NP : Psst.., baca pelan aja sambil di nikmati ceritanya.. jangan lupa petik bintang di bawah.
::
Di ruang rawat inap VIP Rosé dan Jisoo sedang bergantian menemani Jennie belum di perbolehkan pulang karena tidak ada orang lain yang bisa menemaninya malam ini.Media televisi sedang menyiarkan berita perang dingin antara korea selatan dan utara semakin memanas di susul oleh berita daerah konflik antara pemilik tanah dan pendatang tidak tahu diri yang tak kunjung berakhir di timur tengah. Beberapa pasukan elite militer korea dikabarkan akan di terjunkan untuk membantu warga lokal yang menjadi korban yang ada disana.
Jisoo mengamati berita tersebut dari televisi yang berada di ruangan pasien sembari bersiap untuk pulang.
"Dua hari yang akan datang Haein kembali ke korea, aku tidak sabar bisa bertemu dengannya" Jisoo tersenyum senang, seperti belum pernah melihat Jisoo seceria ini akhir-akhir ini
"Haein?" Rosé melirik Jisoo yang memandangi televisi sejak tadi , nampak mengerut kening mencari cari dalam pikirannya hingga akhirnya mengingat siapa orang yang di maksud. "ah..! Neo-e namchin? Kau pernah bilang dia sedang bertugas di perbatasan" Rosé menjentikan jarinya.
"Hmm, dia dapat waktu istirahat sebelum di tugaskan di daerah konflik itu. Aku sedikit khawatir akan tapi aku tidak ingin egois menghalangi keinginannya membela negara" Ucap Jisoo miris melihat pemberitaan di televisi itu tapi juga senang karena akhirnya bisa bertemu dengan kekasihnya. "rencananya.. kami akan bertunangan setelah ia kembali sedari bertugas"
"Hah? Secepat itu?"
"Ku rasa aku sudah tidak ada tujuan lain lagi yang ingin aku lakukan di dunia ini, jadi kenapa tidak?" Jisoo nampak berseri seri ketika mengatakannya.
"Soo... Neo wanjeon dalla" ungkapnya memberinya pujian sambil menujukkan dukungan kedua jempolnya. Tidak kepikiran Jisoo akan berpikiran seperti itu.
"Kalau begitu aku duluan ya?" Jisoo menyambar tasnya melambaikan tangan bersamaan dengan langkahnya melewati pintu, namun tak sampai sedetik ia kembali. "Ya! Rosie! Tolong kau jaga Jennie ya. Mulai sekarang dia tanggung jawab mu"
"Hmm.. arraseo.. Jusimhae kka.." Rose melambaikan tangannya.
Di tinggal di ruangan ini sendiri menjadi merasa sepi apalagi ruang ini terbilang cukup luas jika hanya diisi dua orang saha. Mendadak pandangannya tertuju pada Jennie yang tertidur lelap dikasurnya sejak tadi. Wajahnya nampak damai dan pucat setelah ia mengeluarkan seluruh tenaganya saat persalinan dan belum juga bangun sejak tadi pagi. Ia merapikan selimut yang menutupi tubuhnya.
Kalau dilihat-lihat wajah Jennie tanpa riasan saja seindah ini pantas saja jika setiap orang yang melihatnya hampir gila untuk bisa memilikinya Rosé menatapnya kagum. Tanpa sadar jarak mereka sangat dekat membuat jantungnya berdegup kencang Rosie segera mundur begitu menyadari tindakan.
"Astaga Jantungku kenapa jantung ku ikut berdebar hanya karena melihatnya.." Rose memegangi dadanya yang tiba tiba berdetak kencang. Rose terdiam beberapa saat kemudian.
"Memiliki?" gumamnya dalam hati, kedua matanya kembali memandang wajah damai yang tertidur di hadapannya.
"Apa menikah sama artinya dengan memiliki? Hm.. Jisoo pasti bahagia dapat menikahi Haein Oppa." Rosé tersenyum ikut senang atas kebahagiaannya.
"sebaiknya aku tidur saja" Ia menarik sleeping bagnya membungkus badanya untuk segera tidur yang sudah ia persiapkan di sofa sebelah ranjang Jennie.
Malam semakin larut suhu dalam ruangan menjadi semakin dingin ditambah denga air conditioner yang selalu menyala membuat Jennie terbangun mencari kemana selimutnya pergi, namun saat ia melihatnya ia menemukan kain itu sedang membungkus Rosé yang tertidur seperti kepompong di dalam sleeping bag pink itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE : Love will [✓]
Fiksi PenggemarFinish : May 31, 2024 Discription : Tiga tahun masa pernikahan Jennie dan Jaehyun ternyata tidak berjalan lancar. Jaehyun sama sekali belum pernah menyentuh Jennie dan 'mengurungnya didalam rumah mewahnya tanpa di beri nafkah yang layak seakan ingi...