Chapter 15

3.9K 153 3
                                    

"Kenapa anak saya bisa seperti ini?"

Pertanyaan yang keluar di bibir william, membuat Aiden terdiam. Apa yang harus dia jawab. Apakah dia harus mengaku kalau dia yang telah menabrak Qia.

"Saya--

"Keluarga pasien?"

Seorang dokter keluar dari ruangan ICU.

"Saya ayahnya. Bagaimana keadaan anak saya." Ucap William

"Begini pak. Kecelakaan yang terjadi menyebabkan anak bapak mengalami kelumpuhan pada kakinya." Jelas dokter tersebut

Mereka yang ada di sana terkejut mendengarnya. Terutama Aiden.

"Apa adik saya bisa sembuh dok." Tanya Lingga cemas.

"Bisa pak. Pasien mengalami lumpuh sementara. Kami akan memberikan perawatan yang terbaik agar pasien bisa berjalan lagi." Lanjutnya

"Apa saya sudah bisa melihat adik saya,dok?" Tanya Lingga

"Sudah pak. Kalau begitu saya permisi dulu."

Mereka berempat bergegas masuk ke ruangan Qia. Disana mereka melihat Qia yang terbaring tidak berdaya.

William menatap dalam ke arah Qia yang terbaring. Tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya.

"Aairr"

"Airr"

Mata Qia terbuka dengan sangat pelan. Terdengar suara lemah Qia yang meminta air. Planet yang berada di dekat Qia, segera mengambil air yang ada di meja dan membantu Qia minum.

"Lo kenapa bisa gini?" Tanya Lingga.

Qia hanya diam tanpa merespon lingga. Pandangan Qia beralih pada Aiden yang ada di samping Lingga.

"Kamu ada yang sakit?" Tanya William tiba tiba. Dia cukup canggung bertanya pada Qia.

Qia menjawab dengan gelengan.

"Gue mau bicara sama Aiden. Bisa kalian keluar sebentar." Kata Qia.

William, Lingga dan Planet menatap ke tajam ke arah Aiden. Dan kemudian keluar dari ruangan tersebut.

"Awas aja kalau Ade gue kenapa Napa!" Kata Lingga dan pergi dari sana.

"Jaga putri saya!" Kata William dan diangguki oleh Aiden.

Planet hanya menatap ke arah Qia sebentar dan kemudian ikut pergi.

...

Seorang pemuda mabuk berjalan sempoyongan sambil membawa sebotol minuman alkohol.

Tampak seorang gadis berpakaian sekolah berjalan di gelapnya. Pemuda mabuk yang melihat gadis tersebut menghentikan jalan si gadis.

"Hahaa mangsa gue datang." Kata pemuda mabuk.

"Jangan! jangan mendekat!" Kata gadis itu ketakutan.

"Kesini jalang. Ayo main sama gue!"

"TOLONGG TOLONGG.. SIAPAPUN TOLONGG. Hiks jangan mendekat! TOLOOONNGG." Teriak gadis tersebut sambil berlari menghindari pemuda mabuk itu.

"Hahahaha,, teriak sekeras lo. Gak bakal ada yang nolongin lo."

Pemuda itu berlari mengejar gadis itu dan memukul gadis itu dengan botol alkohol yang di pengangnya.

'CTAAKK'

Pecahan kaca itu jatuh berserakan. Gadis itu terdiam seketika. Darah merah kental mengalir deras keluar dari kepalanya.

"Toloongg abang." Lirih gadis itu sambil berurai air mata.

Kemudian gadis itu tersungkur dengan kepala yang amat sangat pening. Pemuda mabuk itu membawa tubuh gadis itu dan memperkosanya saat itu juga.

Air mata terus mengalir membasahi pipi gadis itu.

"Sial! jangan nangis lo. Gue tau lo juga nikmatin kegiatan kita." Kata pemuda itu sambil memperbaiki bajunya dan kemudian pergi dari sana.

...

"Kenapa?"

"Maaf Qia. Gue benar benar minta maaf. Gue gak bermaksud--

"KENAPA GUE BILANG!!"

Teriakan Qia menggelegar di dalam ruangan tersebut.

" Gue terpaksa! Gue mau balas dendam sama lo!" Kata Aiden

"Balas dendam? Lo ada dendam apa sama gue?" Tanya Qia tajam

"Bukan ke lo. Lebih tepatnya kakak lo, Lingga." Kata Lingga

"Trus ngapain lo balas dendam ke gue, sialan!"

"Gue terpaksa Qia! Gue terpaksa! Gue pikir lo adalah anak kesayangan keluarga lo. Gue mau ambil kesempatan itu buat balas dendam sama keluarga lo. Dan lo perantaranya.

Gue mau hancurin keluarga lo terutama kakak lo itu, Lingga sialan!" Kata Aiden menggebu gebu. Matanya memerah dan air mata yang menggenang di pelupuk matanya,menandakan kalau dia sangat marah.

"Kenapa?"

"Karna Abang lo udah hancurin hidup adek gue! Abang lo udah ambil kesucian adek gue! Abang lo udah perkosa adek gue!" Teriak Aiden dengan air mata yang mengalir.

"Abang lo udah ancurin adek gue!" Kata Aiden sesegukan.

Qia sangat terkejut mendengar pernyataan itu. Apakah rahasia besar yang di maksud Lingga adalah ini?

Qia memandang Aiden yang menunduk, namun terlihat bahunya yang bergetar.

Qia mendekat dan memeluk Aiden.

"Maaf, maaf. Gue minta maaf." Kata Qia sambil mengelus lembut punggung Aiden.

"Maafin gue."

"Maafin gue."

Lirih suara Qia membuat Aiden semakin bergetar. Dia sungguh merasa bersalah kepada Qia. Seharusnya dia tidak melakukan aksi balas dendam ini. Seharusnya dia mendengarkan perkataan adiknya untuk tidakelakukan balas dendam.

Jika dia tidak balas dendam, mungkin Qia tidak akan mengalami kelumpuhan seperti sekarang ini. Dia salah membalas dendam kepada Qia. Qia orang baik. Dan dia mencintai Qia!

"Qia gue minta maaf. Tolong maafin gue. Jangan benci gue. Tolong..maafin gue Qia."

Qia melepaskan pelukan tersebut. Kedua tangannya Qia letakkan di kedua pipi Aiden.

"Lo gak salah! Lo gak salah Aiden. Tindakan lo benar."

"Gak, gue salah Qia. Gue mohon maafin gue." Kata Aiden penuh sesal.

"Aiden! Gue selaku adiknya Lingga, meminta maaf yang sebesar besarnya atas perlakuan buruk Abang gue. Gue minta maaf."

"Gak, lo gak salah Qia. Lo gak salah." Kata Aiden menatap dalam kedua mata Qia.

Qia tersenyum pelan. Tiba tiba saja sakit kepala menyerang Qia dan kemudian Qia ambruk.

"Qia!"

"Qia!"

Aiden menepuk nepuk pipi Qia.

"Qia bangun!

"DOKTER.. DOKTERR."

Dokter datang ke ruangan Qia dan menyuruh Aiden keluar.

Mereka (William, Lingga, Planet) yang menunggu di luar langsung mengintrogasi Aiden.

"Lo apain Ade gue sialan!" Teriak Lingga pada Aiden.

Aiden hanya menatap tajam Lingga dan kemudian pergi dari sana tanpa menghiraukan mereka.

.
.
.

TRANSMIGRASI KEISYA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang