CLG 50

799 45 1
                                    

~ ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ ~

------------------------------------------------------------

Happy Reading ✨✨
Sorry for typo

------------------------------------------------------------

Setelah mengalami proses yang panjang, dokter hendra pun keluar dari ruangan icu, dokter hendra yang baru saja keluar di sambut dengan pertanyaan-pertanyaan dari mereka yang berada di depan ruang yang dimana gus syafiq di rawat.

"Gimana dok?". Tanya syifa

Dokter hendra tersenyum tipis kepada syifa, "semua nya akan baik-baik saja".

Penuturan kata dari dokter hendra membuat semua orang disana bisa bernafas lega, tak kalah dengan syifa, syifa bahkan berkali-kali mengucapkan puji syukur karna doa-doa nya dikabulkan oleh allah.

"Alhamdulillah, saya boleh masuk dok?". Tanya syifa lagi

Dokter hendra hanya menjawab dengan sebuah anggukan, syifa yang sudah mendapat jawaban dari dokter hendra, ia berlalu begitu saja memasuki ruang icu.

Syifa membuka pintu ruangan itu perlahan, saat dirinya sudah berada di dalam ruangan, ia berjalan pelan menuju ranjang gus syafiq, air mata nya tergenang di pelupuk mata syifa, dada nya terasa teriris saat melihat pemandangan di depan mata nya.

Alat-alat medis itu kembali tertancap di badan bidang gus syafiq, suami nya berhasil berjuang dalam mautnya, syifa mengusap lembut daerah pucuk kepala gus syafiq, dia berusaha tersenyum saat melihat wajah teduh gus syafiq.

"Terimakasih mas, sudah berhasil berjuang dan tetap mau bertahan". Gumam nya

Buliran bening yang tertampung di pelupuk mata nya kini berhasil turun membasahi pipi cantiknya, lagi-lagi syifa tidak bisa membendung air mata nya, tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata betapa sakit nya dia saat ini, melalui isak tangis nya sudah sangat jelas jika seorang syifa berusaha mengungkap kan isi kesedihannya.

Syifa mencium kening gus syafiq, air mata nya membuat kening gus syafiq basah, jika dirinya bisa menggantikan posisi gus syafiq, mungkin dengan lapang dada syifa rela menggantikan gus syafiq yang sedang berjuang mati-matian melawan mautnya saat ini.

Benda pipih yang berada di saku baju nya tiba-tiba berbunyi menanda kan ada panggilan masuk, syifa dengan segera melepas kecupan nya dan merogoh benda pipih itu.

Sudah sangat jelas di layar handphone syifa, marven lah yang sedang menelpon nya, jari syifa menggeser kan icon telepon ke samping kanan, untuk mengangkat telepon dari marven.

"Halo". Kata syifa

"Asslamualaikum syif". Salam seseorang di sebrang sana.

Ini bukan suara marven melainkan suara seorang perempuan yang sebentar lagi menjadi istri dari marven, syifa sangat kenal dengan suara itu, sehingga dirinya tidak merasa terkejut.

"Waalaikumsalam ran, kenapa?". Tanya syifa

"Semuanya baik-baik aja kan syif?, aku udah tau berita nya". Kata rani

"Sempat ga baik-baik aja ran".

Ini kesempatan bagi syifa untuk berbagi keluh kesah dan kesedihan nya, hanya rani yang bisa menjadi teman curhat syifa, dan kebetulan rani langsung menelpon syifa saat di situasi sekarang, sebenarnya rani ingin sekali di samping syifa, tapi peraturan pesantren membuat dirinya tidak bisa kerumah sakit.

Chasing Love Gus (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang