재화 상속인

244 26 0
                                    

Saat Rose kembali kedalam kamar ia melihat seorang pria dengan pakaian serba hitam dan masker hitam berada di kamar tengah mengacungkan pisau kearah Jennie. Dari siruasinya ia barusaja membongkar lemari kayu dari kloset yang membuat Hank terbangun.

Pencuri itu nampak terkejut dan panik namun pisau itu terus diarahkan kerah Jennie dan anaknya.

Pencuri itu mengayunkan pisaunya ke arah Jennie. Hank menggonggong dengan keras dan Baby JR menangis karena tidurnya terganggu didalam pelukan Jennie yang gemetar karena ketakutan.

"Andwe... Jennie!!" Teriak Rose hendak berlari melindungi Jennie. Bersamaan dengan itu terdengar suara sirini mobil polisi berada di sekitar rumah semakin mendekat

"Nguing! Nguing! Nguing!"

Pencuri itu terhenti ketika terdengar mobil patroli mendekat kearah rumah. Pria itu nampak ragu dan panik matanya bergetar melihat kesana kemari terlihat peluh memenuhi pelipisnya di balik topinya. Kesempatan itu di pakai Rose untuk menakuti pencuri itu agar dapat menyelamatkan Jennie.

"Ya! Lepaskan Jennie atau Polisi akan menuju kesini! Kau ingin masuk penjara? Lepaskan Jennie jangan ganggu kami" ucap Rose mencoba berkomikasi. Namun pencuri itu tampak ragu.

"Kau tidak ingin lari? Atau aku akan memanggilnya kemari! Hah!" Rose sedikit membentak sembari mengacungkan ponselnya yang sudah tertera nomer darurat polisi. "Mereka akan segera kemari dengan sekali menekan tombol ini" ancamnya

"Ck, sialan!" Pria itu terdengar berdecih lalu mundur beberapa langkah melarikan diri melalui jendela.

Setelah pencuri itu pergi, Rose segera mendekati Jennie. Tangan nya terlihat bergetar sembari memeluk Baby JR yang menangis Rose membawanya duduk ke atas tempat tidur Ia memeluk Jennie yang ketakutan.

"Jennie-ya Gwenchana orang itu sudah tidak ada..." Rose mengusap lengan Jennie yang gemetar menenangkan. Nafas Jennie terdengar terengah-engah, tangannya menggenggam baju Rose ketakutan. Rose dengan lembut memeluknya.

"Rosie..." Jennie menengelamkan wajahnya di baju Rose penuh ketakukan. Bayang bayang Mantan suaminya kembali muncul dipikirannya.

"Kita sudah baik baik saja Jen, dia sudah tidak ada " Rose menggenggam tangan jennie.

Ia pun tidak kalah takutnya namun ia lebih mengkhawatirkan Jennie dan bayinya. Ia memeluk erat Jennie dan bayinya ia hampir menangis membayangkan hal peling terburuk yang bisa saja terjadi. Ia meneteskan airmata di pundak Jennie dalam diam.

"It's okay now jen.. i'm here" Ucapnya lembut mengusap punggung Jennie.

Tidak lama terdengar suara yang ia kenal memanggilnya di sertai langkah kaki mendekat. Pintu kamar di buka secara paksa bersamaan dengan beberapa anggota kepolisian.

"Jennie! Kau tidak apa-apa?" Yuqi berlari menuju kedalam ia sempat terhenti sesaat melihat situasi yang terjadi lalu perlahan mendekati Rose dan Jennie.


Flashback

"Hari ini berencana menemui Jennie di rumahnya. Tapi aish bos galak itu tidak bisa membiarkan ku keluar begitu saja" Sungut Yuqi yang sedari tadi tidak selesai-selesai dengan peralatan makan kotornya. Padahal ia masuk shift siang yang mana seharusnya ia dapat berhenti di pukul 19.00

"Aish mengapa ini tidak ada habisnya" Ia menaruh sabut cuci piringnya untuk melihayt jam di ponselnya. "Astaga ini sudah pukul sebelas malam". Tanpa memperdulikan cucian nya ia bergegas mengganti baju lalu meninggalkan cafe itu. Tidak lupa bingkisan yang sudah ia siapkan sejak sebelum ia masuk jam kerjanya.

"Jiwoo-ya, Haewon-ah aku pulang dulu" Pamitnya pada kedua temannya yang juga bekerja di waktu yang sama.

"Geurae hati-hati Unnie" Mereka melambaikan tangan.

SECOND CHANCE : Love will [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang