Chapter 8

4.9K 190 1
                                    

Eugghh

"Jam berapa sekarang?" Tanya Qia seraya mengecek ponselnya.

"Anjir udah jam tujuh. Kenapa gak ada yang bangunin gue sih." Ucapnya dan segera bersiap siap.

Setelah beberapa lama kemudian. Akhirnya Qia selesai dan bergegas ke bawah.

"Bi, Bibi kenapa gak bangunin Qia sih bisa. Qia kan jadi telat nih ke sekolahnya." Ujar Qia sambil memasang sepatunya.

"Maaf non bibi lupa." Ujar bi Ijah sambil menunduk. Takut kalau nonanya ini akan memarahinya.

"Besok jangan lupa bangunin Qia ya bi, biar Qia gak telat." Ucapnya.
"Yaudah Qia ke sekolah dulu bi, udah telat sialnya." Sambungnya lagi dan berlalu pergi dari sana.

Bi Ijah yang di tinggalkan sendiri di buat bingung dengan nonanya. Kenapa nonanya ini tidak memarahinya seperti dulu.

...

Qia sampai di sekolah, namun sayangnya gerbangnya sudah tutup

"Pak Boniii"

"Pakkk"

"Pak Boni, bukain gerbangnya dong." Teriak Qia dari luar gerbang

Pak Boni keluar dari ruang satpam dan menghampiri Qia.

"Pak bukain gerbangnya dong." Ujar Qia lagi sambil memasang tampang melas.

"Duhh, nggak bisa non." Ucap Pak Boni.

"Ayolah pak. Ntar saya kasih uang deh." Ucap Qia

"Non nyogok saya?"

"Ceritanya gitu pak."

"Yaudah deh neng." Jawab satpam tersebut dan segera membuka gerbang.

"Neng jangan bilang sama kepala sekolah ya." Kata pak Boni dan di beri 👍 oleh Qia. Qia mengeluarkan uangnya dan memberikan kepada satpam tersebut.

"Nih pak. Yaudah pak saya ke dalam dulu ya." Kata Qia

Saat akan melangkah, Qia mendengar pak Boni berucap

"Non! udah berapa kali saya bilang, non nggak boleh masuk"

" Maksud bapak ap--

"Ada apa ini pak Boni?

Tiba tiba saja datang buk Nina. Guru BK yang dirumorkan killer oleh para murid.

"Ada apa ini pak Boni?" Ulang Buk Nina.

" Emm.. begini buk, non Qia ini telat. Saya udah bilang nggak boleh masuk, tapi dia tetap kekeh ingin masuk buk." Jelas satpam tersebut.

"Apa benar begitu Qia?" Tanya Buk Nina dan di beri gelengan oleh Qia.

"Ng-nn gak gitu buk. Pak Boni boong. Pak Boni nerima sogo--

"Gak ada alasan kamu Qia. Kamu hormat tiang bendera sekarang juga dan gak boleh pergi sebelum bel istirahat bunyi!" Tegas Buk Nina.

"Tapi buk-

"Nggak ada tapi tapian. Atau kamu mau hukuman kamu saya tambah. Saya akan memperhatikan kamu, jadi jangan coba coba untuk kabur." Ucap Buk Nina sambil memelototkan matanya.

"Iyaa buk." Jawab Qia dan bergegas pergi dari sana.

"sialan tuh satpam duit gue dia ambil lagi. Awas aja, nanti gue minta lagi tu duit. Enak aja dia." Gumam Qia kesal.

...

"Haahh anjir capek banget gue." Kata Qia sambil mengibas ngibaskan tangannya ke wajah.

Kini Qia sedang berada di kantin sekolah. Sungguh lelah dia berdiri di hadapan tiang bendera sambil hormat. Qia benar benar ngehargai jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

TRANSMIGRASI KEISYA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang