Part 8. Perbandingan

53 10 4
                                    

"Keya rentan cahaya matahari, seperti gumpalan salju di akhir musim dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Keya rentan cahaya matahari, seperti gumpalan salju di akhir musim dingin." Ruslan berucap sendu, bibir menekuk getir pada anak sulung yang menuntut jawaban atas prilaku khusus sang papa pada remaja tadi malam.

"Di rumah dia bisa saja berlindung di bawah atap. Tapi bagaimana jika di sekolah? Aktifitasnya pasti beragam terlebih untuk ukuran anak SMA. Papa pikir mempercayai seorang teman laki-laki bisa membantu Keya. Melindunginya. Menjaga Keya dari anak laki-laki lain yang berpikir dangkal," lanjut Ruslan.

Claire masih belum bisa menerima jawaban Ruslan. Terlalu sepele menurutnya. Jika disangkut-pautkan dengan aktifitas sekolah, bagaimana ketika Keya SMP dulu? Gadis itu masih bisa pulang dengan selamat meskipun tidak ada sosok teman baik di sekolah. Keya sendiri tahu apa kelemahannya, guru pun memberi pengertian lalu mengecualikan Keya dalam aktifkan luar ruangan pada suhu tinggi.

"Tidak adil. Papa membiarkan Keya dekat dengan laki-laki, sementara aku mendapat peringatan jika jalan berdua saja dengan tunanganku sendiri." Claire mengungkapkan rasa irinya, maksud terselebung dari pertanyaannya.

Claire menunduk, menggenggam ujung baju dengan paha merapat. Rasa cinta pada sang tunangan sangat besar, Claire ingin semua memaklumi Claire dan menilai kedekatannya dengan Adam adalah cinta nan tulus dari Claire pun Adam.

Kenapa harus ada pembatasan? Mereka sudah bertunangan, itu artinya pasti akan menikah. Menyakitkan melihat bagaimana Adam belum dapat kepercayaan dari keluarga, padahal hubungannya sudah di status tunangan.

"Kamu orang yang sungkan, Claire. Papa takut itu dimanfaatkan oleh Adam. Dia pasti tahu kamu tidak bisa menolak permintaannya."

Claire mendongak cepat. "Adam tidak seburuk itu. Biarkan aku bebas dengannya!" tegas Claire.

"Tidak bisa."

"Terus kenapa Keya bisa?"

"Karena Keya tahu batasan. Maigcal dan Adam pun memiliki perbedaan jelas dimataku. Adam, pria itu pengecut yang tidak bertanggung jawab. Papa mempertimbangkan untuk memutus hubungan kalian."

Manik Claire gemetar bersama kilauan bening siap jatuh membasahi pipi. Bukan dengan raut sendu dia menangis, tetapi api kemarahan menyembur jelas dari tatapannya yang tajam penuh kebencian. Untuk membela seorang laki-laki, Claire berani menunjukkan hal tidak sopan pada pria tua yang tidak kalah terkejut oleh sikap Claire.

"Aku akan bunuh diri jika Papa menjadi penghalang bagi hubunganku dengan Adam," ancam Claire tampak serius. Lantas Claire beranjak, tergesa-gesa menaiki tangga sembari menyeka air mata.

Kalau sudah begini apa yang harus dilakukan oleh Ruslan? Niatnya hanya ingin menjauhkan putri-putrinya dari laki-laki yang tidak cocok di mata Ruslan setelah menilai. Dia sudah tua, angka 64 dalam usianya hanya mengingatkan Ruslan akan kematian. Setelah dia tiada, dia ingin anaknya berada di tangan pria yang tepat.

"Pa," tegur Rosa lembut, dia menyaksikan obrolan tadi sembari bersembunyi di balik dinding. Dan sekarang dia mengerti rasa resah seperti apa yang menghantui sang suami.

The Key to MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang