29.love in silence

11 1 0
                                    

"Mari berjuang bersama"

Arzan attasyah larick

















"Kalian anak-anak yang di maksud oleh allarick dan Reo" tanya pak Ali memastikan.

Pasalnya kini jam setengah lima sore, rumah nya di ketok oleh lima remaja, ia sedikit bingung karna dua di antara mereka mirip dengan anak didiknya dulu, apa mungkin mereka yang ia maksud.

"Nggeh, saya anaknya ayah Reo, dan ini teman saya, anaknya pak allarick" ucap Vera dengan menunjuk arzan agar di mengerti.

Pak Ali mempersilakan mereka masuk, dan segera menyuruh istrinya untuk membuat suguhan, setelah suguhannya datang mereka mengobrol, apa tujuan mereka di suruh kesini.

"Kalian siap latihan?" Tanya pak ali yang di angguki oleh mereka.

"Ganti ganti baju kalian saya tunggu di lapangan sana" ucap pak ali lalu keluar.

Mereka segera melepaskan seragam mereka, dan sebelum berangkat memang mereka  memakai baju berlapis agar ketika keluar mendadak tidak usah kembali pulang, contohnya seperti ini.

Setelah mengganti pakaian, mereka memutuskan untuk menyusul pak Ali kesana, mereka bergerak cepat karna ini menjelang malam, takutnya terjadi apa-apa di pertengahan jalan, sebab ini Daerah rumah pak Ali banyak pepohonan yang menjulang tinggi, dan minim pencahayaan.

Vera, arzan, yera, Renzo, Aldebaran tengah sibuk melatih diri mereka, berbeda dengan zayyan yang di rumah, ia sedang khusyu muroja'ah, hingga tidak menyadari bahwa pintu kamarnya sedari tadi sudah di buka oleh althar, niatnya althar datang ke situ karena ingin meminjam power Bank, namun yang ia dapatkan adalah zayyan tengah muroja'ah dengan tenang.

"Shoddaqqollah hullaazimm" setelah selesai muroja'ah zayyan segera menutup mushafnya dan meletakan ketempat semula.

"Baru selesai?" Tanya bang althar, zayyan menoleh kebelakang mendapati bang althar yang tengah berdiri di depan pintu dengan memakai pakaian rumahan.

Zayyan hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban, zayyan segera mengambil sesuatu di dalam laci sebelah tempat tidurnya dan memberikannya kepada althar.

"Nanti balikin bang" ucap zayyan.

Althar sedikit termenung, kapan terakhir kalinya zayyan memanggilnya Abang, perlu kalian ketahui sejak memasuki masa SMP hubungan zayyan dan althar sangat renggang,hingga mereka jarang berkomunikasi di luar atau pun di dalam rumah.

Althar tak langsung pergi dari kamar zayyan, ia memutuskan untuk duduk sebentar di kursi belajar zayyan, membuat sang pemilik kamar mengernyit bingung.

"Tumben"  dari pada ia bingung lebih baik ia membersikan dirinya.

"Sorry gw nggak pernah ngelirik loh" ucap althar dengan membelakangi zayyan.

"Gw kakak nggak baik buat loh zay" ucap althar sangat menyesal.

"Seharusnya gw nggak nentang takdir, maafin gw zay" ucap althar dengan berdiri dan memeluk zayyan.

"Loh nggak salah bang" dengan yakin zayyan membalas pelukan althar tak kalah erat.

Sedangkan di balik pintu kamar zayyan, ada dua sosok yang sedari tadi sudah memantau mereka, dengan wajah gembira mereka bertos ria.

Love in silence [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang