2.2

192 20 2
                                    

UP!💓💓

UP!💓💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_

"Lihatlah dan bukalah mata hatimuuu
Melihatnya lemahh terluukaaa
Namun semangatnya takkan pernah pudar...."

Aruna bersenandung mengejek Khagan. Lihatlah cowok cengeng ini, dari tadi loh nangis nggak berhenti-berhenti. Aruna bodo amat, salah siapa lagian. Dia sibuk masak mie nyemek di dapur. Walaupun Khagan sesenggukan melarangnya buat jangan terlalu makan mie banyak-banyak tapi kan ceritanya Aruna lagi marah, jadi dia mengganggap suara Khagan seperti kentut saja.

"Awas ih! Pulang sana, mau ngedugem lagi kan lo!" Aruna menghempaskan tangan Khagan yang menahannya. Dia juga mendorong bahu cowok itu sampai termundur.

Setelah itu dia berbalik, berkutat kembali pada panci. "Gue nggak peduli lo kobam sampe mau mati. B.O.D.O.A.M.A.T!!" Tegasnya menusuk hati Khagan dengan kejam.

"Engggaaaa, ampun Yang ampuuun, maafin akuuu hueee...." Khagan mendekat dan langsung memeluk Aruna dari belakang. Dia menyembunyikan wajahnya di lekuk leher Aruna.

"Nggak usah rese lo! Lepasin!" Aruna melepaskan paksa tangan Khagan yang memeluknya, dia berbalik menatap dengan sengit sambil mengangkat sutil masak.

"Modus lo peluk-peluk gue! Ngapain masih di sini, pulang sana! Lo kalau nggak mau gue atur, ya udah nggak usah balik ngatur gue!"

"Putus aja sekalian!"

"Eengggaaaa....."

Pagi tadi Aruna dikejutkan dengan sosok Khagan yang nangkring di depan gerbangnya bersama seorang ojol. Sengaja, Aruna mau berangkat pakai ojol langganannya. Dia pura-pura nggak lihat Khagan, langsung mendatangi driver ojol itu.

"Sayang berangkat sama aku yuk," Khagan turun menghampiri Aruna dan menggandeng tangannya.

"Mba tadi denger suara nggak sih? Kok gue nggak lihat wujudnya ya? Ih serem banget pagi-pagi masa udah ad setan." Aruna berkelit melepaskan tangannya dari genggaman Khagan.

"Sayang....dengerin aku dulu-"

"Ayo mba ngebut, udah telat nih." Aruna segera nangkring di jok belakang, bahkan dia buang muka ke arah lain.

Mampus nggak tuh.

Selama perjalanan, Khagan juga mengikuti dai belakang. Sewaktu lampu merah motornya pun bersebelahan. Sengaja banget tuh, tapi lagi-lagi Aruna buang muka.

Dari pagi, siang, dan sore Aruna masih mendiami Khagan. Pulang kampus tadi, cowok itu menunggunya menggunakan mobil hitamnya, tapi lagi-lagi Aruna memesan ojol membuat kedua mata cowok itu berkaca-kaca melihat Aruna dibonceng cewek lain.

Menyusul pulang dengan kebut-kebutan, Khagan mendahului Aruna untuk sampai terlebih dahulu. Dia berdiri sambil membawa buket bunga mawar merah yang besar di tangan kanannya, dan beberapa paper bag berlogo brand luar negeri di tangan kirinya.

Boyfriend From Isekai [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang