"Sudah ku bilang untuk mendapatkan buku nikah, ya satu satunya kau harus menikah 'lagi' Jen entah dengan siapa di mana itu hanya kau yang bisa menentukan" Wendy berbicara di telepon dengan nada yang kesal. Dia sudah mengulang kalimat itu berkali kali bahkan sampai Jennie merasa sebal karenanya.
"Iya. Aku mengerti tidak perlu diulang seperti itu, Wen" ucap Jennie diam saja dalam beberapa saat mendengarkan ocehan Wendy sembari berfikir.
"Tapi memangnya kau sudah tahu dimana kami bisa menikah?" Tanya nya pelan menutupi mulutnya sesekali melihat kebelakang beberapa kali takut Rosé terbangun mendengar suaranya. Tapi Rosé terlalu nyemak tidur seperti orang mati.
Suara Wendy terdengar terkejut tiba-tiba Jennie mengatakan seperti itu la menegakan kepalanya. "Jen, kau serius?". Jennie memutar kursi rias yang didudukinya menghadap Rose.
"Kau bisa mengontak seseorang?" Tanya Jennie lagi dengan nada suara yang rendah pada Wendy. matanya telah berpindah dari menatap kasur nya lebih tepatnya pada Rose yang sedang tertidur. Kemudian matanya berpindah pada kalender yang di beri tanda khusus pada salah satu angka pada bulan Itu tepatnya besok lusa.
"Jawab aku dulu, kau serius Jen?" Teriak Wendy dari telepon itu. Rosé bergeming mengubah posisi tidurnya, Jennie Sedikit terkejut dengan pergerakannya cepat - cepat menutup teleponnya "besok akan ku kabari lagi wen aku tutup dulu ya"
Jennie lalu kembali ke atas kasur sebelum Rose menyadari Jennie tidak ada di sebelah nya.
***
Setelah mengetuk pintu tanpa menyapa terlebih dulu Jisoo masuk kedalam ruang Kepala Art Designer yang merupakan ruang kerja pribadi Rosé.
"Sedang apa?" Jisoo menelengkan kepalanya berdiri disisi Rosé yang sedang sibuk dengan beberapa kain yang panjang menjuntai panjang di mesin jahit miliknya di sebelah nya terlihat gaun putih yang bagian atasnya sudah setengah jadi. Dan book berukuran a4nya diatas meja.
"Sedang membuat pesanan seseorang?" tanyanya lagi. Tanpa berusaha menutupinya Rosé malah menunjukkan gambar potongan yang terlihat seperti gaun itu pada Jisoo.
"Aku sedang mencoba memikirkan finishing yang bagus untuk gaun ini. Bagaimana menurut mu apa ini terlalu terbuka atau tertutup?" Tanya nya memutar roda pada kursinya menghadap Jisoo. Ia menatap sekilas mesin jahit otomatis yang terlihat masih baru sedang mengerjakan tugasnya stengah jalan lalu memperhatikan gambar yang di berikan Rosé.
"Apa ini sebuah gaun?" Jisoo mengamati goresan goresan yang berbekas penghapus di garis garis tepinya gambar tersebut yang terlihat menghitam karena penghapus
"Lebih tepatnya gaun pengantin. Aku harus menyelesaikannya hari ini" Rosé menghela nafas sambil mengusap dagunya.
"Gaun pengantin? Siapa yang akan menikah?" cukup aneh bagi Jisoo melihat Rosé tiba tiba menjahit desainnya sendiri seperti ini padahal ia selalu melimpahkannya pada tim produksi apa lagi gaun pengantin karena merk fashion yang mereka punya tidak membuat gaun pengantin. "mengapa tidak disesuaikan dengan seleramu"
Rosé meninggikan alisnya "justru itu jika itu sesuai seleraku takutnya dia tidak mau memakainya., aku sudah memikirkan bagian ini lama sekali tapi belum juga mendapatkan pencerahan"
"tapi memangnya siapa yang akan memakai gaun ini?" Jisoo mengerutkan kening menaruh gambar desain itu di atas meja.
"Menurutmu siapa yang akan cocok memakainya?" Tanya Rosé dengan nada menggoda yang sangat mencolok dan terang - terangan tidak mungkin Jisoo tidak tahu.
***
Mobil Jennie memasuki area apartement cluster mewah yang baru saja di beli Wendy dan Somi untuk mereka tinggali. mereka baru saja membeli apartemen baru di daerah derat Seoul
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE : Love will [✓]
FanfictionFinish : May 31, 2024 Discription : Tiga tahun masa pernikahan Jennie dan Jaehyun ternyata tidak berjalan lancar. Jaehyun sama sekali belum pernah menyentuh Jennie dan 'mengurungnya didalam rumah mewahnya tanpa di beri nafkah yang layak seakan ingi...