"Helena? Kenapa kamu baru aja jenguk aku? Apa kamu tidak mengkhawatirkan aku?" Tanya Marcel.
"Aku sangat khawatir sama kamu Marcel, aku nggak bisa jenguk kamu karena aku harus nemanin mamah ke Bandung." Ucap Helena berbohong.
Helena berbohong pada Marcel, karena Helena tidak ingin Marcel mengetahui bahwa dirinyalah yang membuat Marcel terluka dan karena itu Darrel menghukumnya
"Seharusnya kamu bisa hubungin aku Helena, apa aku tidak penting buat kamu?" Tanya Marcel yang masih merasa sangat kesal.
"Maafkan aku sayang. Tolong maafkan aku ya..." Helena memeluk Marcel yang sekarang duduk di sofa dengan tangan yang masih terpasang selang infus.
Marcel yang mendengar Helena memohon dengan mata yang sendu membuat Marcel menghela nafas panjang. Kemudian Marcel merangkul Helena penuh kelembutan dan mengusap kepalanya.
Di saat Marcel bersama Helena, di taman rumah sakit terlihat Edith berdiri berhadapan dengan Sebastian. Wajah Edith terlihat sangat marah dan kedua tangannya terkepal kuat.
"Kenapa kamu tetap mengizinkan Helena bertemu dengan Marcel? Dia hampir melukai Hoya dan membuat Marcel hampir kehilangan nyawanya!" Ucap Edith.
"Edith tenanglah. Aku tau apa yang kamu khawatirkan, aku hanya menunggu waktu saja untuk memisahkan mereka. Marcel harus melihat kebusukan Helena dengan matanya sendiri, karena itu mari kita bertahan sebentar lagi." Sebastian mengusap pipi Edith penuh kasih.
"Tapi...."
"Marcel baik-baik saja, yang aku khawatirkan adalah Hoya. Aku tidak bisa memahami jalan pikir Hoya. Bahkan Lavon cukup kesulitan untuk mencari tau tentang perjanjian Hoya dengan Darrel." Ujar Sebastian.
"Aku takut jika Hoya melakukan perjanjian yang akan membuatnya terperangkap dalam kekangan Darrel."
"Tapi Darrel sangat menyanyanginya, jadi Darrel tidak mungkin akan melukai Hoya."
"Tidak, Darrel akan semakin gila jika berkaitan dengan orang yang sangat dia cintai. Jangan pernah mempercayai iblis Sebastian." Ucap Edith menatap lurus pada Sebastian.
Sebastian bisa melihat sorot mata Edith yang sangat ketakutan dan khawatir. Sebastian pun memeluk Edith untuk menenangkannya. Tanpa mereka sadari dari kejauhan nampak Leonid melihat hal itu dengan wajah terkejut.
Leonid pun langsung bersembunyi dan berjalan kembali menuju parkiran motornya. Leonid merasa terkejut saat melihat Sebastian sedang memeluk seorang perempuan.
"Bukannya nyokap Marcel udah meninggal, jadi siapa yang bersama om Sebastian tadi? Apa dia calon nyokap Marcel yang baru?" Ucap Leonid yang masih sangat terkejut.
"Kepala gue pusing, masalah gue sama Hoya belum selesai sekarang masalah sahabat gue lagi. Apa Marcel mengetahui hal ini? Hahh gue jadi khawatir sama dia." Leonid menghela nafas panjang dengan wajah lelahnya.
Leonid pun mengurungkan niatnya untuk menjenguk Marcel. Leonid menaiki motornya dan pergi meninggalkan kawasan rumah sakit itu. Leonid yang masih mengenakan seragam sekolah memutuskan pergi ke markas DEVIL.
Leonid mengendarai motornya dengan santai karena pikiran Leonid sekarang tertuju pada Hoya. Sudah hampir seminggu pertemuan dirinya dengan Hoya di markas DEVIL membuat Leonid khawatir dan merindukan Hoya.
Tapi sektika Leonid menghentikan motornya dengan mendadak saat melihat sosok orang yang sedang dirindukannya ada di depan markas DEVIL dengan mengenakan hoodie berwarna putih.
"Hoya?!" Seketika Leonid segera memarkirkan motornya di depan markas dan berlari menghampiri Hoya yang berdiri seperti kebingungan.
"Hoya? Kenapa lo ada disini?" Tanya Leonid khawatir dengan menyentuh pundak Hoya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose War (On Going)
Roman pour AdolescentsLeonid Xavier Handomo adalah ketua DEVIL generasi ke-3. Anak bungsu dari dua bersaudara dan anak dari pasangan komandan TNI dan seorang guru. Leonid menjalani hari-harinya seperti biasa, hingga dia mengetahui kebenaran tentang keluarga seorang perem...