2.6

176 17 3
                                    

UP!😁

UP!😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_

Kelas selesai pukul enam sore, setelah pergantian jam yang aslinya masuk pagi namun terdapat kendala dari dosen pengajar. Duo beban yang satu ini hanya bisa bercengkrama selama di kelas itupun selang-seling saat waktu lenggang saja.

Karena dari pagi Aruna full konseling dari Khagan. Setelah diceramahi dan dibimbing baik-baik, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Bukan bermaksud apa-apa tapi prinsipnya kuat Aruna adalah, selagi bukan donatur dilarang ngatur-ngatur.

Oh jelas Khagan merasa tertantang. Kan niatnya dia mengajarkan yang baik-baik. Apa salahnya bukan, giliran mau diseriusin malah panik sendiri.

Bilangnya, "aku belum lulus, aku nggak bisa masak, aku masih manja, aku belum dewasa." Dan segala penolakan lainnya.

Ya Khagan tidak bisa memaksa. Jadilah tabungannya yang diprediksi sangat mampu mengcover biaya pernikahan di alih fungsikan untuk biaya studi S-2nya.

"Gaes bosen pengin hiling."

Sambungan VC mereka berempat dengan kesibukan masing-masing.

"Sama jir, tapi apalah daya gue kan lagi di skorsing nggak boleh ke mana-mana." Raut wajah sedih Silly terlihat di layar.

"Lo berdua sih bandel, ketularan virus cegil pembuat onarnya si Silly."

"Dih kok gue sih Ris?"

Silly tidak terima, sampai keduanya dominan adu cerocos membuat Aruna dan Lidya hanya bisa menonton.

"Noh lihat si Lidya, nurut banget. Cowoknya full senyum terus nggak pernah bikin darting dia."

"Dih?"

"Udahlah, bosen gue keluar yuk. Mumpung cowok gue lagi pergi juga sama temen-temennya hehe, gas kuy."

"Baru aja diomongin anjir!" Risa sudah tidak bisa menampik bahwa Aruna memanglah sudah seperti duplikat cegil Silly.

"Gue ga bisa ar, sorry. Akasa lagi main PS di depan. Nggak bisa kabur gue."

"Yang bisa kuy?"

"Aku juga nggak bisa, soalnya nggak di izinin."

"Emang Lo udah izin li? Baru aja ngomong tadi. Ayolah sekali-kali, nolep banget lo."

"Bukan gitu Aruna, tapi dia lagi ada di sini. Nih lagi boboan di paha aku. Dia denger jadi aku nggak bisa pergi hehe." Lidya sedikit menyorot ke arah bawah menampilkan rambut pacar posesifnya yang sesekali ia usap.

"Anjir kena ulti. Ya udah deh sorry ya, gue nggak bermaksud maksa lo."

"Gue jemput Ar, pake Supra bapak mau?" Risa sudah siap dengan kunci motornya dengan gantungan kunci rambut ekor sapi.

Boyfriend From Isekai [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang