Terasa Nyata

679 62 21
                                    

Seorang laki-laki yang mengenakan setelan jas hitam dengan kaos putih di bagian dalam dan sepatu sneakers hitam putih baru saja keluar dari mobil.

Laki-laki itu berjalan sambil tersenyum manis dengan membawa buket bunga mawar merah yang besar, hingga langkah Laki-laki itu terhenti saat melihat dua orang di depannya.

"Jangan! Jangan ganggu dia! Jika lo mau lenyapkan gue maka lakukan itu saja! Jangan pernah mencoba menyentuh dia!" Ucap perempuan yang berdiri membelakangi Laki-laki itu.

"Baiklah! Itu keputusan yang benar! Lo yang harus mati!" Ucap perempuan yang sekarang memegang pistol.

Dor!!!

Perempuan itu menembak perempuan yang mengenakan dress putih itu tanpa ragu. Tangan laki-laki itu gemetar dan sontak langsung berlari menuju perempuan yang tertembak itu.

"Tidak! Aku mohon bertahanlah! Aku yang salah, tolong bertahanlah Hoya!" Teriak laki-laki itu dengan memeluk perempuan tersebut.

Buket bunga mawar yang dibawanya pun jatuh tepat di samping perempuan tersebut dan darah perempuan tersebut menetes ke bunga mawar tersebut.

"Hoya!" Teriak laki-laki itu dengan air mata yang menetes deras.

Mata laki-laki itu menutup dan seketika terdengar suara yang samar-samar memanggil namanya.

"Leonid."

"Leonid, Leonid bangun..."

Detik kemudian laki-laki itu membuka matanya dengan mata yang sembab. Hal pertama yang di liat laki-laki itu adalah sosok perempuan cantik dengan rambut tergerai panjang.

"Lo kenapa Leonid?" Tanya perempuan cantik itu yang tidak lain adalah Hoya.

"Ini kedua kalinya gue mimpi itu lagi." Ucap Leonid dalam hati sambil menatap Hoya dihadapannya.

"Leonid?! Lo nangis?!" Pekik Hoya.

Seketika Jojo dan Nicolas yang duduk di belakang Leonid berdiri dan langsung menghampiri meja Leonid.

"Lo bohong ya Hoya? Mana bisa Leonid nangis sih, tuh mukanya aja datar." Ucap Jojo dengan menjitak pelan kepala Hoya.

"Benaran deh tadi gue liat Leonid nangis." Ucap Hoya.

"Udah, dari pada ribut lo baik catat lagi catatan lo Hoya." Tegur Leonid dengan mengusap kepala Hoya.

Setelah itu Leonid keluar dari kelas dan Hoya pun menatap punggung Leonid yang perlahan menghilang dari balik pintu.

Kemudian Nicolas memukul buku Hoya di atas meja dengan buku catatannya. Hoya pun langsung mengambil buku catatan itu dengan senyuman puas.

"Hoya lain kali kalau mau bercanda jangan sama Leonid, sama kita aja." Ujar Nicolas.

"Yap, benar kata Nicol. Satu hal yang lo harus tau Hoya, Leonid nggak pernah nangis. Meski dia luka parah atau liat teman dia berantem, dia nggak pernah nangis." Ucap Jojo.

"Kalau Leonid sampai nangis, mungkin itu karena seseorang bisa ngubah hidup dia." Ucapan Nicolas membuat Hoya terdiam.

Hoya tidak tau kenapa Leonid dengan cepat menghilangkan jejak air matanya sebelum teman-temannya melihat, tapi Hoya yakin bahwa tadi dirinya melihat Leonid menangis.

Kemudian Nicolas dan Jojo keluar dari kelas setelah memberikan buku catatan pada Hoya. Hoya masih diam sambil menatap kursi Leonid disampingnya.

"Hoya!" Pekik seorang perempuan cantik berambut pendek menghampiri Hoya.

"Athena, jangan ribut! Gue nggak budek Athena." Ucap Hoya yang gregetan sama sifat Athena.

"Hoya, temanin gue beli baju habis pulang sekolah yuk." Ajak Athena.

Rose War (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang