Jangan lupa follow Kaka,
Selamat membaca 🥰
Sorry banyak typo,,Pukul 23.45 haizan baru saja selesai dari kerjaannya,hari ini cukup ramai dan banyak menguras tenaga,tubuh kemahnya terus ia bawa berjalan dengan sepeda yang sengaja dia dorong,menikmati angin malam meski terlihat jalanan sangat sepi tak membuat haizan merasakan takut,fikirannya bercabang,apalagi dengan fakta baru yang baru saja dilihatnya,sesak melingkupi dadanya,sungguh haizan lelah jika harus memikirkan nya,
Hupss
Entah helaan nafas yang beberapa tapi haizan yakin jika dirinya sudah lebih dari sepuluh kali menghela nafas,rasa sakit itu hadir juga dengan rasa bahagia,bibir itu menyunggingkan senyumnya,lucu jika dirinya harus mengulang kembali kejadian kejadian pahit yang dialaminya,dibuang serta ditinggalkan oleh ibunya sendiri,lalu diusir oleh ayahnya,dan sekarang dipertemukan kembali dengan status ibunya yang sialnya kenapa harus menjadi ibu sambung dari sahabat dekat nya,dahinya mengernyit saat tiba tiba rasa perih meremas perut nya,dan ya haizan baru ingat jika dirinya sama sekali belum makan hari ini,menatap sekelilingnya tak ada satupun pedagang yang haizan temukan,niat hati ingin mencari makanan untuk mengganjal perutnya,matanya malah difokuskan pada mobil yang terparkir dipinggir jalan dengan pemiliknya yang terlihat sibuk dengan ponselnya,haizan mengenalnya,ingin menghampiri tetapi dirinya sedikit ragu,takut jika kehadiran nya malah mengganggu,
Mengesampingkan ragunya,haizan perlahan menghampiri wanita cantik yang disebut mama oleh anak anaknya itu,
"Susah banget ya ditelponin ya"
Samar,suara nya terdengar membuat haizan dengan segera menghampiri
"Permisi?
Tepat,ranya menoleh menatap haizan yang kini berdiri dibelakangnya,tangannya masih fokus melakukan panggilan entah pada siapa,tapi haizan yakin jika saat ini wanita yang sudah haizan anggap sebagai ibunya sendiri itu tengah membutuhkan pertolongan
"Ada yang bisa aku bantu?
"Gak ada,pergi dari hadapan saya!
"Aduhh,ini pada kemana sih!
"Emm,,Tante mau aku bantu buat belikan bensin?kayaknya mobilnya kehabisan bensin ya?
Pertanyaan itu mengalun seiring dengan pandangannya yang terarah pada wanita yang kini berbalik menatapnya
"Dimana?
"Hah?
"Dimana tukang bensinnya?
"Oh,,biar aku aja yang beli, Tante tunggu disini dulu ya,,masuk mobil aja,jangan lupa dikunci,jalannannya terlalu sepi buat wanita malem malem gini"
Haizan berucap dengan cepat,menaiki sepedanya lantas dengan segera mengalunnya cepat mencari tukang bensin yang sekiranya dekat,tapi sayangnya sepertinya bukan pilihan yang baik bagi haizan sebab sepanjang jalan dirinya sama sekali tidak menemukan nya,sudah lebih 20 menit akhirnya dirinya berhasil menemukan tukang bensin yang sialnya berada di sebrang jalan
"Kalo muter pasti makin jauh,yaudah deh nyebrang aja"
Melihat kanan kirinya dirasa aman haizan dengan segera berjalan memotong jalan,setelah berhasil membelinya dengan hati hati juga haizan kembali menyebrang menghampiri sepedanya,tapi nasib sial tidak ada yang tau,baru saja dirinya hampir sampai pada sepeda miliknya motor dengan kecepatan tinggi berhasil menyerempet tubuhnya hingga terjatuh
"Awas,yah berdarah"
Keluhnya sembari menatap lutut juga sikutnya yang mengeluarkan darah karna bergesekan dengan aspal,melihat motor yang tetap berjalan tanpa peduli padanya,haizan mendengus lantas dengan segera bangkit tanpa memperdulikan perih diperut juga sakit pada lukanya dirinya kembali cepat menggoes sepedanya hingga sampai pada tempat dimana ranya berada,mengetuk pelan pintu mobil itu dengan senyum manisnya ranya tertegun melihat haizan dihadapannya,dengan segera dirinya keluar dan mempersilahkan haizan mengisi bensin untuk mobilnya,
"Udah aman Tante,hati hati ya"
Bahkan deru nafas anak itu masih terlihat tak stabil,tapi senyum pada bibir pucatnya tak pernah luntur sedikitpun,mengeluarkan beberapa lembar uang pada tasnya,ranya dengan sadar memberikannya pada haizan
"Eh gausah Tante,ini gratis dari aku, kebetulan tadi aku dapet bonus di tempat kerja aku"
Ranya tertegun mendengar nya, bagaimana bisa anak itu terlihat bahagia saat masa mudanya malah direnggut karna kegiatan yang tidak seharusnya dia kerjakan
"Ambil ini,saya tau kamu membutuhkannya untuk sekolah kamu"
"Uang hasil hari ini cukup kok Tante,
Ucapan haizan terpotong saat dengan cepat ranya menarik tangannya,
"Kenapa bisa luka kayak gini?
"Gak papa Tante
"Tangan sama kaki kamu berdarah haizan!
"I,,iya,,taa,,pi aku baik baik aja kok tan,nanti aku obatin di kost"
"Kenapa bisa luka?
Pertanyaan dengan nada lembut itu berhasil membuat haizan mematung,tatapannya tidak lepas dari ranya yang sibuk membolak balikan tangan juga memeriksa lututnya yang terluka,
Seperti inikah rasanya dikhawatirkan?
Matanya memanas,dengan cepat haizan mengalihkan pandanganya saat dirasa dirinya tidak kuat menahan air matanya
"Keserempet motor
"Ikut saya!
"Jangan!
Haizan melepaskan tangan ranya yang akan membawa entah kemana,mata yang sudah berembun itu menatap penuh haru,lantas dengan segera haizan menghampiri sepedanya,
"Jangan buat aku takut buat naruh harapan lagi Tante,aku capek,makasih karna udah khawatir dan maaf ya Tante buat semuanya,aku tau,aku penyebab dari segala masalah dirumah Tante,jadi sekali lagi aku minta maaf ya Tante,hati hati pulangnya,aku juga harus pulang,permisi"
Ranya terdiam ditempatnya sembari menatap remaja yang baru saja pergi,bahkan langkahnya pun terlihat tidak baik apalagi hatinya?sungguh rasanya ranya ingin sekali memeluk tubuh rapuhnya,salahnya karna selaku menyalahkan haizan dalam segala,dan ranya sampai saat ini masih tak terima kenyataan yang didapatinya,
"Maafkan mama nak"
Jangan lupa voment
Follow akun ku juga ya Kaka
Bye👋
KAMU SEDANG MEMBACA
aku?ada?
Historia Cortayang ada saja belum tentu dianggap,, apalagi aku yang hanya orang baru?