53. Tidak menaruh asal dendam.

34 6 0
                                    

"Dia menjadi sangat sibuk belakangan ini! Bergabung bersama polisi menyelidiki kasus tentang papamu, Keya. Barly bilang ada kejanggalan, dan dia tidak ingin melepaskannya." Lizy mengadu separuh sebal, merutuki Barly yang belakangan kurang memberikan waktu untuknya.

Di pusat kota, berada di bawah pohon, manusia berlalu lalang berjalan kaki. Mary dan Keya menjadi pendengar atas cerita gadis itu, mereka bertiga tengah duduk di sebuah bangku sembari masing-masing memegang es krim. Alasan lain mereka dengan senang hati mendengar keluhan Lizy sebab pembahasan gadis itu tentang Barly yang bergabung menyelidiki kasus kematian papa Keya.

"Menurutmu bagaimana, Keya?" Lizy bertanya, pada gadis yang berkaitan. Keya tampak bingung, dan dia berhasil menambahkan kerutan kesal di kening Lizy. "Tentang papamu, Keya! Apa menurutmu dia dibunuh?"

"Siapa yang membunuh papaku? Jelas dia terjatuh sendiri, aku tak ingin mengobati diri dengan cara menyalahkan orang lain." Sepenuhnya Keya telah iklas, dia telah melalui kesulitan sehingga dia bisa mengundurkan perasaan kehilangan. Ya, lebih baik menikmati kehidupan sederhananya yang sekarang, Maigcal bilang begitu pada Keya.

"Lihat itu!" Mary menunjuk layar besar yang melakat di atas gedung. Untuk sesaat mereka seakan lupa bernapas; tegang dan mencekam. Ternyata berita itu juga menarik bagi penjalan kaki sekitar, mereka berhenti, mendongak menatap layar besar.

Arland, pamannya Keya digiring oleh polisi. Dijelaskan bahwa dia adalah pelaku pembunuh saudaranya, Ruslan. Tidak hanya itu, polisi berhasil menemukan rekaman yang menjadi alasan bagi Arland mendorong Ruslan. Arland mengaku dia diancam menggunakan video dari masalah masa lalu itu. Tentang 100 permata yang hilang, dan pemerkosaan seorang ibu di depan anaknya. Mendadak nama Maigcal Magic diseret, Arland berpendapat anak di dalam rekaman tersebut adalah Maigcal Magic.

Keadaan sekitar menjadi ricuh, penuh dengan pendapat masing-masing. Tentang Maigcal Magic selalu menarik, mereka tidak bisa mengabaikan begitu saja.

"Pantas saja Maigcal Magic hanya mengincar permata dari perusahaan pengusaha itu."

"Dia pasti dendam, orang tuanya mati karena tuduhan tidak terbukti."

"Melihat ibunya sendiri diperkosa, itu keterlaluan."

"Kita semua tahu Maigcal Magic ada dendam pada pengusaha itu, jelas sekali dari cara dia menargetkan. Siapa yang mengira dia adalah anak yang malang?"

"Parah, bahkan pria itu membunuh saudaranya sendiri."

Keya gemetar, membeku di tempat membiarkan air mata jatuh sangat deras tanpa mengedipkan mata. Apa ini? Ia pikir salah jika menaruh curiga pada paman Arland, pria yang memiliki kedekatan dengan Keya. Bahkan papanya, Ruslan, memiliki bukti tentang insiden 100 permata yang hilang? Itu berkaitan dengan Maigcal, Keya merasa malu berhadapan dengan pemuda tersebut. Wajah seperti apa yang pantas ia tunjukkan pada Maigcal?

Lizy masih fukus pada layar, tidak sadar bagaimana teman di sebelahnya sudah ketakutan setengah mati. "Kalau dia berhasil merebut video itu, kenapa tidak dia hapus?"

"Lizy!" Mary menggertak, memainkan mata, menyuruh Lizy melirik Keya.

Kemudian gadis itu menutup mulut, temannya dalam keadaan buruk sekali. Mary menepuk jidat, menyesali keputusan jalan-jalan bersama hari ini. Mungkin lebih baik Keya tidak mengetahui apa pun, atau Maigcal sebenarnya sudah tahu akan jadi seperti ini sehingga dia tidak memberitahu Keya tentang pamannya yang menjadi salah satu tersangka.

Fakta menusuk Keya, keluarga yang ia kira baik ternyata bertopeng tebal. Kepercayaan Keya hancur, tidak dapat mempertahankan benteng terakhir yang bertahan setelah dia dikecewakan saat memohon saat dikejar hutang kala itu.

The Key to MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang