2.8

109 19 0
                                    

Up! 💓

Up! 💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_

Aruna hanya bisa menyaksikan punggung tegap Khagan yang membelakanginya. Posisi dia duduk di atas meja pantry setelah sebelumnya dia membuat kekacauan di dapur. Maklum efek jantungnya yang terlalu dag-dig-dug.

'Padahal masak mie itu gampang banget, bodohnya gue malah numpahin air. Gue cuma bisa masak mie doang tiba-tiba malah lupa anjir caranya. Aish!'

Aruna menepuk-nepuk kepalanya. Siapa yang nggak malu coba? Masak mie doang loh, bocil SD juga bisa masa dia mendadak nggak bisa gini.

"Bodoh! Bodoh!" Terus melakukannya sampai Khagan menengok ke belakang. Cowok itu melihatnya.

"Sayang, kenapa mukulin kepala gini? Ada apa? Kepala kamu pusing?" Cowok itu langsung meraih tangan Aruna dan menggenggamnya agar berhenti.

"Eh? E-enggak," dia tersentak. Aruna bingung harus menjawab apa, dia terlalu konyol sekarang.

"Pusing?" Khagan membuat Aruna menatap penuh ke dalam iris coklat terangnya.

"Lapar."

Khagan tertawa, gemas sekali melihat ekspresi wajah innocent ini. Dia mengusap puncak kepala Aruna sebelum bergegas menyajikan mie yang sudah matang.

Aruna segera turun dari atas meja, dia terus memperhatikan Khagan yang menaruh dua mangkuk mie rebus di meja makan.

Dia melihat badannya yang terbalut kaos hitam milik Khagan. Cardigannya basah terkena air, sehingga Aruna harus melepaskannya.

"Sini yang, kenapa berdiri di situ terus? Ooo mau aku gendong? Oke."

"Enggak enggak!" Aruna segera duduk manis bersiap menyantap mie yang masih ngebul itu.

"Hati-hati, sini aku tiupin."

Aruna melongo menyaksikan Khagan yang sedang meniup mie itu yang digulung dengan sumpit. Padahal dia kan bisa sendiri.

'Bucin banget tuh cowok, tapi nggak apa-apa. Gue suka kok. Awowkwowk.'

Aruna membuka mulutnya lebar-lebar. Dia menerima saja saat Khagan menyuapi mie itu. Dia mengunyahnya dengan nikmat.

Sampai satu mangkok habis. Aruna bahkan lupa Khagan belum menyantap mienya sendiri. Sampai melar di mangkok.

"Yah... Mie kamu bengkak itu. Ish bukannya dimakan malah suapin aku."

"Emang nggak boleh kalau aku suapin calon istri aku sendiri?" Khagan tersenyum lembut.

Waduh!

Aruna jadi ngeblank. Tangannya Khagan genggam. Cowok itu menatapnya lekat.

"Kamu mau nungguin aku lulus S2? Cuma sebentar kok. Sebelum berangkat, aku mau bawa kamu ketemu sama ibu."

"A-aku nggak bisa masak," ucapnya pelan.

Boyfriend From Isekai [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang