BAB#6

376 25 0
                                    

JESSICA POV

Setelah pemakaman ibu Audy tadi siang, aku masih setia berada di rumah Audy sampai malam ini. Entah mengapa rasanya begitu berat meninggalkannya sendiri. Aku juga telah menemaninya makan malam seperti janjiku kemarin. Mungkin ke depannya, aku akan terus makan malam bersama Audy. Agar dia tidak lagi merasa kesepian.

"Jess, terima kasih ya. Kamu mau menemani ku" ucap Audy

"Aku kan sudah janji sama kamu" ucapku dan tersenyum ke arahnya

Kami lalu lanjut bercerita, sampai tiba-tiba spontan mulutku bertanya tentang suaminya. Audy lalu menjelaskan semua yang terjadi padanya waktu itu bahkan alasan di balik menghilangnya Audy selama ini. Aku tidak marah padanya, mungkin kalau aku jadi Audy, aku juga akan melakukan hal yang sama. Awalnya juga aku begitu bahagia, karena ternyata dia tidak jadi menikah. Namun saat mengingat kini dia sudah menganggap ku sebagai adiknya. Itu membuatku kembali sadar diri, bahwa memang cinta di hatinya mungkin telah terhapus seiring berjalannya waktu. Lagian waktu itu aku juga salah padanya, karena menolak cinta Audy.

"Lalu Kevin?" tanya Audy padaku

"Ya baik, kami baik" ucapku

"Aku bahagia untuk itu"

"Terima kasih kak Audy"

Audy lantas tersenyum ke arahku. Karena sudah larut malam, dan aku ada jadwal praktek besok pagi. Aku lalu berpamitan pada Audy. Namun saat aku hendak melangkah pergi, tiba-tiba Audy memeluk ku dari belakang.

"Aku......"

"Kenapa?" Ucapku lalu memutar tubuhku dan menatapnya.

"Jess, aku......."

"Kenapa kak?"

"Hm, gak apa-apa. Aku cuma mau bilang hati-hati ya" ucap Audy

Melihat matanya yang masih sembab, membuatku tidak tega meninggalkannya sendiri. Apalagi di rumah sebesar ini, dia hanya bersama ayahnya. Tapi apakah mungkin dia menginginkan ku untuk menemaninya malam ini?

"Iya kak, setelah ini tidur ya" ucapku

"Iya, makasih Jess"

Aku lalu keluar meninggalkan Audy sendiri di kamarnya. Saat masuk ke mobilku, tidak tau mengapa aku begitu merasa sedih meninggalkan Audy. Segera aku kembali turun dari mobilku dan berlari menuju kamar Audy.

"Bisakah aku tidur malam ini di sini?" Ucapku saat membuka pintu kamar Audy

"Ya, tentu saja. Sebenarnya, aku ingin mengatakan itu. Tapi aku takut kamu menolaknya" ucap Audy

Aku berlari dan menariknya masuk ke dalam pelukan ku. Bisakah kami terus seperti ini, dan jangan ada yang mengganggu kami? Sekalipun kami tidak memiliki hubungan apa-apa. "Katakan apa pun yang kamu ingin sampaikan. Jangan menutupinya" ucapku

Berada dalam pelukan ini, benar-benar membuat jantungku berdetak begitu cepat. Aku harap, Audy tidak mendengar detakan jantung ku ini. Tapi jika dia mendengarnya, maka biarkanlah saja.

"Jess, aku masih mencintai mu. Tapi aku takut, takut kamu kembali menolak ku"

Pelukanku tiba-tiba melemah mendengar ucapan itu, aku menangkup wajahnya dan mengarahkan pandangannya ke arah mataku. Tolong jika ini adalah mimpi, jangan bangunkan ku dari mimpi indah ini.

"Katakan sekali lagi" ucapku

"Aku mencintaimu Jessica"

Aku bahagia, sangat bahagia mendengar ini, "Aku juga mencintai mu Audy" ucapku dan segera menciumnya tepat di bibirnya. Tidak ada lumatan, ini hanya ciuman. Ciuman untuk menyalurkan cintaku dan cinta Audy.

Soal Rasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang