Chapter 23

1.1K 57 2
                                    


Happy reading

Pagi pagi sekali Qia sudah bangun dari tidurnya. Kepalanya sedikit pusing akibat begadang semalam.

Qia mengambil kedua tongkatnya dan mulai berdiri menuju kamar mandi. Setelah beberapa menit akhirnya Qia selesai bersiap siap.

Qia menata rambutnya sebentar sebelum turun ke bawah.

"Anjir.. mirip Selena Gomez gue!" Pede Qia sambil terkekeh ringan.

Qia melangkah menuruni tangga rumahnya dengan pelan. "Gue belum terbiasa paket ni tongkat." Gumamnya. "Duhh gue takut jatuh." Lanjut Qia sambil gemetaran menuruni anak tangga.

"Tenang Qia huhh tenang. Tinggal 9 tangga lagi." Gumam Qia menenangkan dirinya sendiri.

Tuk

'8'

Tuk

'7'

Tuk

'6'

Tuk

'5'

Tuk

"Qia!!"

Panggilan seseorang di belakang mengejutkannya. Qia kehilangan keseimbangannya. Matanya mulai terpejam siap menerima hantaman keras yang akan menyambutnya.

Tapi Qia merasa aneh saat Qia tidak merasakan sakit sedikitpun. Malahan sesuatu yang kenyal menyapa bibirnya terasa hangat dan lembut. Mata Qia terbuka melihat apa yang terjadi, matanya menjadi terbelalak saat melihat mata Alvaro sangat dekat dengannya. Bahkan hidung mancungnya bersentuhan dengan Alvaro. Dan bibirnya--

Deg deg deg

Mereka berciuman.

'jadi gini rasanya ciuman. Enakk!!'  batin Qia menjerit senang.

Qia tidak ada inisiatif sedikitpun untuk berdiri dari posisinya. Hingga Lingga yang melihat itu bergegas menarik Qia.

Alvaro terduduk mematung ditempatnya. Jantungnya berdebar tidak karuan. Pipi dan telinganya memerah dan itu di tangkap oleh mata Lingga.

"Bang!" Pekik Lingga menyadarkan Alvaro dari lamunannya.

"Hah."

Alvaro tersadar dari lamunannya kemudian berdiri. Matanya melihat Qia yang juga melihatnya.

"Hmm ee lo. Ma-maksudnya kamu gak papa?" Tanya Alvaro gugup. Mata Alvaro berkeliaran tidak mau menatap Qia.

'Shit memalukan!' Batin Alvaro.

"Oh gak papa bang. Maaf ya bang, tadi Qia kaget gara gara Lingga. Kalo gak Abang tangkap pasti Qia udah patah tulang." Kata Qia menatap Alvaro.

Alvaro mengangguk. "Lain kali hati hati." Kata Alvaro kemudian pergi dari sana.

Qia melihat Lingga yang menatapnya tajam. Bibirnya tersenyum dengan manis kemudian berucap " makasi ya bang, gue gak marah kok Lo dorong. Gue suka." Katanya kemudian pergi dari sana.

...

BRAKK

"OSIS RAZIA!!" Teriak agam (ketua kelas) mendobrak pintu masuk kelas.

"Huaa ini gimana sama lipstick gue!!"

"Weh Weh sini kumpulin kartunya."

"Anjing napa pake razia segala sih!"

"Sindi! Tolong sembunyiin parfum gue dong."

"Aiden rokok Lo udah aman!"

Para warga XI MIPA 2 langsung heboh. Beberapa murid perempuan berusaha menyembunyikan alat kosmetiknya di berbagai tempat. Begitupun murid cowok yang berusaha menyembunyikan rokok ataupun kartu UNO mereka.

TRANSMIGRASI KEISYA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang