Chapter 24

3.1K 123 1
                                    

"parah lo! Bisa bisanya ke sekolah gak bawa buku." Kata Sandra sinis. Saat ini mereka bertiga berada di kantin sekolah.

"Ya gue malas aja. Gimana lagi." Kata Qia acuh. Decakan terdengar di bibir Sandra, tapi Qia mengabaikan saja.

Saat sedang asik memakan nasi goreng. Tiba tiba saja suara riuh terdengar. Hah, Qia lelah mendengarnya.

"Kita boleh duduk di sini?" Tanya Bagus pada mereka bertiga. Ainun dan Sandra mengangkat kepalanya melihat siapa yang bersuara. "Boleh kak duduk aja." Kata Sandra sopan. Qia hanya melirik sekilas dan kembali memakan nasi gorengnya.

Planet and the genk menatap aneh sikap Qia. Dia kenapa? Pikir mereka.

"Lo napa Qia?" Tanya Lingga. Qia mengangkat kepalanya, menggeleng sebentar dan kembali makan.

Lingga menatap pada Sandra dan Ainun. Sandra yang peka pun mulai menjawab. "Qia kena kasus sama buk Nina. Dia bawa tas kosong ke sekolah, tadi buk Nina nyuruh dia bawa ayahnya ke skolah." Jelas Sandra.

Planet ATG terkekeh pelan. "Ya Lo sih ada ada aja, bawa tas kosong. Ya jelas kena marah lah." Kata Lingga. Qia mendengus nafas malas.

PRANG

Terdengar pecahan kaca di kantin. Kantin yang awalnya riuh langsung hening seketika. Mereka memandang pada tempat kejadian tak terkecuali Qia.

Disana terlihat seorang gadis yang tengah terduduk menangis. Dua orang pemuda yang ada di hadapan gadis menatap berang pada si gadis.

"Bangsat! Lo gak liat baju gue jadi basah gara gara Lo." Teriakan itu membuat atmosfer ruangan itu semakin mencekam.

"Hiks ma-maaf. Ak-u gak sengaja." Gadis itu bergetar ketakutan mendengar teriakan dari pemuda itu.

"Sialan lo anjing!" Bentakan itu semakin membuat gadis itu menangis keras. "Lo harus tanggung jawab." Kata Ryan pelan. Ryan kemudian mengambil semangkok bakso yang masih panas dan menyiramkannya pada si gadis yang sedang tertunduk.

"AHKKKK PANAS!"

Ryan hanya terkekeh pelan melihat si gadis yang berteriak kesakitan. Sedangkan Sean hanya melihat tanpa ada inisiatif sedikitpun untuk membantu.

Ryan kemudian menarik kuat rambut gadis itu, hingga membuat si gadis meraung-raung kesakitan.

Melihat kejadian itu Qia sangat syok. Bagaimana tidak, dua orang yang sangat dia kenal berubah menjadi monster mengerikan.

Qia bangkit dengan kesusahan. Lingga yang melihat itu menghentikan Qia. "Mau kemana Lo?" Tanya Lingga. "Bantu gue berdiri, ambilin tongkat gue." Kata Qia tanpa menjawab pertanyaan lingga.

Lingga pun melakukan apa yang Qia suruh. Setelah berhasil berdiri dengan kedua tongkatnya Qia mulai melangkah menuju kejadian itu.

Plak

"QIA."

Tamparan yang Qia berikan menggema. Ryan tertoleh ke kiri merasakan tamparan kuat itu.

"Sialan!! Apa yang lo lakuin, hah!" Ryan semakin naik pitam merasakan tamparan keras di pipinya.

Qia hanya menatap tajam. Dengan berdiri hanya menggunakan satu tongkat, Qia dengan berani menunjuk pemuda itu.

"Gue kecewa sama lo!" Kata Qia tajam.

Mendengar perkataan itu Ryan malah tertawa kencang. "Hahahaha apa lo bilang! Kecewa? Lo siapa sialan. Lo siapa, hah! Sampai gue harus peduliin kekecewaan lo. Lo siapa!!" Ryan terkekeh lagi. Qia yang melihat itu hanya menatap datar.

"Keisya kecewa sama kalian!" Perkataan kali ini membuat Ryan menghentikan tawanya. Badannya langsung menegang mendengarkan nama seseorang yang sangat dia rindukan. Sean yang terlihat tidak peduli pun langsung mendekati Qia.

TRANSMIGRASI KEISYA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang