Chapter 34

224 33 3
                                    

Hari ini Qia memutuskan untuk libur sekolah. Alasannya menemani Lingga, yang sendirian di rumah sakit. Takut pemuda itu kesepian.

"Nih makan sesuap lagi!" Kata Qia yang menyuapi Lingga.

Lingga menggeleng. "Uda-h gu-e ken-yang." Jawab Lingga lemah. Badannya sudah tidak sesakit kemarin, namun tetap saja mulutnya terasa sulit untuk bicara.

"Sesuap lagi ya.. please!" Kata Qia. "Nih pesawatnya mau lewat. Ayo buka mulutnya." Kata Qia membujuk sembari memutar mutar sendok seolah pesawat terbang.

"G-ue be-neran keny-ang." Pelan Lingga.

Qia hanya menghela nafas. " Yaudah, nih minum air dulu." Qia menyodorkan gelas berisi air ke bibir Lingga, membantunya minum.

"Udah sekarang Lo minum obat." Qia mengambil beberapa butir obat untuk di konsumsi Lingga. Lingga menurut tanpa membantah.

"Istirahat! gue cari makan dulu di luar." Kata Qia.

Qia membantu Lingga berbaring. Menyelimuti Lingga kemudian pergi dari sana.

...

Setelah beberapa menit Qia menghabiskan waktu di kantin rumah sakit, Qia kembali lagi ke ruangan Lingga.

Saat pintu terbuka terlihat di sana ada teman teman Lingga.

"Sejak kapan kalian datang?" Tanya Qia sembari meletakkan martabak yang dia beli di atas meja.

"Baru aja." Jawab Planet.

"Ooh.. nih gue beli martabak. Makan dulu." Kata Qia.

Bagus tersenyum cerah. "Gue suka nih  yang kaya gini." Bagus mengambil satu potong martabak dan memakannya.

"Enak." Katanya memberikan jempol pada Qia.

Qia menghela nafas. Dia kemudian duduk di sofa kosong yang berada di samping Koko. Tubuhnya cukup lelah karena sejak kemarin belum beristirahat.

"Qia." Panggil Bagus.

"Ya,, kenapa?" Tanya Qia menatap Bagus. Planet pun ikut melihat Bagus. Ingin tahu apa yang akan di katakannya.

"Itu.. Lingga kenapa? Kok bisa kaya gitu?" Tanya Bagus kepo.

Qia melirik sebentar ke brankar Lingga kemudian beralih lagi pada Bagus. "Di pukul Daddy!" Jawab Qia.

Mereka mengernyitkan dahinya bingung. "Loh kenapa?" Tanya Bagus.

Qia terdiam sebentar untuk memikirkan jawaban yang tepat. Dia melirik Lingga yang masih tertidur. "Untuk itu, lebih baik kalian tanya Lingga aja." Jawab Qia.

"Dan gue harap kalian gak ngejauhin Lingga setelah tahu kebenarannya." Lanjut Qia Lagi. Hal itu membuat mereka tambah bingung. Sepertinya ini bukan masalah sepele hingga Qia berkata seperti itu.

Qia bersandar pada sandaran sofa. Matanya terasa berat hingga seiring waktu Qia tertidur. Tanpa dia sadari, dia bersandar pada bahu Koko.

Koko yang sedang bermain hp itu sontak kaget dan menoleh ke arah bahunya. Terlihat Qia yang tertidur pulas di sana.

"Net." Panggil Koko lirih. Dia takut suaranya membangunkan Qia.

"Planet!" Ulangnya lagi, tampaknya panggilan pertama tidak di dengar oleh Planet.

Planet kemudian menoleh pada Koko. Dia melihat Koko meminta bantuan sambil menunjuk Qia yang tertidur.

"Ganti posisi." Pelannya lagi. Planet mengangguk. Dia berdiri dan berganti posisi dengan Koko.

Merasa bahu Qia akan sakit dengan tidur seperti ini, Planet menyuruh Gino untuk pindah duduk di samping Bagus. Gino mendengus lalu pindah sesuai permintaan Planet.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRANSMIGRASI KEISYA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang