CLG 40

937 48 0
                                    

~ ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ ~

------------------------------------------------------------

Happy Reading ✨✨
Sorry for typo

------------------------------------------------------------

"Dek, jangan terlalu lama tidur nya ya, saya kangen sama kamu, saya kangen senyuman kamu, tawa kamu, omelan kamu, semua nya yang dari kamu, saya kangen". Batin Gus syafiq

Sudah hampir lima jam belum ada tanda-tanda Syifa akan sadar, Syifa masih setia memejamkan mata nya, Gus Syafiq memandang wajah putih nan pucat Syifa, hati nya terasa ditusuk seribu jarum, sangat sakit melihat orang tersayang terbaring di rumah sakit.

Di dalam ruangan hening tidak ada suara melainkan suara monitor berbunyi nyaring terdengar menghiasi ruangan dimana Syifa di rawat, di raih nya tangan Syifa dalam genggaman Gus Syafiq, terasa dingin saat di sentuh.

"Maafkan saya dek, maaf mas lalai menjaga kamu dan juga bayi kita". Lirih Gus Syafiq

Gus Syafiq menatap Syifa sendu, dia terus berfikir bagaimana jika Syifa terbangun dan langsung menanyakan bayi nya, gus Syafiq memulai dari mana unguk menjelaskan ini semua, pasti Syifa akan terpukul saat mendengar berita ini.

Tangan yang masih di genggaman Gus Syafiq jari Syifa sedikit bergerak menandakan bahwa dia mulai sadar, Gus Syafiq merasakan bahwa ada pergerakan dari istrinya itu, dengan segera Gus Syafiq berdiri dan lebih mendekat ke tubuh Syifa.

Mata Syifa mulai terbuka, Syifa melihat di sekeliling nya, ternyata dirinya sudah ada di ruangan yang dimana ruangan itu berbau obat-obatan, mata Syifa bertemu dengan mata Gus Syafiq yang terlihat lelah dan sembab.

"Mas kenapa?". Kata pertama Syifa setelah sadar.

Gus Syafiq mengulas senyumnya tulus memandang wajah istrinya, bukan nya menjawab pertanyaan dari Syifa bahkan Gus Syafiq mengucap kening Syifa begitu lama, hati nya begitu legah saat melihat istrinya terbangun.

"Mas". Panggil Syifa

Karna tidak ada jawaban dari Gus Syafiq, Syifa memanggil Gus Syafiq lagi, Gus Syafiq melepas kecupan nya, dan menatap Syifa dalam, dia menggelengkan kepala nya meyakinkan Syifa bahwa dia baik-baik saja.

"Mas, penjahat itu..".

"Penjahat nya sudah ga ada dek, kamu sudah aman, dan maaf saya sudah lalai menjaga kamu". Ucap Gus Syafiq yang memotong perkataan Syifa.

Syifa menggeleng cepat, dia tidak menyalahkan suaminya dalam peristiwa ini, Syifa berpikir bahwa ini sudah takdir nya dan nasib sial yang menimpa nya.

Tangan Syifa yang tidak di genggam oleh Gus Syafiq tiba-tiba menyentuh perut nya, tapi tanpa sengaja Syifa menyentuh bagian luka yang masih basah.

"Akhh". Ringis nya

Gus Syafiq yang mendengar itu, langsung menyingkir tangan Syifa dari perut nya, agar Syifa tidak menyentuh lagi bagian perut yang terluka,

Syifa terdiam sejenak, lalu syifa baru tersadar bahwa perut nya sekarang terasa datar, dia merasa dulu perut nya sudah mulai membuncit akibat umur kandungan nya sudah beranjak 1 bulan.

"Mas kenapa perut aku ga buncit lagi, perasaan perut nya mulai buncit". Lirih Syifa pelan

Tanpa angin tanpa hujan seperti ada yang menghantam Gus Syafiq, pertanyaan Syifa bagai petir di siang hari, ini yang Gus Syafiq takut kan, dia bingung menjelaskan Syifa mulai dari mana.

Chasing Love Gus (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang