BAB 02

8.4K 467 38
                                    

Alhamdulillah, kembali lagi bersama aku di cerita INGA!

Kita langsung ke ceritanya yah sayang sayang aku!

Happy reading guys!!
.
.
.

*****

Selama hampir sepuluh jam menempuh perjalan Jakarta-Surabaya dengan menggunakan mobil pribadi, akhirnya satu keluarga itu sudah sampai di lingkungan pesantren. Pesantren Al-Falah, pesantren yang di dirikan oleh Kiayi Ibrahim sejak beliau masih muda. Pesantren itu sudah berdiri lama di tanah milik Kiayi Ibrahim sendiri.

Satu mobil hitam melaju dengan pelan dilingkungan pesantren menuju ndalem ( ndalem sebutan untuk rumah keluarga pesantren ). Banyak santri dan santriwati melihat kedatangan mobil itu dan bertanya-tanya siapa mereka.

"Pakai kerudung kamu, kita sudah sampai di pesantren" tutur Fatir yang berada di kuris samping setir.

Dengan malas malas Devi memakai kerudung saudianya. "Udah!"

"Ayo sayang, kita turun" ajak Salma.

Mereka bertiga pun turun dari mobil. Sangat jarang untuk santri dan santriwati berada di area ndalem, jadi tidak ada yang melihat siapa mereka sebenarnya.

"Assalamu'alaikum Abi, Ummi" salam Fatir, mereka bertiga memasuki ndalem.

Kiayi Ibrahim dan Ummi Kultsum tersenyum melihat putra keduanya.

"Waalaikumsalam, ayo masuk Nak" balas Ummi Kulsum.

Fatir pun menyalami Abi dan Ummi nya bergantian dengan Salma dan juga Devi.

"Ya ampun, ini cucu Ummi? MasyaAllah, cantik sekali kamu Nak" puji Ummi Kulsum mengusap kepala Devi yang terutup kerudung berwarna hitam.

"Terimakasih Nek, Devi kan memang cantik dari kecil" narsisnya.

"Ayo Ummi, ajak cucu kita duduk dulu pasti dia capek karena perjalanan yang cukup jauh" kata Abi Ibrahim.

"Ah iya, Ummi sampai lupa. Ayo cantik, duduk" Devi pun duduk di sebelah Salma.

"Abi, Fatir mau menitipkan Devi disini seperti apa yang sudah Fatir bicarakan kemarin" kata Fatir sopan.

"Masyallah, Abi sangat setuju. InsyaAllah Devi akan berlajar dengan baik disini dan akan lebih baik lagi dari Devi sebelumnya"

"Bunda, Devi gerah. Dibuka aja yah kerudungnya?" pinta Devi kepada Salma.

"Hushh! Ini pesantren Devi, kamu harus memakai kerudung disini" timpal Salma, Devi mengerucut bibirnya.

"Gakpapa Nak, dibuka aja. Tapi nanti kalau mau keluar harus dipakai lagi yah" tutur lembut Ummi Kulsum.

"Tidak usah Ummi, kalau tidak belajar dari sekarang mana bisa dia akan lebih istiqomah lagi memakai kerudung" sahut Salma yang tidak enak kepada mertuanya.

"Jadi, kamu setuju tinggal disini sayang?" tanya Abi Ibrahim.

Devi mengangguk. "Tapi dengan satu syarat"

Mereka semua menatap Devi lamat-lamat seperti bertanya 'apa?'

"Devi mau tinggal di asrama aja dan Devi mau merahasiakan jika Devi adalah cucu Kakek. Devi gak mau di panggil Ning, Devi gak mau di istimewakan di pesantren ini, Devi mau seperti santriwati lainnya" lanjutnya menjelaskan syaratnya.

Semua orang memandang satu sama lain dan tersenyum setelahnya.

"Ayah setuju, asal kamu tidak membuat onar di pesantren kakek" kata Fatir.

Istri Nakal Gus AfanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang