"Leo, lo mau kemana? Apa lo nggak ikut ke acara peringatan kematian Ishar?" Tanya Jojo.
"Gue ada urusan lain, palingan nanti gue datang terlambat." Jawab Leonid sembari memasang helm full facenya.
"Lo mau kemana? Mau ketemu sama Hoya?" Sontak tubuh Leonid menegang mendengar nama Hoya yang disebutkan oleh Jojo.
Leonid hanya terdiam karena ini sudah dua minggu dia tidak bertemu dengan Hoya setelah Hoya berhenti bersekolah umum dan memilih homeschooling.
Tanpa ada yang tau bahwa Leonid sekarang sangat merindukan Hoya. Sosok Hoya yang selalu ada bersamanya dan selalu memberikan ketenangan meski hanya berbicara dengannya sebentar.
"Leo, lo juga tau kalau Hoya yang kita kenal selama ini sudah sangat berbeda. Hoya yang sekarang sangat sulit untuk di dekati karena perbedaan yang sangat jauh dengan kita." Ucap Jojo dengan perasaan sedihnya.
"Lo salah Jojo. Bagi gue, Hoya tetaplah Hoya. Dia tidak berubah tapi dia dipaksa untuk berubah." Tatapan tajam Leonid menunjukkan keyakinannya pada Hoya.
"Tapi Leo-"
"Dia tidak berubah Jojo. Dia tetap Hoya yang gue kenal." Ucap Leonid tegas hingga membuat Jojo tidak bisa menyela ucapannya lagi.
Setelah itu Leonid langsung mengendarai motornya keluar dari kawasan sekolah. Sedangkan Marcel yang sedari tadi mendengar pembicaraan Leonid dan Jojo pun hanya bisa terdiam.
Marcel pun memutuskan untuk mengikuti Leonid, Marcel merasa khawatir pada Leonid. Karena Marcel selalu teringat saat Leonid menangis di malam sepi dengan hujan deras yang penuh rasa putus asa.
Marcel takut jika Leonid akan melakukan hal yang tidak diinginkan, karena Marcel melihat sorot mata yang kosong pada mata Leonid dan itu sorot mata yang sudah lama tidak dia lihat semenjak penusukan Leonid oleh Amir.
Sekarang Marcel pun mengikuti Leonid yang berhenti di sebuah toko bunga. Leonid turun dari motornya dan berjalan masuk ke dalam toko bunga tersebut. Saat Leonid masuk, matanya langsung tertuju pada bunga mawar merah.
"Tolong buatkan buket bunga mawar yang besar dan cantik." Ucap Leonid dengan wajah yang datar.
"Ah...anda sudah lama tidak datang ke toko ini. Kebetulan sekali bunga mawar hari ini sangat segar." Ucap pemilik toko tersebut.
"Apa saya sering datang ke sini dulu?" Tanya Leonid yang merasa ucapan pemilik toko itu berkaitan dengan masa lalunya.
"Anda selalu datang kesini setiap dua minggu sekali."
"Sepertinya saya banyak melupakan sesuatu."
"Tidak apa-apa, karena ingatan mudah untuk dilupakan. Berbeda dengan takdir yang tidak bisa diubah. Seperti anda yang melupakan toko saya, tapi pada akhirnya anda datang kembali ke toko saya. Itu semua adalah takdir." Ucapan pemilik toko itu membuat Leonid tersadar.
Leonid pun sontak merasa yakin meski ingatannya belum kembali sepenuhnya, tapi Leonid yakin bahwa dirinya akan kembali mengingat semuanya termasuk ingatan tentang Hoya yang dia lupakan.
Di saat Leonid berkelana dalam pikirannya, buket bunga yang dia pesan pun sudah selesai. Leonid mengambil buket itu dan membayarnya. Leonid sejenak melihat bunga mawar merah itu seperti sebuah api yang berkobar.
"Terima kasih, bunga ini sangat cantik. Lain waktu aku akan mengajak sosok yang seperti bunga mawar ini ke sini." Ucap Leonid.
"Saya sangat menunggu waktu itu. Semoga hidup anda indah seperti bunga mawar ini." Pemilik toko itu tersenyum ramah pada Leonid.
Leonid hanya membalas dengan anggukan kepala kecil, setelah itu Leonid berjalan keluar dari toko itu. Leonid pun melirik sekilas ke arah Marcel yang sedari tadi mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose War (On Going)
Ficção AdolescenteLeonid Xavier Handomo adalah ketua DEVIL generasi ke-3. Anak bungsu dari dua bersaudara dan anak dari pasangan komandan TNI dan seorang guru. Leonid menjalani hari-harinya seperti biasa, hingga dia mengetahui kebenaran tentang keluarga seorang perem...