2.0

160 20 0
                                    

UP 💝

UP 💝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_

"Tapi sekarang jelek! Wajah lo lebam-lebam gitu. Jelek banget!" Cibir Aruna.

Raut wajah Khagan seketika berubah. Tapi kan memang Aruna mengatakan fakta. Cowok itu membereskan tempat makan tadi dengan cemberut. Ceritanya dia ngambek.

Aruna tidak mengambil pusing. Dia berdiri meninggalkan Khagan. Cowok itu diam-diam menoleh dengan bibir melengkung ke bawah.

Aruna mengambil air hangat yang dia taruh di mangkuk, segera Aruna mengambil handuk bersih di laci. Dia berniat mengompres lebam-lebam milik Khagan. Setidaknya dia punya hati nurani, lagian dia juga yang menyebabkan perkelahian Noah dan Khagan kemarin malam.

"Kha, ikut gue yuk." Tanpa menunggu jawaban, Aruna menarik tangan Khagan untuk duduk di sofa ruang keluarga.

Melihat tangannya yang digandeng oleh Aruna, dada Khagan seketika menghangat. Dia senyum-senyum sendiri di belakang. Khagan menatap lekat bagaimana Aruna sedang meremat handuk itu agar air yang terserap keluar. Setelah selesai Aruna segera berbalik. Dia melihat kedua mata cowok itu terpaku padanya dengan ekspresi entahlah, kaya ada lope-lopenya.

Aruna bergidik geli, dia segera menempelkan lipatan handuk itu ke sudut bibir Khagan dengan lembut. Tap-tapnya dengan penuh perasaan.

Aruna mendongak seketika dia langsung bertatapan. Masih sama, cowok itu terus menatapnya dengan lekat. Aruna jadi salting dengan pipi yang merah.

"K-kalau sakit b-bilang ya," Aruna menelan ludahnya sulit. Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia mengompres lebam yang lainnya.

"Aw shh...sakit," pekik Khagan tiba-tiba.

"Ih kan belum nempel!" Yang bener aja. Aruna sampai terheran-heran sama cowok yang satu ini.

"Lo bohong banget. Caper lo!" Sembur Aruna.

Khagan langsung tersenyum miring. Dia menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Aruna. Sebelum pacarnya protes, dia segera menjatuhkan kepalanya di lekukan leher Aruna. Tangannya memeluk erat pinggangnya membuat cewek itu langsung duduk tegap dan tegang.

"A-apa apaan lo! Minggir ih!" Aruna memberontak mendorong bahu Khagan, tapi cowok itu tak bergerak sedikitpun malahan semakin erat memeluknya. Kepalanya pun terus mengusel-ngusel.

Aruna itu amatir. Dia kegelian setengah mati. Dia terus memberontak antara geli, dan takut menguasai jiwanya. Bayangkan saja mereka hanya berdua loh di rumah Aruna. Nanti yang ketiga setan.

"Lepasin anjir! Gue teriak! Lo mesum banget! Khagan lepasin!!"

"Emmh..." Khagan malah geleng-geleng kepala.

"Gue laporin ke papi! Lo jahatin gue!" Nah akhirnya terlepas juga. Aruna langsung berdiri menjauh. Dia menyilangkan tangannya di dada. Warning! Siaga satu!

Boyfriend From Isekai [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang