Chapter 21

3.8K 125 4
                                    

"yah. Ayah udah dapat info tentang Rio?" Tanya Nanggala pada Fernandez yang lagi membaca koran.

Fernandez melipat korannya.

"Belum. Ayah bakal berusaha lagi untuk mencari Rio. Kamu tenang aja." Kata Fernandez menatap Nanggala.

Tiba tiba saja Mona datang dari dapur membawa kopi.

"Mas, ini kopinya." Kata Mona meletakkan kopi di hadapan Fernandez.

Nanggala menatap jengah pada Mona. Kemudian melangkah pergi.

Mona yang melihat itu menunduk sedih.

"Kapan ya Nanggala nerima saya mas." Kata Mona sedih.

"Seiring berjalan waktu, mas yakin Nanggala bakal nerima kamu. Kamu sabar ya." Kata Fernandez menenangkan.

"Iya mas."

...

Drrrtt drrt

Ponsel Qia berdering. Qia yang baru selesai mandi itu mendorong kursi rodanya mendekat pada kasur.

"Loh nomor siapa nih?" Gumam Qia.

"Hallo. Ini siapa ya?" Kata Qia setelah mengangkat telponnya.

"Lo gak save nomor gue?" Tanya Nanggala di seberang sana.

"Yaa tapi ini siapa?" Tanya Qia lagi.

"Gue. Pacar. Lo." Tekan Nanggala.

"O-oh kak Gala. Sorry kak, gue mana tau ini lo."

"Itu karna lo gak save nomor gue."

"Iya iya nanti gue save. Ngomong ngomong Lo ngapain nelpon gue?" Tanya Qia penasaran.

"Gue mau ngajak Lo jalan."

"Ck ngajak putus Lo ya. Lo kan tau gue gak bisa jalan." Kata Qia kesal

"Maksud gue keluar bentar. Ngajak Lo refreshing." Kata Nanggala jengkel.

"Yaudah. Tapi kapan?"

"Sepuluh menit lagi gue sampai."

"Loh kok cepat banget?"

Tutt tutt

"Hallo."

"Ckk dimatiin lagi."

Qia bergegas mengganti bajunya dan mendorong kursi rodanya keluar kamar.

"Lingga, bantuin gue turun dong." Panggil Qia di depan pintu kamar Lingga.

Ceklek.

"Apa?" Tanya Lingga.

"Bantuin gue turun ke bawah." Kata Qia lagi.

Lingga mengernyitkan dahinya.

"Mau kemana lo rapi gini?" Tanya Lingga kepo.

"Mau pergi." Jawab Qia singkat.

Lingga menggendong Qia menuju lantai bawah.

"Ya pergi ke mana?" Tanya Lingga lagi. Sepertinya dia harus bersabar menghadapi sikap Qia sekarang.

"Mau nge date." Kata Qia santai.

Lingga yang mendengar itu menghentikan langkahnya.

"Nge date? Sama siapa?" Tanya Lingga tajam.

"Sama pacar gue lah." Kata Qia dengan bangga.

"Gak! Lo gak boleh pergi." Kata Lingga mulai melangkah ke atas lagi.

"Loh kenapa? Ihh Lingga anterin gue ke bawah. Lingga sialan." Kata Qia memberontak.

Lingga menghiraukan perkataan Qia dan terus melangkah naik.

TRANSMIGRASI KEISYA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang