2.7

93 17 0
                                    

Up! ✨👆

Up! ✨👆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_

"Apaan sih anjir! Ngapain lo ngendus-ngendus gue kocak."

"Lo bau rempah-rempah Ar, pantesan lo dapet cowok spek mas-mas VOC." Gurauan Risa dianggap serius oleh Aruna. Cewek itu malah mengendus ketiaknya.

"Arunaaaaa kamu mau dijajah ya? Kenapa-"

"Mana ada begitu ih! Lo ngadi-ngadi banget sampe Lidya percaya gitu." Mereka bertiga seperti biasa selalu melakukan quality time. Pesta minum teh kecil-kecilan di halaman rumah Lidya.

Kebetulan juga, Risa mempunyai banyak jadwal kosong. Biasanya dia selalu disibukkan dengan bekerja part timenya hingga waktu quality time pun tidak ada.

"Bayinya Silly rewel banget ya sampai sekarang belum dateng juga tuh anak." Celetuk Risa sambil rebahan menatap langit biru nan indah.

"Iya kali, eh btw ajarin gue bikin kue dong Li. Siapa tau waktu cowok gue ultah, gue bisa kasi kue khas buatan tangan gue ini." Aruna minder kala dia tau makanan-makanan yang disajikan dihadapannya ini adalah buatan Lidya sendiri. Rasanya pun enak sekali.

"Boleh bangett."

Kesempatan tidak datang dua kali bukan? Lagi pula kalau Aruna ikut kursus memasak atau baking, yang ada dia kena mental duluan dari roastingan para chef yang mengajari dia.

"Eh nanti malem mau nonton nggak? Horor barat. Kuy?" Risa duduk menatap mereka. "Jangan lupa ijin dulu lo, bisa-bisa kaya waktu itu. Cowok lo tau-tau nyamperin." Tunjuknya pada Aruna.

Aruna menghela napasnya.

"Untung banget dia nggak marahin gue. Hehehe...malah gue yang marah. Ntahlah intinya cewek selalu benar."

Betul juga.

"Run lihat run! Panggilan ke cowok lo apa? Masa iya gara-gara nggak dipanggil sayang terus kena aniaya? Orang kok unik ya?"

"Ih iya anjir! Waduh! Gue cuma panggil nama doang!" Aruna panik setelah melihat berita di sosmed Risa.

"Pacar kamu nggak marah kalau cuma panggil nama? Aku juga panggil dia bubby. Gemes tau."

"Lah? Serius lo? Waduh gue nanti kena pukul juga dong?" Aruna garuk-garuk wignya.

"Emang bocah gendeng! Hayooo minta maap sono. Cowok lo tuh sabar banget sama kelakuan lo yang kadang di luar angkasa itu." Risa mengompori dengan entengnya.

"Kalau gue jadi cowok lo, bbeehh gue sleding mulut lo yang nggak sopan itu."

Lidya mendengarkan dengan seksama.

"Anjir malah nakut-nakutin. Carilah solusi buat gue kek." Dipikir-pikir benar juga. Khagan terlalu sabar untuk Aruna yang bar-bar.

"Terus gimana kocak! Bantuin dong Liii, rekomendasi dong apa gitu?"

Boyfriend From Isekai [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang