1.9

150 12 1
                                    

UP!🤙

UP!🤙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_

Khagan memberhentikan mobilnya di parkiran supermarket. Dia melihat Aruna yang masih linglung. Khagan tau cara dia confess sama sekali tidak romantis. Katakan saja ia terlalu gegabah. Lihat saja sekarang, bukannya membuat Aruna bahagia malah membuat cewek itu kebingungan sendiri.

Khagan menghela napasnya, dia mengusap lembut puncak kepala Aruna.

"Aku keluar dulu sebentar. Tunggu ya," dia pamitan walaupun Aruna tidak menjawab.

Dengan cepat dia membeli makanan-makanan yang bisa membuat kenyang. Sebenarnya dia takut meninggalkan Aruna sendiri, siapa tau kabur lagi. Khagan overthinking, tapi dia tersenyum lega saat kembali ke dalam mobil.

"Lo dari mana?" Tanya Aruna sesaat Khagan telah duduk.

"Kamu belum makan, aku beli roti sama susu." Dia membuka satu bungkus roti dan menyuapkannya pada Aruna.

"Lo enggak makan?" Aruna menahan tangan Khagan.

"Kamu makan dulu." Khagan tersenyum melihat Aruna menggigit rotinya sampai pipinya menggembung.

"Lwo jwuga mwakann." Aruna menyambar sisa roti dan langsung menjejelkannya pada cowok itu.

Tak apa walaupun kasar sedikit yang penting disuapin. Hati mungil Khagan semakin berbunga-bunga apalagi matanya menangkap kalung dengan liontin berlian yang berkilauan di leher Aruna. Ah dia ingin kayang.

"Kha, lo mau susu atau air putih?" Aruna mengeluarkan susu kotak dan air mineral dari dalam kantong plastik.

'of course sus–air'

"Air aja." Khagan menerimanya. Dia segera menengguk sampai tersisa setengahnya.

"Lo kok tau gue suka susu pisang?" Aruna terus menatap mata Khagan menunggu jawaban.

"Karena aku pacar kamu."

Blush!

Aruna menelan ludahnya. Ia sampai lupa bahwa dia sudah punya pacar.

"L-lo se-serius?" Aruna menyampingkan rasa baper dulu. "Lo bohong kan? Lo sebenarnya mau ngehibur gue. Kha gue tau lo itu cowok baik, tapi nggak usah sampai kaya gini." Ucap Aruna panjang.

"Di luar sana masih banyak cewek yang lebih baik dari gue. Lebih pantes buat lo dari pada gue yang punya penyakit mental. Gue gila Kha! Lo nggak malu apa?"

"Gue apresiasi. Lo emang cowok paling baik yang pernah gue temui setelah bokap sama dua Abang jamet gue. Tapi lo jangan sampai ngerugiin diri lo sendiri." Suara Aruna bergetar meredam isak tangis.

"Hei...tatap mata aku." Tangan Khagan membingkai kedua pipi Aruna agar menghadap wajahnya. "Kenapa aku harus bohong? Kenapa aku harus bohong sama perasaan aku sendiri. Aku nggak peduli kamu punya anxiety atau apapun, itu bisa sembuh. Aku akan dampingi kamu sampai sembuh Aruna," ibu jari Khagan mengusap-usap pipi Aruna dengan lembut.

Boyfriend From Isekai [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang