Jiyong barusaja sampai di ruang kerjanya ketika ponselnya berbunyi. Ia segera mengangkat teleponnya."Uncle Jiyong" sapa suara gadis di sebrang. Alis Jiyong berkerut. suaranya tidak asing, tidak ada yang memanggilnya dengan sebutan seperti itu kecuali suara ponakan sendiri.
"Jennie?" Panggilnya sembari melihat layar ponselnya yang menunjukkan nomer yang tidak di kenal
"Ini aku.. , bisa kah kita bertemu?" Nada suara Jennie terdengar sangat mendesak.
..
.
"Kau berada di korea mengapa tidak mengabariku? lalu tiba tiba kau datang dengan berita seperti ini" Jiyong memandang gadis yang ada di hadapan dengan cemas.Selama bebeberapa tahun setelah menikah Ia tidak sedikitpun mrndengar kabar dari Jennie. Ia pikir Jennie telah hidup dsmsi dan bahagia ia tidak mengira ini semua terjadi
"Maafkan aku. Ceritanya panjang sekali paman aku tidak punya banyak waktu, jika mereka melihatku Brandon akan segera membawa ku pergi" ucapnya mengeluarkan amplop coklat yang ia sembunyikan dari dalam hoodienya.
Jiyong mengambil amplop itu lalu memeriksanya. Wajahnya langsung terperanggah melihat apa yang ada di tangannya.
"Kau sedang hamil? dan apa ini? Surat sidang perceraian?" Jiyong memastikan kedua surat itu terheran heran.
"Sidangnya disudah di mulai dua bulan yang lalu dan akan di alihkan ke pengadilan distrik Seoul. Mereka tidak bisa mengabulkan permintaan ku untuk bercerai dan mendapatkan hak atas harta pribadiku sendiri"
"Surat itu bukankah ibu mu sendiri yang menandatanganinya sebagai persyaratan untuk menjadi penerus Perusahaan" Jiyong memandang bolak balik berkas itu lalu menatap ponakannya khawatir.
"Paman kau tahu aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini. Ini semua keinginan Mommy. Kau yang paling tahu bagaimana aku" Ujar Jennie menggebu-gebu matanya memerah menyimpan air mata.
Kedua tangannya saling memijat belum lagiJennie baru saja mengatakan kekrasan yang di alaminya dan tentang kehamilan itu. Tentu saja sebagai keluarga dan juga orang tua Jiyong tidak akan tinggal diam.
"Aku tidak pernah mengira rumah tanggaku akan seperti ini" Jennie menangis seperti anak kecil di pundak pamannya. Sekuat apapun seorang Jennie tidak akan kuat jika di kekerasan fisik secara terus menerus.
"Aku tahu Jennie..," Jiyong merasa iba. Pria berpotongan nyentrik itu mengusap punggungnya memberinya ketegaran. "Aku akan mendukung langkah apapun yang kau ambil, kau tahu itukan" ujarnya.
Meskipun penampilannya sangar nyatanya dia seorang pria yang berhati lembut. Tuan Kim, ayah Jennie secara khusus menitipkan anak semata wayangnya ini kepadanya.
Setelah mereka berbicara beberapa menit Jiyong meninggalkan Jennie di dalam ruangan.
***
"Hallo.., apa aku bisa bertemu dengan Jennie Kim disini tertulis dia adalah CEO disini" Ujar Seorang gadis dengan logat Ausie kentalnya di depan meja informasi.
"Selamat pagi Nona bisa tunjukan tanda pengenal anda?" Sapa salah satu pegawai frontliner itu meminta tanda pengenalnya.
"Miss Chae-young, Park.? Mohon maaf Nona Jennie sedang tidak ada di ruangannya, apakah ada keperluan lain?" Pegawai itu memastikan tanda pengenal dengan wajahnya. Nampak sangat familier
"Oh.. Saya datang untuk membicarakan kerjasama Aniversarry GirlsDoll yang ke 5 tahun Saya Kepala art Designer dari Motion sPark Production" ujarnya menjelaskan sekaligus memperkenalkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE : Love will [✓]
Hayran KurguFinish : May 31, 2024 Discription : Tiga tahun masa pernikahan Jennie dan Jaehyun ternyata tidak berjalan lancar. Jaehyun sama sekali belum pernah menyentuh Jennie dan 'mengurungnya didalam rumah mewahnya tanpa di beri nafkah yang layak seakan ingi...