Chapter 28

2.8K 117 2
                                    

"Sebenarnya gue bukan Qia!"

Perkataan Qia membuat Arion terdiam. Lalu sedetik kemuadian tawa Arion mengudara.

"Hahaha. Qia..Qia ...Ternyata Lo bodoh banget ya. Bohong aja lo gak bisa." Qia mengernyitkan dahinya.

'apaan sih dia. Siapa yang bohong.'

"Bahkan anak kecil pun gak bakal percaya sama perkataan Lo." Lanjut Arion selagi terus menertawakan Qia.

'so tau lo. Aidun aja caya kok gue bukan Qia.'

"Pergi Lo dari sini."

Lagi lagi Arion mengusirnya. Qia terlalu jengah untuk mengurus orang yang mau bertemu tuhan ini. Ngapain pula ia repot repot turun mobil tadi!

"Yon! Lo gak ada pilihan lain selain mati."

Perkataan itu membuat Arion terdiam seketika. Matanya yang menatap tajam pada Qia sekarang berubah menyendu.

"Lo gak ngerti Qia-

'ya gimana mau ngerti'

"Kehidupan gue benar benar menyedihkan. Dari kecil gue udah hidup di panti. Perlakuan buruk terus gue dapatkan disana. Cacian dan makian adalah makanan gue sehari hari. Teman teman gue ngejauhin gue karna gue miskin dan gak punya orang tua. Gue di ejek sebagai anak haram."

Qia mendengarkan segala keluh kesah Arion. Dia ikut sedih dengan kehidupan Arion. Dia pikir Arion adalah anak orang kaya yang hidupnya penuh dengan kasih sayang. Ternyata itu hanya topeng untuk menutupi lukanya.

"Awal masuk SMA gue terpaksa ngubah biodata gue. Gue terpaksa pura pura jadi orang kaya biar gak ada lagi yang bully gue. Tapi balapan waktu itu mengubah semuanya. Gue malu sama anak Bruiser. Gue takut mereka jauhin gue setelah tau siapa gue sebenernya. Gue udah nyaman sama mereka."

Arion tertunduk dengan bahu yang bergetar. Sepertinya dia menangis. Qia perlahan mulai mendekat. Menggenggam tangan Arion yang berada di pagar jembatan. Arion yang merasakan itu sontak mendongakkan kepalanya.

"Arion! Sekarang gue ngerti perasaan Lo. Gue sangat ngerti. Tapi, Lo gak mikir gimana perasaan teman teman lo kalau Lo ninggalin mereka. Mereka bakalan sedih Arion."

Arion menggeleng. "Mereka gak bakal sedih. Gue yakin mereka jijik sama gue."

"Arion! Lo harus percaya sama mereka. Mereka gak sejahat itu buat ninggalin lo. Paling paling mereka kecewa karena Lo gak pernah jujur sama mereka."

"Udah yaa! Sekarang ayo kembali." Qia berucap dengan lembut. Tapi nampaknya Arion tetap kukuh dengan pendiriannya.

"Gak Qia. Mereka gak bakal mau temenan lagi sama gue."

'sabar Qia sabar. Orang sabar duitnya banyak.'

"Yon. Gue peduli sama lo. Kalaupun teman teman lo nolak keberadaan Lo, ataupun seisi dunia sekalipun. Gue di sini bakal terima Lo. Gue bakal peduli sama lo. Gue bakal terima kekurangan dan kelebihan Lo. Lo gak perlu takut lagi sama dunia ini.  Karna gue ada di sisi Lo."

'Anjay dramatis banget sih gue.'

"Lo serius."

"Iya gue serius. Sangat sangat serius."

Perkataan Qia lantas membuat Arion luluh. Akhirnya dengan kemauannya sendiri, dia melangkahi kembali jembatan itu. Qia berusaha membantu arion, Takut takut Arion berubah pikiran dan terjun dari jembatan. Kan gak lucu!

Setelah kedua kakinya menapak kembali, Arion langsung memeluk Qia dengan erat. Badannya bergetar dan isakan terdengar dari bibir Arion.

"Gue takut." Lirih Arion

TRANSMIGRASI KEISYA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang