REMEMBERING LOVE

319 28 2
                                    

Warning : ada adegan dewasa yang mungkin dapat membuat ketidak nyamanan bagi sebagian orang, kebijakan dalam membaca sangat di butuhkan. Yang merasa tidak nyaman bisa skip chapter ini.
Baca saat lagi sendiri aja.

Baca saat lagi sendiri aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





::

8 MONTHS LATER...

Rosé dan Jennie meletakkan buket bunga mawar putih kesukaan Nyonya Kim sembari mendoakan mendiang kedua orang tua Jennie kesekian kalinya.

Sore itu Jennie bersama dengan Rosé tengah menikmati matahari tenggelam di taman setelah menjenguk kedua orang tua Jennie. Tidak ada lagi air mata di wajah Jennie, ia telah mengihklaskan apa yang terjadi dalam hidupnya, dan bersiap apa yang akan di hadapi di kemudian hari, karena hidup masih terus berjalan.

Ketika pikiran mereka merajut masa depan mereka Kedua tangan mereka saling bertaut seperti tidak ingin terpisahkan. Rosé mendapati Jennie yang menatap kosong kearah langit penuh kegundahan dan cemas. Rose mengulurkan kedua tangannya menggenggam tangannya. Membuat Jennie menoleh kepadanya. Rosé seraya tersenyum padanya dengan tatapan lembut.

Rosé berkata. "Aku tidak tahu apa yang masa depan nantinya, tapi aku ingin mengatakan kalau aku sungguh menyayangimu, Jen. Apapun yang terjadi kita lewati ini bersama sama" ucap Rosé penuh penekanan dan hati hati pada setiap kalimatnya.

Jennie terdiam sesaat, air matanya menetes diatas kulit putih Rosé yang menggenggam tangannya. Jennie lalu menaruh kepalanya di pundak Rosé ketika ia memeluknya. Pada momen itu mereka berdua tahu perasaan mereka lebih kuat dari apa yang akan mereka hadapi.

"Kita jalani bersama sama, Jen" Rosé menggenggam lebih erat tangan Jennie, Rosé mengangguk dan tersenyum meyakinkan Jennie. "Aku akan selalu disini bersama mu"

Rosé mengajak Jennie pulang ketempat yang layak disebut rumah yang penuh kehangatan. Dimana mereka mencoba lebih banyak lagi melukis kenangan mereka dimasa depan bersama, menghabiskan waktu berjam-jam bersama, berbicara tentang waktu lama mereka lewatkan.

Malam itu ketika langit terlihat biru terang, mereka berdua bersandar memandangi dari balik jendela kamarnya. Perlahan Jennie menarik tangan Rosé ke perutnya yang sudah sangat besar. Menuntunnya untuk mengusap perutnya dengan lembut.

Jennie bernafas lega terasa hangat dari gerakan tangan Rosé diatas kulitnya. "Apa kau merasa nyaman seperti ini?" Tanya Rosé penasaran. Jennie mengangguk menikmati elusan lembut tangan Rosé.

"Sebentar lagi kita akan memiliki bayi, Rosé. Kita akan memiliki keluarga sendiri" Jennie memejamkan mata bersandar di bahu Rosé dengan nyaman.

Rosé menatap perut Jennie, matanya berkilauan oleh kilatan cahaya bulan. Meski terasa tidak percaya mereka dapat sampai di titik ini mereka merasakan getaran yang dalam di hati mereka. Dia merasakan bahwa inilah yang selalu dia inginkan, keluarga yang sebenarnya.

SECOND CHANCE : Love will [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang