BAB#35

429 23 0
                                    

JELZA POV

Aku tidak membayangkan akan melihat Neva seperti ini. Rasanya semua benar-benar baik saja selama aku bersamanya. Aku tau sakit sakit akan datang kapan saja, tapi bisakah memberiku tanda sedikit saja. Agar aku bisa berwaspada terhadap itu. Jika memilih, sebaiknya biar aku yang sakit saja.

Saat dalam keadaan memejamkan mata, kepalaku terasa di usap oleh seseorang, perlahan aku membuka mataku dan mendapati kekasihku yang kini berada di depanku. Merasa bingung, aku segera bangun dari tidurku dan mengusap mataku berulang kali. Ku lihat sekelilingku, aku masih berada di dalam kamar. Apa aku bermimpi? Tapi mengapa itu terasa sangat nyata.

"Sayang kamu gak apa-apa?" tanya ku pada Neva

"Iya, kamu kenapa nangis?"

Aku segera menarik Neva dan memeluknya, "Sayang, kalau kamu sakit. Kasih tau aku ya. Tolong jangan sembunyikan sakit apapun dari ku"

"Aku gak sakit sayang. Kamu kenapa?"

Aku lalu melepaskan pelukan ku dari Neva dengan pelan dan kemudian menceritakan apa yang ada dalam mimpi ku barusan. Aku bersyukur bahwa apa yang terjadi tadi hanyalah suatu mimpi. Meskipun terkadang mimpi akan menjadi kenyataan atau memiliki suatu tanda. Tapi aku berharap, apa yang baru terjadi, tidak akan pernah menjadi kenyataan atau tidak memiliki tanda dan kaitan lainnya.

"Sayang, itu hanya mimpi. Dan mimpi hanya menjadi bunga tidur" ucap Neva

"Aku takut sayang. Aku gak mau kamu kenapa-napa"

"Aku gak apa-apa sayangku. Aku janji kalau aku sakit, aku bilang"

"Janji sayangku?"

"Aku janji sayang" ucap Neva dan tersenyum ke arahku. Neva kemudian berdiri dari duduknya dan menarik ku untuk berdiri juga. "Kamu tau? Ini sudah jam delapan malam. Kamu tidur sangat lama. Ayo sekarang mandi"

"Haaa? Jam delapan?" Ucapku kaget. Aku segera mengalihkan pandanganku ke arah jam dinding di kamar, dan betapa terkejutnya aku karena memang ini sudah jam delapan malam. Bagaimana bisa aku tidur selama itu?

"Sayang itu capek. Karena gak istirahat baik-baik, harus mempersiapkan kejutan ulang tahun ku kan?"

"Sepertinya sayang. Tapi gak apa-apa, aku melihat kamu bahagia saja, aku juga bahagia sayang"

Neva kemudian memeluk ku sebentar kemudian mendorongku masuk ke arah kamar mandi. Namun akibat mimpi tadi, membuatku tidak berani untuk masuk ke dalam kamar mandi. Aku memutar kembali tubuhku dan menatap Neva, "Sayang, aku mandi di kamar mandi bawah"

"Emang kenapa sayang?"

"Gak apa-apa, hanya ingin mencari suasana baru" ucapku dan berlalu melewati Neva, namun tanganku segera ditahannya.

"Aku temani sayang. Tapi kamu hanya mandi, bukan kita yang mandi. Awas saja kamu"

"Iya sayang"

Aku lalu kembali masuk ke kamar mandi dan di temani Neva.

***

NEVA POV

Niat awalnya aku hanya menemani Jelza untuk mandi, namun aku harus mandi untuk kedua kalinya. Ini bukan salah Jelza, tapi salahku yang memang tidak kuat menahan hasratku saat Jelza mandi di hadapanku. Padahal aku sudah sekuat tenaga menahannya, namun pertahananku benar-benar runtuh.

Setelah mandi, aku dan Jelza kemudian bergegas menuju ke dapur.

"Sayang, mau makan apa?"

"Terserah sayangku. Aku periksa kerjaan sebentar ya" ucap Jelza dan membuka laptop miliknya.

Soal Rasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang