AUTHOR POV
Kini sekitar pukul 01:22 WIB. Neva baru tiba di rumah. Dia melangkah masuk dengan perasaan bahagia, karena bisa menghabiskan waktunya bersama Haikal. Bahkan ciuman yang mereka lakukan tadi di mobil, semakin membuat Neva begitu tidak percaya hubungannya dengan Haikal yang hanya sebatas teman, bisa melakukan hal itu. Tapi dia sedikit khawatir Jelza akan memarahinya lantaran dia tidak hadir di acara syukuran Zynez.
Dengan pelan dia masuk ke kamar, dan bergegas membersihkan tubuhnya. Bahkan dia tidak berani menatap ke arah Jelza yang kini tanpa dia sadari sudah sedari tadi menangis.
Masuk ke kamar mandi, Neva lanjut bertukar pesan lagi dengan Haikal, sekitar 30 menit dia berdiam di kamar mandi. Neva kemudian meletakan hp miliknya dan segera menuju shower.
Selesai dengan aktivitas mandi, Neva naik ke tempat tidur dan berbaring di samping Jelza. "Kamu dari mana?" tanya Jelza,
"Ada kegiatan kampus, gak enak kalau gak ikut"
Jelza segera bangun dari tidurnya, sengaja malam ini dia membiarkan Zynez tidur di kamar mama Tere. Karena dia pikir malam ini dia dan Neva harus menyelesaikan masalah mereka.
"Kamu hari ini gak ada jadwal kuliah Neva. Kamu kemana?"
"Kamu tau darimana?"
"Nev, kamu lupa jadwal kamu kuliah, aku mengetahui semua?"
Neva yang tersulut emosi juga segera bangun menatap marah ke arah Jelza. "Ini yang aku gak suka dari kamu, apa-apa kamu tau itu, apa-apa kamu tau ini. Kamu terlalu mengatur aku"
"Kamu gak suka tapi kamu bertahan bersama ku, kamu kenapa sih Nev, kamu berubah. Kamu bukan Neva yang aku kenal" ucap Jelza, tanpa sadar air matanya telah mengalir membasahi pipinya. Tapi bukannya merasa kasihan Neva semakin emosi, "Aku capek Jelza. Aku capek, jaga kamu dari kamu hamil, lahiran, terus aku juga harus jaga anak itu. Aku butuh kebebasan"
Jelza menatap Neva tidak percaya, seakan yang saat ini berdiri di depannya bukan Neva. "Anak itu? Anak itu yang kamu maksud itu Zynez Neva. Apa kamu lupa dia anak siapa?"
"Dia anak mu. Bukan anak ku"
Jelza menatap tidak percaya pada Neva, wanita yang begitu dia cintai tega mengeluarkan kata-kata menyakitkan seperti ini. Bahkan Jelza sendiri tidak pernah membayangkan akan hal itu.
Tersadar dengan kata yang di keluarkan, Neva bergerak melangkah ke arah Jelza. Tapi tangan Jelza menahan tubuh Neva untuk tidak mendekat. "Sayang, maafkan aku. Aku.....
"Nev, aku memilih mu karena aku tau kamu yang terbaik untukku. Kamu tidak lupa bukan? Kalau kita sama-sama berjuang untuk saling memiliki. Berjuang untuk dapat restu dari orang tua kita. Tapi jika seperti ini, dan kamu merasa bosan denganku. Kamu boleh tinggalkan aku bersama Zynez. Dari awal aku juga sudah siap untuk ini" ucap Jelza
"Gak sayang, aku minta maaf. Sungguh Jel jangan katakan itu"
"Kamu boleh pergi, aku mohon tinggalkan aku dan Zynez. Silahkan pergi dengan siapa pun, kamu butuh kebebasan bukan? Sekarang aku membebaskan mu"
"Sayang, jangan ngomong gitu. Zynez anak kita, kita akan bersama membesarkannya"
Jelza lantas hanya tersenyum kecil, "Kamu sendiri yang baru mengatakan, Zynez anak ku. Bukan anak kamu" ucap Jelza dan kemudian berlalu meninggalkan kamarnya menuju kamar mama Tere.
Setelah kepergian Jelza, Neva memukul mulutnya. Merutuki kebodohan akibat kata-katanya. Dia teringat hubungannya selama ini yang penuh dengan perjuangan. Neva terduduk di tepi tempat tidur. Entah apa yang terjadi pada dirinya, sampai-sampai dia tega melakukan itu pada Jelza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soal Rasa 2
Teen FictionAku kira ini telah berakhir dengan bahagia. Tapi ternyata aku salah, aku harus mendapatkan sakit lagi setelah ini. _ Jelza menarik nafas dan menghembuskannya. "Aku tau kamu bersama seseorang akhir-akhir ini, dan ku rasa mungkin kamu mencintainya. C...