Terlihat Darrel dan Lavon duduk di kursi tunggu di ruangan dimana Hoya sekarang di rawat. Setelah mendapatkan pertolongan, Hoya pun di rawat di ruang VIP agar Hoya bisa beristirahat dengan nyaman.
Di saat mereka duduk, dari arah lain terlihat Sebastian berjalan cepat dengan pengawalnya Enzo dibelakangnya. Sebastian langsung berjalan mendekati Darrel dan menarik bajunya dengan kasar.
"Apa yang sudah kamu lakukan pada putriku DARREL?!" Teriak Sebastian.
Hingga pengawal Darrel hendak mendekati Sebastian, tapi Enzo dan Lavon lebih dulu menghalangi mereka agar tidak mendekati Sebastian. Sedangkan Darrel hanya diam dengan menatap lurus Sebastian.
"Putri yang mana kamu maksud Sebastian. Hoya adalah putriku." Ucap Darrel santai.
Sebastian yang sudah tidak bisa menahan emosi langsung memukul Darrel dengan brutal. Sebastian memukul wajah Darrel dan membenturkan kepalanya ke dinding hingga membuat kepala Darrel mengeluarkan darah.
Lavon mengerutkan keningnya karena melihat Darrel yang tidak melawan atau membalas pukulan dari Sebastian. Sebastian memukul Darrel hingga tangannya memar.
"Hoya dan Lavon adalah anakku. Jika ini terulang kembali, aku pastikan semua keluargaku kembali padaku. Termasuk Edith! Camkan itu Darrel!" Ancam Sebastian dan berlalu masuk ke dalam ruangan Hoya bersama Lavon dan Enzo.
Darrel yang mendengar ucapan Sebastian pun mengepalkan kedua tangannya. Ancaman Sebastian terdengar seperti peringatan sebuah kabar kematian untuknya. Karena Darrel tidak akan pernah membiarkan Edith direbut kembali oleh Sebastian.
Sedangkan Sebastian sekarang berada di samping Hoya yang terbaring dengan selang infus ditangannya. Hoya yang dalam pengaruh obat tidur tidak sadar bahwa tangannya sekarang sedang di genggam oleh Sebastian yaitu ayah kandungnya sendiri.
"Maafkan aku papah. Aku tidak bisa melindungi Hoya. Ini semua salah ku." Ucap Lavon tertunduk merasa bersalah.
"Ini bukan salah kamu Lavon. Aku tau kenapa Hoya melakukan tindakan ekstrem ini. Karena kamu juga sedang tidak dalam keadaan baik putraku." Ucap Sebastian.
"Papah..."
"Aku sudah mengetahui semuanya. Rena menjebakmu dalam kasus penggelapan dana. Meski kamu dinyatakan tidak bersalah, tapi Hoya tetap marah karena itu akan membuat nama kamu buruk."
"Aku masih bisa mengurus masalahku sendirian, tapi aku tidak menduga bahwa Hoya akan mengetahui hal ini lebih dulu."
"Hoya pasti mengetahuinya dari bayangannya." Ujar Sebastian sembari mengusap kepala Hoya penuh kelembutan.
"Papah, maafkan aku." Ucap Lavon.
Sebastian pun berdiri dan menghadap ke arah Lavon. Wajah Lavon yang pucat dan tertunduk dengan perasaan bersalah membuat Sebastian iba pada putranya itu.
"Lavon jangan salahkan diri kamu sendiri. Ini semua bukan kesalahan kamu. Bersabarlah, aku akan menyelesaikan semuanya dan kita semua akan berkumpul kembali." Sebastian menepuk pelan kepala Lavon dengan nada suara yang tegas.
Sedangkan di tempat yang berbeda terlihat Leonid sedang mengendarai mobilnya menuju taman yang ada di Surabaya. Leonid merasa putus asa karena tidak menemukan apapun tentang insiden yang membuatnya amnesia.
Leonid dan Erzan sudah mencoba mencari tau informasi di rumah sakit saat dirinya di rawat saat insiden itu terjadi. Tapi pihak rumah sakit tidak bisa memberitahukannya dengan alasan kode etik rumah sakit untuk menjaga informasi.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada malam itu?" Ucap Leonid.
Hingga mata Leonid melihat papan yang bertuliskan arah ke Hutan Bambu Keputih. Seketika bayangan pun muncul di kepalanya, bayangan saat Leonid masuk ke dalam kawasan Hutan Bambu Keputih dengan wajah yang tersenyum bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rose War (On Going)
Подростковая литератураLeonid Xavier Handomo adalah ketua DEVIL generasi ke-3. Anak bungsu dari dua bersaudara dan anak dari pasangan komandan TNI dan seorang guru. Leonid menjalani hari-harinya seperti biasa, hingga dia mengetahui kebenaran tentang keluarga seorang perem...