"lo berkhianat Aiden."
"Sorry, gue gak bisa balas dendam ke dia. Dia gak bersalah." Kata Aiden pada pemuda itu.
Bugh
Pukulan itu mengenai perut Aiden.
"Kenapa? Kenapa lo gak mau balas dendam kita. Lo tau betapa menderitanya adik lo karena kakak bodohnya itu. Dan lo juga tau betapa menderitanya nyokap gue karna bokap sialannya itu." Kata pemuda itu dengan marah.
"Gue tau, tapi yang nyelakain adek gue dan nyokap lo bukan Qia. Tapi ayah dan kakaknya. Jadi kita gak berhak benci dia."
"Kenapa lo jadi kaya gini, hah? Oh gue tau. Pasti lo suka sama cewek bodoh itu kan?"
"Kalau iya kenapa?" Kata Aiden
"Hah Aiden bodoh. Lo akan menyesal Aiden!" Kata pemuda itu dan pergi dari sana.
Aiden terdiam. Dia yakin pasti keputusannya tepat. Dia tidak ingin menyesal dan kehilangan orang yang dia sayangi.
...
BRAK
Pintu terbuka dengan kencang. Terlihat di sana dua orang gadis yang berlari masuk menghampiri brankar Qia.
"YA AMPUN QIA LO KENAPA BISA GINI SIH. COBA BILANG SAMA GUE MANA YANG SAKIT."
Kata Sandra dengan cemas. Dia mengangkat tangan kiri Qia dan mengeceknya. Kemudian mengangkat tangan kiri dan mengeceknya lagi.
"Lo ngapain sih. Gue gak papa. Cuman yaa kaki gue lumpuh. Kata dokter sih lumpuh sementara, beberapa bulan kemudian gue udah bisa jalan lagi." Jelas Qia pada Sandra.
"Hiks ya ampun Qia, kamu cepat sembuh ya hiks. Ainun gak suka lihat kamu terbaring di sini." Kata Ainun sambil sesegukan sesekali menghirup ingusnya.
"Iyaa Lo tenang aja. Gue juga udah gak papa kok." Kata Qia menenangkan.
"Lo tau siapa yang nabrak lo?" Tanya Sandra
"Gue gak tau. Kejadiannya cepat banget, gue langsung pingsan saat itu." Jawab Qia berbohong.
"Kurang ajar banget tuh orang. Kalau gue tau siapa orangnya udah gue pukul tuh orang sampe patah tulang." Kata Sandra sambil menumbuk telapak tangannya sendiri.
"Udahlah biarin aja." Kata Qia.
"Oh iyaa, lo kesini gak bawa makanan?" Tanya Qia mengalihkan pembicaraan.
"Hehe sorry Qia, gue lupa. Gue kaget waktu dengar lo kecelakaan. Gue lupa deh bawa makanan. Ya gak nun." Ucap Sandra.
"Iyaa aku lupa, maaf ya Qia." Kata Ainun menunduk.
"Its ok. Tapi sekarang beliin gue makanan dong. Gue laper! Makanan rumah sakit gak ada yang enak." Kata Qia
"Yaudah, kita pergi dulu. Lo mau apa?" Tanya Sandra
"Gue mau martabak sama jus pokat." Kata Qia.
"Emang lo boleh makan itu. Lo kan lagi sakit." Tanya Sandra memastikan.
"Boleh."
"Yaudah yuk nun temanin gue."
Sandra dan Ainun pergi. Tak lama kemudian datang Lexan serta Alvaro dan teman temannya.
Tok tok tok
Sreeeet'ckk siapa lagi sih. Gue mau tidur juga' batin Qia
Qia yang saat itu baru akan tidur di ganggu oleh suara pintu yang terbuka.
"Gimana keadaan kamu, Qia?" Tanya Lexan
'Cogan semua. Sial! Gue gugup'
"Hah, a-apa?" Tanya Qia gugup
"Gimana keadaan kamu?" Tanya ulang Lexan.
"Oh eh baik bang." Jawab Qia mengalihkan pandangannya
Oh ayolah, Qia hanya perempuan biasa yang tidak sanggup di tatap cogan sebanyak ini.
"Bang jangan natap gue kaya gitu. Gue gugup nih." Kata Qia dengan wajahnya yang memerah.
Mereka yang ada di sana tersenyum kecil.
Teman teman Alvaro kemudian duduk di bangku yang telah di sediakan di sana. Sedangkan kedua abangnya hanya berdiri di sampingnya.
"Bang, gue kapan pulang? Gue bosan di sini?" Tanya mereka berdua
"Kita tunggu saja kabar dari dokter." Kata Alvaro.
Kemudian tidak ada lagi percakapan diantara mereka.
Qia memperhatikan mereka semua. Alvaro yang sibuk bermain handphone-nya. Lexan yang mengetik sesuatu di laptopnya, sepertinya pekerjaan. Kedua teman Alvaro yang bermain game, Qia tidak tau siapa nama mereka. Dan Nanggala yang memperhatikannya.
'ngapain tuh cogan liat gue. Ntar gue salting gak mau tanggung jawab lagi' batin Qia.
Sreet
Qia, bukan. Mereka semua mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu yang terbuka.
"Qia nih pesanan lo."
Ternyata Sandra dan Ainun. Sandra memberikan makanannya pada Qia dan Ainun yang merapikan rambutnya?
Sandra menyiapkan makanan Qia dan kemudian duduk di bangku yang ada di samping Qia.
"Trus aku duduk dimana?" Kata Ainun dengan bibir mengerucut.
"Ngapain tu bibir di monyongin. Lo duduk sini aja." Kata Sandra beranjak dari tempat duduknya.
"Gak mau. Terus Sandra duduk di mana?" Tanya Ainun sambil memperhatikan sofa single yang berada di samping Lexan.
"Ngapain lo natap sana? Mau duduk sana lo?" Tanya Sandra mencibir.
"Kalau boleh!" Kata Ainun tersenyum kecil.
"Gak! Lo duduk di bangku gue aja. Biar gue duduk di brankar Qia." Kata Sandra dan kemudian beranjak dari bangkunya.
Merekapun memakan makanannya tanpa memperdulikan para jantan yang ada di sana.
Qia yang asik makan martabak itu tidak sengaja bertatapan dengan Lexan.
"Abang mau?" Tanya Qia sambil mengarahkan martabak yang di telah di gigitnya.
Lexan berdiri menghampiri Qia dan kemudian menggigit martabak yang berada di tangan Qia.
Qia termenung melihat apa yang di lakukan Lexan.
"Maksud Qia bukan yang ini bang." Kata Qia mengangkat martabak yang ada di tangannya. "Tapi yang ini." Lanjutnya menunjuk kotak martabak yang ada di atas kakinya.
Lexan mengangkat bahunya acuh dan kemudian mengambil sisa martabak yang ada di tangan Qia dan memakannya lagi.
Mereka yang ada di sana hanya terdiam melihat interaksi tersebut. Alvaro yang melihat kejadian itu hanya terdiam sambil mengepalkan tangannya. Dia kan juga mau begitu.
⭐ And 💬
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI KEISYA (On Going)
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis bar bar bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis yang di benci oleh keluarganya? Itulah yang di alami oleh Keisya Ananta Prima. Seorang gadis yang awalnya mempunyai kehidupan tenang, namun setelah dinyatakan mening...