BAB 22

6.8K 506 70
                                    

Aasalamu'alaikum gaiss, kembali lagi di cerita aku yang INGA niih.

Semoga kalian gak pernah bosan bosan yah sama cerita aku, tetap suport aku dan tak lupa juga suport pemain utama kita yaitu defan. Suport masa depan mereka yah, suport apapun yang membuatmu mereka bahagia:)

WARNING⚠⚠

JIKA ADA KESAMAAN ALUR, NAMA, TEMPAT DAN WAKTU SEMUA ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN! KARENA CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AKU DAN YANG PERNAH AKU ALAMI.

KATA KATA DAN MOTIVASI DIDALAMNYA BANYAK AKU AMBIL DARI MEDIA SOSIAL DAN ADA JUGA YANG BIKIN SENDIRI, MAKA TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA!!!

Happy reading gaiss!!
.
.
.
.
.

"Jadilah perempuan sederhana yang cara berpakaiannya itu di atur oleh agama bukan oleh dunia."

-Muhammad Rafan Athallah-

"Kamu memperbaiki penampilan mu, kamu mempercantik wajah mu, kamu merawat pola hidup mu. Padahal yang berantakan bukanlah dirimu, melainkan sholat, iman dan ketaatan mu kepada-nya."

-Muhammad Rafan Athallah-

"Takdir itu milik mu ya allah, tetapi doa dan usaha adalah milik kita. Maka dari itu aku berdoa kepadamu untuk mengusahakan agar takdirku bisa kau rubah menjadi lebih baik."

-Basmalah Nigista Azzahra-

"Aku tidak berani mencintai seseorang sebelum diawali dengan kalimat qobiltu, maka aku serahkan semuanya kepadamu ya allah. Izinkan aku lebih mencintaimu sebelum aku mencintai ummatmu."

-Muhammad Arrakha Daniswara-

*****

Langit malam kini terlihat sangat tidak bersahabat. Dari sore tadi, langit begitu sangat mendung membuat semua orang menerka-nerka apakah akan terjadi hujan yang begitu lebat malam ini? Karena takut hujan akan turun saat tengah malam, semua santri yang memiliki jemuran yang belum kering memilih menaruhnya didalam kamar agar tidak terkena air hujan. Ini hujan pertama yang mungkin akan begitu deras jika di lihat dari awan yang begitu gelap malam ini.

Waktu menunjukkan jam 21.00 malam, satu jam lagi adalah batas santri. Tetapi, santriwati satu ini malah bermake-up dengan senyum yang sumringah. Itu semua tak luput dari pandangan aneh ketiga sahabatnya.

"Lo mau nyinden, Dev?" tanya Alifa yang berada di tempat tidur Devi, karena gadis itu kini berada di depan kaca hias.

"Ya kali gue nyinden malam malam gini, yang ada gue di datengin mbak kun lagi." sahut gadis itu masih sibuk dengan bedak nya. Oh yah, alat make-up ini gadis itu dapatkan dari santri baru tadi sore yang kepergok memakai lipstik oleh dirinya. Dengan banyak ancaman, akhirnya alat make-up itu diberikan padanya agar pengurus tidak menghukum santri baru itu.

"Lagian, lo dapet darimana sih tuh make-up?" tanya Violeta saat dirinya melangkah menuju lemarinya.

"Dari santri baru yang datang tadi sore," gadis itu kini memakai hijab segi panjangnya.

"Lo mau kemana dengan penampilan kaya gini, Dev?" kini Mala yang bertanya.

"Mau ketemu Gus Afan, kan mau setoran." gadis itu berdiri setelah selesai melilitkan hijabnya yang tidak menutup dadanya.

Istri Nakal Gus AfanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang