BAB#42

380 22 0
                                    

JELZA POV

Seminggu dari sekarang adalah hari pernikahanku dan juga Neva. Aku sudah memikirkan ini bertahun-tahun, aku tau ini adalah satu kesalahan besar karena ini bahkan tidak pernah di terima di dunia ini. Namun aku telah siap dengan semua konsekuensi yang ada.

Sebulan yang lalu, aku telah mengatur semua dengan Jasmine. Ya, Jasmine sahabat ku yang tetap setia menjadi tempatku berbagi segala hal. Dia bahkan rela berangkat pulang pergi Paris dan Indonesia, seperti rumah dan dapur hanya untuk aku. Mengurus segala keperluan ku dan juga Neva di hari bahagia kami nantinya. Kenapa bukan aku yang pergi? Karena aku tidak ingin Neva mengetahui rencana ini. Aku berencana untuk memberi kejutan pada Neva nantinya.

Karena untuk mempersiapkan acara pernikahan nanti, aku meminta Neva pagi ini untuk dapat mengambil cuti. Kami harus melihat gaun yang akan di gunakan. Aku juga telah meminta tolong dari papa dan mama untuk mempersiapkan pakaian yang akan digunakan oleh orang tua kami masing-masing.

"Sayang telpon ayah sama ibu. Nanti aku yang bicara" ucapku pada Neva,

Dengan senang hati, Neva lalu menghubungi orang tuanya. Aku berbicara dengan ibu dan ayah mengenai kabar bahagia ini. Awalnya mereka marah padaku, karena harus mempersiapkan ini dengan sendirinya. Tapi aku kembali menjelaskan dengan baik sehingga mereka menerima alasan ku. Setelah panggilan diakhiri, aku segera mengajak Neva ketempat kerjanya untuk mengajukan cuti sekaligus memberikan undangan pernikahan kami pada atasannya.

Saat mobil dijalankan, handphone Neva berdering menandakan panggilan masuk.

"Sayang, Jessica" ucap Neva dan menunjukan layar hp miliknya

"Pakai loudspeaker coba sayang"

"Mbak, lagi sama kak Jelza kan?"

"Ini, lagi dengar kamu ngomong Jess" ucap Neva

"Kenapa Jess, kakak lagi di jalan"

"Kak, aku gak bisa hadiri pernikahan kakak nantinya. Hari pernikahan kakak, bertepatan dengan hari wisuda ku"

Aku dan Neva sama-sama saling menatap. Sepertinya kami berdua sama-sama pusing sekarang. Ini keluar dari apa yang telah kami rencanakan untuk mempertemukan Audy dan juga Jessica. Meskipun Audy tidak berada di Paris, tapi aku sudah pastikan dia akan hadir di acara pernikahan aku dan Neva.

"Mbak Neva, kak Jelza, apa kalian mendengar ku?"

Ku hentikan mobilku di tepi jalan dan meraih hp Neva, "Jess, tapi kakak juga gak bisa menunda pernikahan kakak. Karena itu sudah disiapkan sama kak Jasmine"

"Aku gak minta kakak menundanya kak. Ini yang kalian tunggu. Lanjutkan kak, aku sangat bahagia untuk itu"

"Oke baik. Kita bicara di rumah nanti malam dek"

"Iya kak. Bye kakak-kakak ku sayang"

Setelah Jessica mengakhiri panggilannya, mobil lalu ku jalankan kembali. Pikiranku sekarang kacau, masalahnya adalah Jessica. Bukan hanya tentang pertemuannya dengan Audy, tapi bagaimana aku membiarkan Jessica sendiri di hari wisudanya.

"Apa kita tidak bisa menundanya sayang?"

"Sayang, itu sudah di setujui. Dan tidak baik jika kita menundanya"

"Lalu bagaimana dengan Jessica sayang? Apa kamu tega?" tanya Neva

Aku tidak lagi membalas ucapan Neva. Aku fokuskan pandangan ku ke arah depan untuk segera tiba di tempat kami melakukan fitting baju. Tidak ada seorang kakak yang tega membiarkan adiknya melalui hari bahagianya sendiri, tapi juga tidak ada seorang adik yang menginginkan pernikahan kakaknya batal hanya karena untuk menghadiri acara wisudanya. Jessica adalah aku, dan aku adalah Jessica. Dan aku tau perasaan adikku saat ini, karena itu juga yang aku rasakan. Aku ingin hadir di acara wisudanya, tapi aku tidak mungkin menunda pernikahan ini.

Soal Rasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang