Penuh Rahasia

136 33 1
                                    

"Jadi kakak harap kalian bisa menyelesai tugas yang kaka berikan untuk kalian. Untuk hari ini cukup, dan jangan terlalu tertekan untuk pelajarannya." Ucap Hoya pada siswi dan siswa yang dia ajarkan.

"Baik kak Hoya." Ucap siswi dan siswa itu serentak.

Setelah itu Hoya merapikan buku-bukunya dan bersiap pergi ke cafe untuk kerja paruh waktu lagi. Hoya harus cepat karena waktunya sudah terlambat.

Setelah semua siswi dan siswa sudah pulang, Hoya pun keluar dari kelas itu. Saat Hoya keluar, Hoya bertemu dengan Gita yang baru saja keluar dari ruangan rapat guru.

"Kamu sudah mau pulang?" Tanya Gita.

"Iya bunda, aku harus ke cafe lagi bunda." Ucap Hoya lembut.

"Maafin bunda ya udah buat kamu kerepotan di hari pertama. Bunda nggak tau kalau hari ini ada rapat guru dadakan."

"Nggak papa kok bunda, kan ini emang tugas aku bantu bunda."

"Kamu anak yang baik Hoya."

"Terima kasih bunda, kalau gitu Hoya berangkat sekarang ya." Ujar Hoya mengambil tangan Gita dan menciumnya untuk berpamitan.

"Yaudah, kamu hati-hati ya." Ucap Gita dan dibalas Hoya dengan anggukan kepala.

Setelah itu Hoya berlari kecil di bawah awan senja dengan angin yang meniup rambut panjangnya yang tergerai indah.

Gita melihat Hoya yang perlahan menjauh dari pandangannya pun menghela nafas. Gita merasa iba pada Hoya, karena Gita merasakan kesedihan disetiap senyuman Hoya.

"Aku harap anak itu mendapatkan kebahagian." Ucap Gita dengan mata sendunya.

Sedangkan Hoya sekarang sudah berada di dalam mobil taksi. Hoya menghela nafas panjang sambil mengikat rambut panjangnya menjadi satu.

Tapi detik kemudian handphone Hoya bergetar dan Hoya pun segera membuka pesan yang baru saja masuk.

Papah
Jangan membuat masalah yang bisa membuat Lavon dalam masalah. Atau aku akan melupakan janji itu.

Seketika wajah Hoya menjadi datar, sorot mata tanpa emosi membuat siapapun tidak tau dengan perasaan Hoya yang sebenarnya.

Hoya membuka kaca mobil dan melihat hari perlahan yang menggelap. Mata yang memandang langit dengan sorot mata yang kosong dan perasaan lelah yang dirasakan oleh Hoya tergambar jelas.

"Gue nggak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Lavon dan dia adalah orang yang gue cintai setelah mamah, maka dari itu gue harus melindunginya." Ucap Hoya dalam hati.

Hingga tidak lama kemudiam Hoya pun sampai di cafe. Hoya segera keluar dari taksi setelah membayarnya.

Hoya berjalan masuk kedalam cafe dan mata Hoya melihat Ethan yang sedang sibuk berbicara dengan karyawannya yang lain.

"Hoya! Kamu dari mana aja?!" Ethan berjalan mendekati Hoya dengan wajah yang khawatir.

"Maaf, aku tadi lagi ngajar dan aku lupa ngabarin kakak kalau aku bakalan telat kerjanya."  Ucap Hoya merasa bersalah.

"Kakak nggak peduli kamu telat, asalkan kamu ngabarin kakak. Kakak hampir aja telpon Lavon buat cari kamu Hoya."

"Maaf kak Ethan. Lain kali aku akan ngabarin kakak lebih dulu."

"Yasudah, kalau gitu kamu siap-siapa aja dulu dibelakang." Ethan menghela nafas pelan dan mengusap kepala Hoya lembut.

"Makasih kak Ethan." Hoya tersenyum senang dan langsung melangkah kakinya menuju ruangan belakang untuk mengganti pakaiannya.

Rose War (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang