JELZA POV
Aku bergegas bangun saat hp milik ku berbunyi. Ku lihat nama yang tertera di layar, ternyata itu panggilan dari kekasihku. Dengan sedikit kesadaran, aku menekan tombol hijau untuk menerima panggilan tersebut.
"Sayang, kamu baru bangun?"
"Iya sayangku. Kamu sudah pulang kerja?" tanyaku
"Sayang sudah, aku sampai udah mau tidur"
"Haaa? Ini jam berapa sayang?"
"Di sini jam 21:45, di situ jam 22:45 sayangku"
Aku melebarkan mataku, saat ternyata pintu kamarku masih setia di ketuk. Apa Audy masih di sana?
"Sayang, aku telpon lagi nanti" ucapku dan segera memutuskan panggilanku dan Neva.
Bergegas aku turun dari tempat tidurku, dan membuka pintu kamarku. Dan betapa terkejutnya aku, melihat Audy yang kini terduduk di depan kamar ku ini.
"Jel, saya minta maaf. Tolong jangan resign" ucap Audy dan bergegas berdiri menatapku, Namun mataku teralihkan ke bawah menuju tangannya yang kini memerah.
Aku masih memiliki jiwa empati, lagian ini juga salahku. Aku kemudian menarik Audy untuk masuk ke kamarku.
"Tangan mbak sampai merah begini loh. Kenapa gak balik ke kamar aja sih"
"Saya mau dapatkan maaf dari kamu. Dan saya mau kamu tarik kata-kata kamu untuk tidak resign dari kantor"
Aku kembali tidak menanggapi ucapannya. Bukan karena aku tidak memaafkannya, tapi karena aku bingung harus menjawab apa terkait resign tersebut. Keputusan ku sudah bulat untuk itu, untuk meninggalkan pekerjaan ku. Aku bergegas berdiri dan mengambil beberapa lembar tisu dan membersihkan tangannya. Setelah itu, ku ambilkan minyak obat yang dipersiapkan Neva untuk ku, dan segera ku oleskan minyak obat di tangan Audy.
"Sudah. Mbak boleh kembali ke kamar" ucapku
"Tolong maafkan saya. Dan jangan resign Jel"
"Saya sudah maafkan mbak. Lagian saya juga salah untuk itu"
"Apa kamu tetap ingin resign?"
"Mbak, maafkan saya. Keputusan saya sudah bulat. Saya tetap akan resign setelah kembali dari sini" ucapku
"Kenapa?"
"Saya menyelamatkan hubungan saya dari....."
Ucapanku tergantung, tapi sesaat kemudian. Audy segera berlutut di hadapanku, "Dari saya? Saya berjanji, saya tidak akan mengganggu kamu dan kekasih mu. Tapi tolong jangan resign. Ayah saya telah mempercayakan kamu sejauh ini Jel. Saya tidak ingin mengecewakan ayah kalau sampai dia tau kamu resign karena saya"
"Apa mbak berjanji?"
"Ya, saya berjanji Jel"
Aku segera menarik Audy untuk berdiri, "Baik, saya tidak akan resign. Tapi sewaktu-waktu kalau mbak kembali terang-terangan mengejar dan menganggu saya. Maka saya tetap akan resign mbak"
"Baik kalau begitu" ucap Audy.
Tidak ada pembicaraan lagi yang harus ku bicarakan dengan Audy. Dia lantas pamit dan meninggalkan kamarku. Aku terkadang bingung dengan sikap Audy. Entah apa yang membuatnya begitu menyukai ku, padahal sifat yang ku tunjukan padanya tidak begitu baik.
Setelah kepergian Audy, aku kembali menghubungi Neva. Bertukar cerita dengannya, bahkan aku juga menjelaskan apa yang terjadi antara aku dan Audy barusan. Untungnya kekasihku tetap menerima semua keputusanku dengan baik.
Neva lalu berpamitan untuk tidur terlebih dulu. Sedangkan aku yang mulai merasakan lapar, segera bangun dari tidurku dan membersihkan wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soal Rasa 2
Fiksi RemajaAku kira ini telah berakhir dengan bahagia. Tapi ternyata aku salah, aku harus mendapatkan sakit lagi setelah ini. _ Jelza menarik nafas dan menghembuskannya. "Aku tau kamu bersama seseorang akhir-akhir ini, dan ku rasa mungkin kamu mencintainya. C...