40.love in silence

13 2 0
                                    

"Akan ku juga kamu walaupun
Taruhannya adalah aku"

Damar rakuwulan



































"Berani sekali hama kecil seperti mereka ini memasuki wilayah ku Tampa sepengatahuan ku!!" Ucapnya dengan menggoreskan belatinya ke lengan kana Raden.

"Bang Raden!" Pekik mereka semua kala belati itu menancap sempurna di sana, dengan tak berperasaan orang itu mencabut nya dengan kilat.

Menciptakan darah segar Raden menciprat kemana-mana, sungguh yera rasanya ingin merobek lengan bajunya dan menutup luka itu agar darahnya merembes terlalu banyak, namu sayang seribu sayang, kalau saja dia tidak di ikat mungkin ia akan menolong Raden.

"A-aku enggak papa" ucap Raden agar teman-teman nya tidak khawatir dengannya.

"Enggak papa, matamu!" sentak Aldebaran dengan wajah memerah karna emosi.

"Haha itu bukan seberapa dari permainan ku selanjutnya, salah sendiri berani datang ketempat Dexter Raymond dengan tangan kosong" ucap laki-laki itu dengan melepaskan topeng nya membuat mereka semua terkejut.

Di gudang merpati juyano sedang keadaan tegang, tak jauh berbeda di kamar mandi sma lima sila, di dalam sana ada arzan dan gama sedang adu mulut.

"Brengsek loh, mau apa loh kesini?" Tanya gama dengan was-was.

"Santai dong, takut banget ketahuan, emang sebentar lagi semua akan tau kebusukan loh gamarel levaza Raymond" ucap arzan setelah mengatakan itu sebuah pisau dilempar oleh gama beruntung arzan dapat menghindarinya dengan cepat, kalau tidak mungkin telinganya akan sobek.

"Jangan panggil gw dengan marga itu!" Sentak gama tak suka.

"Kenapa enggak suka padahal bagus loh" jawab arzan mengambil yang hampir mengenainya.

"Sebenarnya loh siapa sih!!" Tanya gama dengan wajah was-was, seperti orang di depanya ini sudah tau siapa dirinya.

Arzan berbalik dan menyimpan pisau itu di sebelah sabuk nya, Tampa sadar di belakangnya sudah ada anak-anak the a-twins yang datang.

"Arzan attasyah larick, putra tunggal davier allarick, sekaligus, hacker dan penyerang sayap kanan dari organisasi Alvaskar, gw FAZIL RADEVA" ucap arzan lalu menancapkan pisau itu ke sebelahnya.

Tak lupa juga senyum penuh kelicikan yang jarang sekali arzan tunjukan kepada siapapun, ia melepaskan pisau yang menancap sempurna.

"Jangan pernah bermain-main dengan kita" ucap arzan lalu membuka ponselnya dan mengunggah sebuah video berisi gama tengah memukul habis seseorang yang di yakini adalah arshaka putra aelan Abang yera.

Secara bersamaan inti the a-twins segera mengecek notifikasi yang masuk di headphone mereka masing-masing, alzen menatap video itu dengan tatapan nyalang, ia memasuki hpnya ke saku dan memukul gama.

"BRENGSEK LOH, GARA-GARA LOH TEMAN KITA SENDIRI JADI KORBAN NYA, GARA-GARA LOH RYAN JADI TERSANGKA TAK BERSALAH, BRENGSEK LOHH!!"

Bugh

Bugh

Bugh

Love in silence [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang