Chapter 7

4.9K 178 3
                                    

BRAKKK!!

Uhukk uhuk

Gebrakan meja membuat Qia tersedak makanannya.

"Airr hukk argg airr siall--an." Ucap Qia sambil menepuk lengan Aiden.

Aiden pun segera mengambil kan air untuk Qia dan segera di minum Qia.

"Sialan! Bangsat! Babi! Bajingan". Umpat Qia.

Qia mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang melakukan hal tersebut kepadanya. Ternyata pelakunya ialah Planet dkk. Lebih tepatnya kakak kesayangan Qia. Lingga!

"Sialan! Mau Lo apa si njing?". Tanya Qia disertai umpatan dan membuat mereka yang ada di sana terkejut.

"Bahasa Lo kasar banget, pantesan Planet nggak suka sama lo". Ucap seorang pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah Lingga.

"Gue gak butuh Planet suka sama gue. Yang jadi masalah sekarang, Lo ngapain ngebrak meja gue. Lo nggak liat gue lagi makan." Ucap Qia pada Lingga.

Lingga hanya terdiam mendengar perkataan Qia. Dia pun tidak mengetahui  mengapa dia seperti itu tadi.

"Ahh, bangsat banget sih lo. Ganggu waktu makan gue aja". Setelah itu Qia pergi dari sana.

...

Inti Bruiser saat ini sedang berada di roftoop sekolah. Setelah kejadian di kantin tadi, mereka langsung pergi dari sana.

"Lo kenapa sih sentak adek Lo tadi?." Tanya Arion pada Lingga.

"Entahlah, gue kesal aja liat dia tadi." Jawab Lingga sekenanya.

"Alasan Lo gak jelas banget sih." Ucap Bagus dan mulai memetik rokoknya

"Eh, kalau di liat liat, Adek Lo mulai aneh deh". Jelas Arion

"Aneh gimana maksud Lo?." Tanya Lingga

"Lo gak perhatiin, sejak kemarin kita ke rumah Lo, gue gak liat Qia ngegoda Planet lagi." Jelas Arion

" Perasaan Lo aja kali, Lo nggak liat tadi di parkiran dia ganggu Planet?." Ucap Bagas

"Iyaa juga ya." Kata Arion

"Udah lah ngapain lo ngebahas dia, gak penting banget." Kata Lingga

Tidak di pungkiri bahwa mereka semua memikirkan hal yang sama

'Dia berubah'

...

Sore hari, Qia sedang berjalan jalan untuk sekedar melepas beban pikirannya sekaligus mampir ke warung yang ada di dekat sana.

"Bang rokoknya sebungkus bang". Ucap Qia pada pemilik warung.

"Nih neng, buat siapa?

"Buat Abang saya" jawab Qia. Setelah itu dia pergi dari sana.

Qia berhenti di depan sebuah taman. Di taman tersebut terdapat lambang 🚭. Namun Qia tidak memperdulikan dan mulai memetik rokoknya

Sungguh tenang rasanya. Menikmati angin sore dengan di temani rokok yang di apit di antara jari telunjuk dan tengah.

Saat sedang asik asik melihat keadaan sekitar. Tiba tiba saja rokok yang berada di tangannya sudah berada di tanah dengan dihimpit oleh kaki yang di baluti sepatu bermerk.

Qia melihat siapa yang melakukan hal tersebut kepadanya. Qia mulai terdiam melihat ciptaan Tuhan yang sungguh sangat sangat tampan.

"Siapa Lo? Tanya Qia

Tampak lelaki tersebut mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan Qia. Namun beberapa saat kemudian dia pergi dari sana tanpa menghiraukan gadis tersebut.

"Anjayy main pergi pergi aja dia. Setelah nginjak nginjak rokok gue. Bangsat banget tu orang." Umpat Qia

"Sukur ganteng lu, kalo enggak udah gue tendang 'anu' Lo." Teriak Qia pada pemuda tersebut yang mulai jauh dari pandangan.

"Kenapa gue selalu ketemu orang orang gak jelas sih? Gumamnya lalu pergi dari sana

...
Seluruh keluarga Qia sekarang berada di ruang tamu sambil menunggu kedatangan Qia

Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya yang di tunggu tunggu datang juga

Ceklek

Baru saja pintu terbuka, Qia langsung di suguhi pertanyaan

"Dari mana aja Lo?". Tanya Lingga. Belum sempat Qia menjawab. Lingga kembali memberi pertanyaan

"Pasti habis ngejalang lo ya?".

"Mulut Lo lemes banget sih. Cowok bukan?". Balas Qia dan berlalu pergi dari sana.

"Qia, kemari kamu." Panggil William Daddy Qia.

Qia menghampiri Daddy nya dan kemudian duduk di samping kakaknya Alvaro.

"Apa dad?." Tanya Qia

"Dari mana aja kamu?." Tanya William

"Kan udah di jawab sama Lingga, habis ngejalang". Jawab Qia enteng

"QIA!! Yang sopan kamu sama yang lebih tua." Tegas Alvaro dan hanya di balas anggukan malas oleh Qia

"Daddy nggak pernah ngajarin kamu kaya gitu." Ucap William pada Qia.

"Ya emang benar, Daddy nggak pernah ajarin Qia kayak gitu. Ngelirik Qia aja Daddy nggak pernah, gimana mau ngajarin." Jelas Qia

William yang mendengar perkataan Qia terdiam seketika. Memang benar, dia tidak pernah mendidik anak perempuan nya ini dengan baik bahkan mungkin anak laki lakinya.

Semenjak kematian istrinya dia tidak pernah mengurus anak anaknya. Bahkan dia tidak memperdulikan dirinya sendiri. Terutama anak perempuannya. Dikarenakan Qia lah yang menyebabkan kematian istrinya. Mungkin.

"Dah ya dad Qia ke kamar dulu." Pamit Qia dan pergi dari sana

'Kenapa kamu jadi berubah gini Qia' Batin Alvaro

'dia berubah' batin Lexan

...

Di tempat yang berbeda, lebih tepatnya di club. Terdapat beberapa pemuda sedang mabuk sambil menikmati para wanita yang menari di depan mereka.

Tapi tidak dengan dua orang pemuda yang hanya menikmati minuman yang di genggamnya.

"Bro.. Lo ngga mau nyoba. Noh liat badan mereka bagus bagus semua". Tanya Rangga pada Sean. Lebih tepatnya Seano Alianndra.

"Gak minat." Jawabnya tegas

"Lo yan. Jangan bilang lo nggak minat juga. Bukannya dulu Lo paling senang ngeliat yang kaya beginian. Apalagi yang gunungnya besar." Ucap Rangga

Ryan hanya acuh sambil kembali meminum minuman yang ada di tangannya.

"Lo berdua kaya gini karna Keisya ya? Tanya Rangga pada mereka berdua dan mereka kembali mengacuhkan Rangga.

"Ckk ngapain lo berdua masih mikirin Keisya. Dia udah mati. Nggak ada gunanya lo mikirin dia. Lebih lo have fun sekarang. Lagian kalo idup pun dia nggak ada gunanya. Udah bodoh, miskin, tepos jug-- ehh atau lo berdua udah pernah nyicipin dia ya. Gimana rasanya enak ga--

Bugh

Bugh

Belum selesai Rangga bicara. Dia sudah terlebih dahulu mendapatkan bogeman dari Sean. Sedangkan Ryan hampir melayangkan botol yang ada di meja kalau tidak di tahan oleh Gilang.

"Jangan pernah Lo ngehina Keisya dengan mulut menjijikan lo. Kalau sampai gue dengar lagi lo ngehina Keisya, siap siap aja gue patahin leher lo". Ancam Sean dan kemudian pergi dari sana di susul oleh Ryan.

"Jangan pernah lo ngehina Keisya di hadapan mereka kalau lo masih mau selamat" jelas Gilang dan kemudian pergi dari sana

"Ah sial". Umpat Rangga

Vote and comen😘

TRANSMIGRASI KEISYA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang