!!

Hehe

Dah dulu yaa

Jangan lupa voment nya kencenginnn,,

Sepi banget kayaknya😌

Dah ah bye👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

aku?ada?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang