3.0

92 12 0
                                    

Up! 🔥🔥

Up! 🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_

Setelah membersihkan wajahnya dari makeup, Aruna tiba-tiba teringat sesuatu yang ia lihat di mall tadi. Dia menatap wajahnya sendiri di cermin. Sosok elegan, berkelas dan memancarkan aura yang positif bahkan Aruna sendiri yang sejatinya adalah perempuan pun merasa betah memandangi.

Wajahnya cantik natural, bahkan wawasannya pun luas. Pantas sekali bersanding bersama dia. Jika suatu saat hal itu terjadi, Aruna siap mundur.

Walaupun ragu, Aruna sudah berpikir logis bahwa semuanya tidak ada yang salah. Setelah ini, Aruna akan sering pergi ke mall.

"Setidaknya gue bisa mengakrabkan diri, setelah itu comblangin deh." Aruna tersenyum membayangkan hal baik itu. Menampik hatinya yang berkedut nyeri.

Berikutnya, Aruna mengoleskan lotion ke kulitnya dengan hening. Kulit putih pucatnya bersinar diterpa cahaya lampu kamarnya yang terang. Melihat semua foundi yang warna tone nya lebih gelap dari kulitnya bahkan softlens dark brown itu membuat Aruna lelah. Dia ingin kembali seperti dirinya sendiri bukan yang sekarang ini selalu menutupi segalanya.

Aruna Cantik Jelita adalah nama samaran.

"Gue capek sekarang, gue pengin pulang—" dia berkata lirih.

"Gue nggak mau jadi Aruna, —gue mau nelpon papi." Aruna tau mungkin akan terasa sulit, tapi ia yakin papinya itu pasti bisa mengabulkan permintaannya.

Besoknya, setelah matkul selesai Aruna langsung pergi ke mall sendirian. Mencari sosok cantik yang membuatnya terkagum-kagum. Karena tak kunjung bertemu, Aruna menyempatkan diri untuk membeli bedak yang baru dan segala alat tempur make-upnya.

"Anjir kalap gue abis lima juta, papi marah nggak ya?" Kedua tangan Aruna penuh dengan paper bag. Dia habis makan sebentar di restoran sushi di sana.

"Mbak cantik itu kemana sih? Udah malem jir gue belum Nemu juga."

Bodohnya Aruna, dia tidak berpikir bisa saja orang yang dia cari tidak selalu datang ke mall. Berkeliling satu putaran lagi, ia berharap bisa menemukan perempuan cantik yang ia cari itu.

"Waduh," Aruna bingung, Khagan menelponnya sekarang. "Jam sembilan malem, dan gue belum pulang,"

"Bohong dikit ga ngaruh." Dia langsung mengangkat panggilan itu.

"Halouu?" Ucap Aruna slay.

Cowok itu tertawa sebentar lalu menjawab, "hai cantik, udah sampai rumah belum?"

"Gue jawab apaan jir!" Wajah Aruna tegang. "Nanti kalau dia tau gue bohong gimana dong?"

Aruna kembali mendekatkan hpnya ke telinga. "M-mas, jemput aku,"

'bodoamat gue!' batinnya menjerit geli.

"Siap, cantik ku masih di mall yang waktu itu kan?"

Boyfriend From Isekai [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang