0.7

410 10 0
                                    

🆙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🆙

Happy Reading Guys🗿

Ayo tinggalkan jejak 🤡

______________________________

   Mumpung acara belum di mulai, Aruna menyempatkan diri untuk melihat-lihat sekitar. Memang benar apa yang dikatakan kakak sulungnya bahwa di sini banyak cewek cantik. Apalagi badannya yang aduhai indah. Aruna jadi minder. Dia langsung menelisik penampilannya sendiri.

   "Kayanya gue perlu naikin berat badan, biar nggak tepos-tepos amat." Gumamnya miris.

   "Padahal body nyokap juga bagus kaya model. Tapi kenapa gue krempeng ya? Yang bener aja, rugi dong!"

   Tepat saat Aruna berbalik ia dikejutkan dengan kemunculan bestinya yang berdiri melongo.

   "Loh Silly? Lo di sini juga?"

   "Bentar-bentar gue nggak mau salah orang. Lo Aruna besti gue, apa bukan?"

   "Dih sok nggak kenal lo sama gue!" Aruna menggeplak bahu Silly.

   "Iya, ini Aruna cantik jelita." Ucapnya sambil menyempilkan anak rambut ke belakang telinga.

   "Anjirrr lo beda banget malam ini. Gue sampe pangling!" Silly meraih helaian rambut pirang Aruna. "Gilaaa unreal banget lo."

   "Apa sih ah!" Aruna menepis tangan Silly.
   "Lo juga malam ini bersinar banget. Auranya udah cocok jadi model internasional."

   "Wah bisa aja lo. Sebenarnya gue mau pake gaun yang punggungnya bolong, tapi Akasa udah misuh-misuh duluan."

   "Ya iyalah anjir! Bayangin aja acara segede ini lo nekat banget pakai kaya gituan. Yang ada nih, lo nanti ditempelin cowok lain."

   "Tantrum dah cowok lo." Lanjut Aruna.

   Silly tertawa. Benar juga tuh.

   Aruna melanjutkan tour room bersama Silly, melihat-lihat sampai sebuah bar yang tak jauh dari sana menyita perhatiannya.

   "Kalau mau pesan minum harus ke sana?" Tunjuknya.

   Aruna cukup haus. Ia tidak tau dimana harus memesan minum. Ia lupa bertanya pada Arnold.

   "Kayanya itu ada alkoholnya, lo bisa minum gituan?"

   Aruna menggeleng. Jujur di usianya yang sudah sembilan belas tahun ia belum pernah menyentuh minuman beralkohol.

   "Yaudah, kita cari yang free aja."

   Mereka berkeliling lagi. Dan Aruna melihat Arjuna bersama Cheryl. Wadaw gercep juga.

   "Enaknya kita panggil dia ular atau curut?"

   Aruna menatap Silly. Ternyata bestinya itu juga melihat yang sama.

Boyfriend From Isekai [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang