3.1

74 15 0
                                    

Up! 💋💋

Up! 💋💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_

"Sayaaang, main yuk."

Pagi ini wajah Khagan secerah matahari. Menyapa Aruna dengan muka bantalnya. Hari libur adalah hari hibernasi, maka dari itu kenapa Khagan malah mengacaukan agenda spesialnya ini.

Aruna menguap lebar sambil menggaruk-garuk rambutnya. Tanpa ia sadari, Khagan tiba-tiba mendekat dan mencium pipinya dengan lama.

"Morning kiss buat cantiknya mas,"

Aruna terkejut, dirinya langsung segar seperti habis mandi. Dia menatap Khagan dengan raut wajah tegangnya.

Cowok itu tertawa singkat. "Harum minyak telon,"

"Nggak sopan! Aku aduin ke papi!" Ancam Aruna. Tapi Khagan santai saja, cewek itu mana tau papi tersayangnya itu sudah satu kubu dengannya.

"Iya sayang, maaf ya. Sebenernya aku mau ngasih kamu kejutan."

Khagan mempraktekan gerakan seperti menarik gas motor dengan suara yang dibuat-buat. "Brumm brumm..."

"Hah motor aku!" Akhirnya setelah sekian lama, motor biru kesayangan Aruna kembali lagi ke pelukan. Dia menatap Khagan excited.

Cowok itu ikut merasa senang. Senyum Aruna adalah segalanya.

"Maaf ya lama aku ngembaliin motor kamu," Khagan menggandeng Aruna menuju unitnya.

Setibanya, cewek itu menjerit senang dan langsung menghampiri motornya yang sudah standby di samping motor klasik Khagan.

"Aku mau nyuci motor kamu yang, kamu duduk tungguin ya,"

Kesempatan, Aruna bisa main air sepuasnya. Dia ikut saja mencuci motor. Khagan memberikan selang air padanya, kesepakatan bersama, Khagan yang menyabuni motor sedangkan Aruna yang menyiramnya.

Selagi menunggu Khagan selesai dengan kedua motor itu, Aruna merapihkan Cepol rambutnya. Dia baru sadar, ternyata dia belum berganti pakaian. Dia masih memakai baju tidur lengan pendek bermotif Pororo. Dia menunduk melihat celananya yang tidak menutupi lututnya. Aruna menurunkan sedikit agar tidak terlalu pendek.

"Udah lama gue nggak main air pakai selang gini, yuhuuu gue mau mandi." Iseng, Aruna malah memuntir kran selangnya sampai air itu menyemprot punggung Khagan.

"Aaaaa alamak!" Aruna menjatuhkan selang itu, dia menghampiri Khagan dengan rasa bersalah.

"Maaf Kha, maaf nggak sengaja." Dia malah menepuk-nepuk punggung yang basah itu. Mungkin saja berharap bisa kering, ya mana mungkin.

Khagan malah tertawa. Lucu sekali wajah panik Aruna. Lagian jika dia terkena air, dia tidak akan menjadi Dugong. Tenang saja.

"No worry sweetie. Cuma air kok, bukan batu gunung. Aku nggak apa-apa nih," Dia malah bergurau.

Boyfriend From Isekai [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang