Sekarang Hoya dan Leonid sedang makan bakso bersama. Hoya memakaikan hoodie hitam milik Leonid untuk menutup pakaiannya yang cukup terbuka.
Sedari tadi Leonid hanya diam tanpa bertanya apapun tentang dirinya. Hoya pun hanya menatap Leonid dengan diam, sejenak Hoya merasa khawatir jika Darrel mengetahui hal ini.
"Bagaimana jika papah mengetahui bahwa aku sedang bersama Leonid?" Ucap batin Hoya yang merasa sedikit takut.
"Kenapa? Apa kamu takut kalau papah kamu tau bahwa kamu sedang bersamaku?" Ucapan Leonid mengejutkan Hoya.
Melihat Hoya khawatir pun membuat Leonid menghela nafas panjang. Hoya menundukkan kepalanya sambil menatap mangkok baksonya dengan pikiran kosong.
"Aku akan mengantar kamu kembali sebelum papah kamu menyadarinya, jadi jangan khawatirkan apapun lagi." Ucap Leonid sambil mengangkat wajah Hoya.
"Leonid, aku-"
"Hoya." Suara panggilan itu mengejutkan Hoya dan Leonid.
Seketika mata Hoya dan Leonid pun melihat ke arah suara itu berasal. Mata Hoya membulat saat melihat sosok Ethan yang berdiri di depan mobilnya.
Sedangkan Leonid mengepal kedua tangannya dan menatap Ethan dengan tajam. Hoya sontak berdiri dan hendak menghampiri Ethan, tapi dengan cepat Leonid menahan tangan Hoya.
Hoya menatap wajah Leonid yang datar dan Hoya bisa merasakan perasaan intimidasi dari Leonid yang sangat kuat pada Ethan. Hingga handphone Hoya berdering.
Hoya pun mengambil handphonenya dan terkejut saat melihat nama Lavon yang tertera di layar handphonenya. Kemudian Hoya pun langsung mengangkat panggilan itu.
"Ikutlah bersama Ethan untuk kembali ke hotel. Gue akan berusaha menutup ini dari papah. Gue akan memaafkan hal ini, tapi gue mau lo jauhin Leonid. Gue nggak mau adik gue dalam bahaya hanya karena dia." Ucap Lavon.
"Jadi lo udah liat semuanya?" Tanya Hoya sembari bertukar pandang dengan Leonid.
"Gue sengaja membiarkan lo karena gue tau lo butuh dia. Tapi gue nggak akan toleransi apapun jika itu menyangkut keselamatan lo. Jangan lupa, gue bisa ngelenyapin dia buat ngelindungin lo dari papah."
"Baiklah, jangan lakukan apapun sampai gue datang." Ucap Hoya sambil menghela nafas panjang.
"Gue akan nunggu lo di pintu darurat hotel." Ujar Lavon dan langsung memutuskan panggilan tersebut.
Setelah itu Hoya menatap Ethan sejenak dan kemudian melihat wajah dingin Leonid. Tangan Leonid semakin menggenggam erat tangan Hoya. Leonid tau bahwa Hoya berencana untuk meninggalkannya lagi.
"Apa kali ini kamu pergi ninggalin aku lagi?" Tanya Leonid.
"Leonid, aku harus kembali. Terima kasih untuk hari ini." Ucap Hoya menatap sendu wajah Lavon.
"Baiklah Hoya, kali ini aku akan membiarkan kamu pergi. Tapi aku ada satu permintaan dan kamu harus mengabulkannya."
"Leonid aku..."
"Temui aku di taman jam 9 malam besok. Kamu harus datang."
Hoya pun diam, dan Leonid perlahan melepaskan genggaman tangannya pada Hoya. Hoya seketika merasa hampa saat tangan Leonid terlepas dari tangannya.
Kemudian Hoya pun berjalan menuju mobil Ethan yang terparkir tidak jauh darinya. Hoya langsung masuk ke dalam mobil hingga lupa melepaskan jaket milik Leonid.
Setelah memastikan Hoya sudah masuk ke dalam mobil, Ethan berjalan mendekati Leonid. Leonid menatap datar pada Ethan tanpa rasa takut sedikitpun.
"Jangan pernah untuk mendekati Hoya, jika lo memang sangat menyanyanginya. Gue hanya memperingatkan lo. Lavon sangat menyayangi adik perempuannya, Hoya juga anak perempuan kesayangan dari bokapnya." Ucap Ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose War (On Going)
Teen FictionLeonid Xavier Handomo adalah ketua DEVIL generasi ke-3. Anak bungsu dari dua bersaudara dan anak dari pasangan komandan TNI dan seorang guru. Leonid menjalani hari-harinya seperti biasa, hingga dia mengetahui kebenaran tentang keluarga seorang perem...