3.2

89 12 0
                                    

Up! 🔥🔥

Up! 🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_

Khagan meninggalkan teman-temannya yang sedang asyik sendiri. Dia berjalan menuju kamarnya dan tidak melihat si cantik pembuat onar di sana. Khagan mendekati kamar mandi, hening sekali saat dia mengetuk pintunya.

"Ke mana dia?" Gumamnya bingung. Tinggal sebentar sudah hilang saja.

Khagan mengerutkan keningnya, dia menuju balkon yang pintunya sedikit terbuka. Khagan mengintip dari gorden yang ia buka separuh. Dan benar saja, Aruna sedang berjemur di sana.

'Damn. She's like a Goddess.' Khagan menelan ludahnya tanpa sadar.

Aruna menggulung celana tidurnya sampai pangkal paha, begitupula dengan lengan bajunya dia menggulungnya sampai atas lengan. Cewek itu belum menyadari bahwa Khagan memperhatikannya dari balik pintu kaca balkon. Dia sibuk sendiri menikmati semilir angin dan hangatnya sinar matahari pagi.

Khagan menyukai itu, surai pirangnya bersinar dan anak rambutnya berterbangan tertiup angin. Kalau sedang diam begini, Aruna tampak menawan dan anggun. Walaupun aslinya sangat petakilan.

Cukup lama, sampai pada akhir Khagan menyerah hanya berdiam diri dengan bodohnya. Harusnya ia terobos dan langsung mencubit pipi Aruna dengan gemas.

Khagan bersiul di celah pintu, dia dengan tatapan tengilnya membuat Aruna kaget saat menoleh.

"Khagan ih! A-aku kira hantu." Aruna langsung berdiri. Tangannya berkacak pinggang dengan kesal.

"Aku kaget banget, ternyata ada bidadari cantik landing di balkon aku-" Khagan tertawa geli.

"Mana ya selendangnya, aku mau umpetin biar nggak bisa pulang ke kahyangan."

Pipi Aruna bersemu pink, apa itu termasuk sebuah gombalan?

"A-aku bukan bidadari!" Balasnya untuk menutupi kesaltingan.

"Terus apa?" Khagan maju mengikis jarak dengan Aruna.

Cewek itu diam tanpa berniat melangkah mundur seperti tarik ulur. Aruna mendongak menatap mata coklat terang itu dengan berani.

"Pacarnya Khagan?"

"Pacarnya mas," ucap Aruna barengan.

Sepersekian detik Khagan langsung terdiam. Aruna menangkup wajah Khagan dengan lembut.

'gue kokop aja kali ya?' Aruna diam memikirkannya.

"Aruna pacarnya mas Khagan,"

Aruna langsung berjinjit dan mengecup sudut bibir Khagan. Melihat cowok itu hanya diam, Aruna kembali mengecupnya.

'kok Khagan cuma diem sih? Apa gue salah kokop ya?'

Itu bukan kokop ya neng, tapi kecupan. Nanti dikokop beneran nangis lagi ngap-ngapan.

Boyfriend From Isekai [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang